Friday, April 27, 2018

Jelajah Gizi dan Pangan Berkelanjutan

Kira-kira pukul 08.20 WIB pesawat dengan nuansa warna hijau yang kami tumpangi mendarat di bandar udara Ahmad Yani. 

Rombongan berkaos putih dengan lengan merah langsung disambut penjemput yang sekaligus menjadi tour guide. Kami diarahkan langsung ke sebuah bus yang sudah menunggu di luar. Pagi itu, dengan mata yang masih mengantuk perjalanan hari pertama dimulai.

Photo: @nutrisi_bangsa

Ah, gue flash back dulu ke beberapa hari sebelumnya. Tanggal 10 April gue mendapat DM dari akun @nutrisiuntukbangsa. Katanya, postingan gue untuk lomba #JelajahGiziSemarang terpilih masuk dalam 20 besar. 

Reaksi gue? Tentu saja senang. Tidak pernah mengira kalau foto makanan seadanya malah bisa terpilih menjadi salah satu finalis. Biasanya gue kalau ikut lomba post foto di Instagram pasti gak pernah menang. Apalagi harus bersaing dengan para food blogger. Peluang menang pasti tipis banget. Sedih akutu~

Setelah dikabarkan masuk 20 besar gue harus menunggu lagi sebelum dikabarin masuk menjadi 10 besar apa kagak. Sebagai yang sudah makan asam garam dunia perlombaan, gue selalu menaruh ekspektasi serendah mungkin. Gak menang yasudah layaw, yang penting sudah ikutan. 

Tapi, ibarat jodoh yang tak akan lari ke mana, ternyata memang sudah rezeki gue. Di tanggal 12 April lagi-lagi gue dapat DM dan dikabarkan kalau gue terpilih menjadi 10 peserta yang akan ikut dalam #JelajahGiziSemarang. Hooray

Ah, bagi yang belum tahu, #JelajahGizi adalah salah satu program dari Nutricia Sari Husada sejak tahun 2012. Program ini mengajak para blogger untuk mengeksplorasi uniknya keragaman kuliner nusantara sekaligus mendapat ilmu dan wawasan dari setiap perjalanan tersebut. #JelajahGiziSemarang adalah program #JelajahGizi yang keenam. 

Gue sendiri sudah ikut berpartisipasi sejak #JelajahGiziMinahasa dan #JelajahGiziMalang sayangnya belum jodoh. Baru bisa berjodoh di #JelajahGiziSemarang ini. Ini antara bebal dan gak tahu malu memang beda tipis. 

Hari menjelang siang ketika bus berhenti di sebuah rumah makan yang bertuliskan Semarang Restoran. Di depan pintu sudah ada banner #JelajahGizi yang terpasang. Dekorasi sederhana dan sedikit tua membuat rumah makan ini terasa unik. Saat kami masuk beberapa orang panitia masih sibuk mempersiapkan alat-alat. 


Sembari menunggu, para pelayan restoran mendatangi meja yang diduduki 4-5 orang. Mereka mulai menuliskan pesanan kami. Dimulai dari appetizer, makanan utama, dan dessert

Makanan pembuka diantarkan sesaat setelah Bapak Arif Mujahidin selaku Corporate Communication Director Danone Indonesia menyambut dan membuka agenda #JelajahGiziSemarang. Ini kali ketiga gue bertemu beliau, setelah sebelumnya sudah bertemu di acara Danone Blogger Academy dan acara Hari Air Sedunia dari Aqua Lestari di Sukabumi.  

Photo: @nutrisi_bangsa

Menurut Pak Arif, ada 3 poin utama dalam program #JelajahGiziSemarang dengan tema  Eksplorasi Pangan Berkelanjutan di Semarang:
  1. Revolusi pangan.
Konsep Pangan Berkelanjutan adalah bagaimana kita mengenali proses pengolahan makanan,  dari mana asal makanan hingga terhidang di meja. Apakah proses penanaman baik untuk kelanjutan ekosistem alam. 
  1. Dont waste food atau meninggalkan food print.
Keberlanjutan pangan juga dengan mempertimbangkan food waste,  di mana makanan yg dihasilkan tidak terbuang.  
  1. Sistem pangan berkelanjutan. 
Dan terakhir dari konsep Pangan Berkelanjutan adalah makanan yang dikonsumsi harus memberikan dampak kesehatan pada tubuh manusia.

Pak Arif berharap dalam #JelajahGiziSemarang kali ini, baik penyelenggara, panitia, maupun peserta bisa sama-sama belajar mengenai cara pengolahan, penyajian, hingga mengurangi sisa makanan. Sesuai dengan program Danone, One Planet One Earth, Pak Arif percaya bahwa kita hanya hidup satu kali dan hanya memiliki satu bumi untuk ditinggali, sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan yang akan berdampak pada kesehatan manusianya.

Bapak Drs. H. Kasturi, MM selaku Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang menjadi pembicara berikutnya. Beliau menyambut baik kegiatan ini. Karena Semarang adalah kota yang memiliki potensi pangan beragam yang tentunya juga bernutrisi. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang mengapresiasi inisiatif Nutricia Sari Husada yang melakukan kegiatan eksplorasi pangan lokal dan mengajak konsumen agar lebih paham mengenai cara konsumsi yang tidak merugikan kesehatan dan bumi. 

