Wednesday, May 29, 2019

GO-MASSAGE Is Life

Pukul 04.30 suami membangunkan gue. Sudah hari Senin. Lagi. Hari-hari berlalu tanpa gue sadari. Perasaan senja baru saja turun eh tahu-tahu sudah pagi lagi. Subuh itu, suami berniat berangkat ke Jepara karena ada kerjaan dari kantor. Sebulan lamanya. SEBULAN! (harus banget kepslok). Perasaan gue? Biasa aja. Anak-anak gue juga biasa aja. Kami sudah sering ditinggal begini sejak anak pertama belum genap berusia setahun. Hati gue udah tertempa dengan baik. Anak-anak gue juga. Nggak pernah ada drama kalau papanya berangkat anak nangis mewek minta jangan pergi. Mereka sudah tahu, papanya pergi untuk kerja. 

Palingan yang akan drama setelah suami nggak ada itu gue. Ngeluh badan pegel misalnya.
Sejak aktif nge-gym gue sering ngalamin sore muscle. Otot kram. Ini after effect dari latihan angkat beban. Biasanya ini gue rasakan setelah latihan upper body yang memang jarang gue lakuin karena lebih suka latihan lower body/leg. Kebiasaan buruk gue, hanya gue diamkan saja. Padahal bagian pundak selalu terasa kaku.   

Kalau diingat sudah lama sekali gue nggak di-massage. Terakhir itu saat anak kedua berumur 6 bulan atau 1 tahun, gue lupa. 

Keinginan di-massage ini sudah ada dari hari sebelum suami mau pergi. Tadinya berencana ke spa bareng sama suami tapi segala kesibukan dan persiapan dia berangkat bikin rencana bubar jalan. Katanya, gue pergi aja sendiri. Sayangnya guenyaterlalu mager untuk ke luar rumah. Salon terdekat hanya berjarak 1km, tapi ya namanya malas ya malas banget. 

Di Minggu malam gue coba-coba buka aplikasi GO-LIFE. Sudah punya aplikasi GO-JEK sejak lama tapi gue belum pernah nyobain GO-LIFE. Iya, seaneh itu. Karena gue mikir belum perlu banget. Kalau perlu nyalon, salonnya dekat. Kalau pengin beres rumah, tiap hari juga gue beresin rumah, kalau pengin dandan, gue sudah bisa dikit-dikit. 

Pada akhirnya gue butuh juga layanannya karena badan sudah sangat pegel sementara diri terlalu malas untuk ke mana-mana. Pesannya lah gue layanan di GO-MASSAGE.

First impression; setelah memilih jam, hari, jenis kelamin terapis, jasa pelayanan, eh... PENYEDIA JASA TIDAK DITEMUKAN.




Sudah gue lakukan pemesanan berulang-ulang, bahkan gonta ganti hari dan jam eh nggak ada yang terima. *cries in any language*

Sampai akhirnya ada terapis yang terima di hari Senin jam 10.00. Hooray!



Baru juga dijadwalkan eh mbak terapisnya langsung WhatsApp buat mastiin kalau besok gue benar-benar bisa. Gue iyain tentu saja. Masa gue yang tentuin orderan trus nggak jadi. 

Lalu hari itu setelah suami berangkat dan anak-anak ke sekolah, segala pekerjaan rumah gue sudah beres, pukul 09.43 terapis dari GO-MASSAGE yang gue pesan datang. Dia tiba diantar motor. Rupanya itu suaminya. Gue baru tahu waktu lihat di riwayat pesanan kalau keterangannya, terapisnya bakal didampingi. Ini maksudnya diantar sama saudara atau suami sendiri. 

Namanya Mbak Indra Lestari. Orangnya sedikit canggung dan malu. Tapi ketika gue bilang santai aja, dengan sigap dia langsung mengeluarkan segala keperluan untuk memijat. Oh iya, gue memesan layanan Body Massage dan Totok Wajah dengan durasi 90 menit. 



Mbak Lestari, begitu gue manggil dia, membuka jaket yang dia kenakan sehingga memperlihatkan seragam kerja yang di bagian dada sebelah kiri bertuliskan, GO-MASSAGE. Dia menaruh alas berupa kain sarung di tempat tidur dan meminta gue untuk melepas pakaian. Ya kan mau dipijat sebadan-badan, manalah mungkin pakai baju. 

Hanya ada gue dan Mbak Lestari saja. Suaminya yang mengantar sudah langsung pergi, katanya ingin mencuci motor dan akan kembali untuk menjemput. 

Mbak Lestari sedikit pendiam tapi sopan. Dia meminta izin terlebih dahulu sebelum memulai memijat bagian kaki dengan minyak. Dari kaki naik ke badan lalu ke tangan dan pundak. Sesekali gue ajak ngobrol. Bertanya kapan dia mulai bekerja menjadi terapis. Sudah hampir 2 tahun ini, katanya. Suaminya pun seorang terapis di GO-MASSAGE selain menjadi driver GO-JEK. Dalam sehari dia bisa mendapat 5x orderan, hanya saja katanya, di awal bulan puasa itu sangat sepi. Terkadang hanya 1 orderan, terkadang tidak ada sama sekali.

Mbak Lestari sengaja memilih customer perempuan saja dalam melayani. Kemudian dia bablas curhat soal customeryang kadang iseng memesan dengan iming-iming akan memberikan biaya tambahan dengan harapan ada layanan lebih. Tentu saja Mbak Lestari menolak. Dia sedikit gusar ketika menceritakan itu. Gue sedikitnya bisa mengerti perasaannya tapi nggak ngerti dengan tipe orang-orang macam begitu. 

Mbak Lestari memijat seluruh badan gue selama satu jam lebih. Setelah selesai, dia mulai melakukan totok wajah selama 15 menit. Badan gue langsung berasa ringan, apalagi kekuatan pijatan Mbak Lestari pas banget. Gue hampir tertidur sebenarnya pas lagi dipijat itu, tapi nggak enak jadinya maksa diri agar tetap sadar. Hahaha.

Untuk layanan selama 90 menit yang bikin gue jadi makin mager ke luar rumah karena badan terasa ringan dan enak. Gue hanya perlu membayar sebesar Rp130.000 saja. Hanya order lewat GO-LIFE, nunggu di rumah, terapis datang, dilayani dengan baik dan puas, harga segitu ya worth it banget.

Oh iya, review GO-MASSAGE ini benar-benar apa yang gue rasakan sendiriSebuah layanan pijat panggilan praktis dengan hasil memuaskan. Setidaknya untuk kali pertama gue coba sih begitu. Tapi gue yakin semua terapis yang ada di GO-MASSAGE sudah profesional. Mereka sudah dilatih selama 6 bulan dulu secara intens sebelum akhirnya bisa melayani customer dengan baik

Tapi ingat, pijat panggilan ke rumah atau kantor ini bukan pijat plus plus. Tolong dipahami kalau semua terapisnya melakukan untuk kerja yang halal, semisal Mbak Lestari ini. Jangan menjadi manusia yang tidak bisa menahan nafsu dengan otak yang hanya berisi selangkangan saja.

Kalau kalian berminat mencoba pijat panggilan ini, unduh dulu aplikasi GO-LIFE. Nanti kalau mau, gue ada kode referral yang bisa dipakai biar dapat diskonan juga ketika memakai layanan di GO-LIFE. Karena diskonan is lyfe~ 

Pakai kode referral ini ya biar bisa lebih hemat lagi. Hanya berlaku sampai tanggal 10 Juni 2019. Buru.


No comments:

Post a Comment