Photo: @nutrisi_bangsa

Pak Kasturi juga membahas tentang asal usul Semarang. Hal yang menarik perhatian gue adalah bahasan tentang Warak Ngendog. Binatang imajiner dari Semarang. 

Sudah sejak lama gue menyukai hal-hal berbau mitologi atau cerita-cerita lokal. Indonesia kaya sekali akan mitologi seperti ini yang menjadikan tiap daerah unik. Makanya gue selalu berisik bahas soal kebudayaan daerah asal gue di medsos--selain bahasan nirfaedah tentunya. Karena kalau bukan kita yang bangga dengan kebudayaan kita dan menceritakannya, siapa lagi?

Warak Ngendog adalah hewan yang dipercaya memiliki kepala naga, berbadan unta, dan berkaki kambing. Sebuah perpaduan yang aneh, ya, namanya juga hewan mitos. Sama seperti di Mesir yang percaya dengan hewan Sphinx. 

Perpaduan Warak Ngendog yang unik ini merupakan akulturasi dari kebudayaan yang ada di Semarang, yaitu naga dari etnis Tionghoa, unta dari etnis Arab, dan kambing dari etnis Jawa. 

Warak Ngendog menggambarkan citra warga Semarang yang terbuka lurus dan berbicara apa adanya. Tak ada perbedaan antara ungkapan hati dengan ungkapan lisan. 

Akulturasi kebudayaan di Semarang bukan hanya tergambar dari hewan imajinernya saja. Masakan dan makanan yang ada di Semarang juga kebanyakan terjadi karena akulturasi tersebut. Misalnya lumpia yang gue pesan sebagai makanan pembuka. 

Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, Ms, PhD menjadi narasumber berikutnya. Profesor Ahmad sudah menjadi narasumber di #JelajahGizi sejak awal program ini diadakan. Beliau membeberkan tentang pentingnya pangan berkelanjutan, bagaimana kondisi pangan di Indonesia, dan aturan resmi mengenai pangan lokal.

Photo: @nutrisi_bangsa

Mengapa pangan berkelanjutan ini penting? Karena ada ratusan juta jiwa di dunia kekurangan gizi secara kronis. Indonesia termasuk dalam 17 negara yang mengalami beban ganda permasalahan gizi. Ada sekitar 37% anak Indonesia yang mengalami stunting. Ini bisa menyebabkan anak-anak gampang menderita penyakit tidak menular. Belum lagi masalah gizi buruk. Masih ingat dengan gizi buruk yang menjadi kejadian luar biasa di Asmat kemarin? Ini contoh kalau Indonesia masih harus banyak berbenah masalah SDM-nya. 

Mengapa perlu ada pangan berkelanjutan? Karena berbicara pangan harus berbicara secara keseluruhan prosesnya. Suatu makanan tidak hanya terjadi karena satu proses saja, ada banyak proses di baliknya yang menyisakan jejak pangan. 

Sebagai konsumen, penting sekali untuk berperan sebagai konsumen yang baik. Yaitu mulai sadar untuk tidak meninggalkan satu butir makanan yang dikonsumsi. 

Maksudnya setiap kali makan jangan ada yang tersisa. Banyak kan kalau pada makan di restoran, pujasera mal atau kondangan, piring-piring numpuk trus masih ada sisa nasi dan lauk. Padahal sisa makanan ini sebenarnya termasuk limbah dan penyia-nyiaan makanan. 

Di setiap agama ada ajaran mengenai cara makan ini. Di agama yang gue yakini diajarkan untuk makan secukupnya. Karena kalau terlalu sedikit pasti masih lapar dan kalau terlalu banyak pasti kenyang bego atau kadang tersisa,  maka makanlah secukupnya saja. Ini yang belakangan gue terapkan juga ke diri sendiri dan keluarga. Karena belajar dari hal kecil seperti ini sangat memengaruhi kelangsungan hidup dan alam sekitar.

Seperti kata Profesor Ahmad, duit mungkin punya Anda tapi sumber daya punya masyarakat. Mari belajar menjadi konsumen yang bijak. Karena kekuatan konsumen yang bersatu tak terkalahkan.





6 comments:

  1. Wah yg kemrin menang lomba foto di instagram ya mbak, asiknya tahun ini semarang yg punya wisata kuliner paling asik.

    ReplyDelete
  2. Jelajah gizi seru yaa, aku pernah ikut beberapa kali blm pernah nyantol. Eh kemaren ke Semarang harusnya kopdar kitaaa

    ReplyDelete
  3. Sama mbak, gw juga udh bbrp kali ikutan. Jodohnya ke Semarang hahahaha

    ReplyDelete
  4. Seru ya acaranya. Selamat ya bisa terpilih. Aku baru tahu ada acara seperti ini loh

    ReplyDelete
  5. Senang sekali ya bisa ikutan acara yang berfaedah bagi jiwa dan raga juga pikiran. Hati senang, perut kenyang, pikiran makin kaya pengetahuan

    ReplyDelete