Saturday, August 3, 2019

Belajar Mewujudkan Mimpi dari Film Mahasiswi Baru


Tahun ini ada nggak sih mimpi yang belum kalian wujudin?

Kalau saya kepengin sekali ke Siau. Tanah leluhur dari keluarga papa saya. Ini sudah menjadi bucket list saya sejak tahun 2013 yang lalu. Sederhana sebenarnya, saya tinggal pulang ke Manado lalu naik kapal cepat ke Siau. Sayangnya, walau kedengarannya mudah tapi tidak semudah itu mewujudkannya. Ada berbagai alasan dan pertimbangan. Setelah 6 tahun memendam, tahun ini (sepertinya) saya bisa mewujudkan mimpi itu. We’ll see...

Bicara mimpi, semua orang pasti punya mimpi. Lastri misalnya, di umur 70 tahun beliau kembali menjadi seorang mahasiswi baru. Ini tentu saja bukan mimpi biasa-biasa saja. Sampai benar-benar dikejar pasti karena ada maksud dan tujuan di belakangnya.

Premis yang menarik bukan? Ini kisah yang terjadi di film terbaru karya Monty Tiwa berjudul Mahasiswi Baru.


Sejak trailer-nya muncul—yang tadinya saya kira adalah web series yang bakal tayang di Youtube, saya langsung tertarik. Kalau mau jujur saya bukan penikmat film lokal. Entah ya, masalah selera saja. Saya kurang merasa engaging dengan plot bahkan cara berakting para pemain kita. Bukan underestimate, kembali lagi soal selera. Makanya saya jarang sekali menonton film Indonesia ketika tayang di bioskop. Mahasiswi Baru ini pengecualian karena memiliki premis yang menarik dan fresh.

Saya mendapat kesempatan untuk menyaksikan screening film ini tanggal 1 Agustus kemarin sekaligus mengikuti Press Conference bersama para pemain yang ada di film tersebut. 

Baiklah, saya mau bahas soal penokohan di dalam film tanpa berusaha spoiler dengan isi film karena saya anti spoiler spoiler club.


Tokoh sentral tentu saja adalah Lastri, perempuan berusia 70 tahun yang diperankan oleh oma Widyawati. Beliau tinggal dengan anak dan menantunya yang tiba-tiba memutuskan untuk kuliah lagi. Saya nggak perlu lah ya membahas akting dari oma Widyawati yang sudah aktif berakting sejak tahun 1967. Saya langsung star struck ketika melihat beliau langsung yang masih tetap anggun dan elegan walau sudah di usia senja.  

Ada Morgan Oey yang berperan menjadi Danny, mahasiswa millenial dengan kelakuan alay-nya. Danny benar-benar representasi dari anak masa kini yang sedikit-sedikit harus memposting kegiatannya di medsos. Saya sudah melihat akting Morgan di beberapa film, dan saya kagum dengan perubahan dan cara beraktingnya yang makin matang. Morgan benar-benar bisa blending dengan karakter yang diperankannya padahal sudah bukan usia anak kuliahan.

Lalu ada Mikha Tambayong, Umay Shahab dan Sonia Alyssa yang masing-masing berperan sebagai Sarah, Erfan, dan Reva. Mereka bertiga bersama dengan Danny menjadi satu geng dengan Lastri selama di kampus. Masing-masing punya karakter yang berbeda dan bertolak belakang tapi bisa menyatu dalam Mahasiswi Baru.     

Saya suka dengan joke dan beberapa kalimat yang keceplosan dari para pemain yang bikin satu bioskop terbahak-bahak. Saya berharap itu adlib bukan hanya sekadar kutipan dari naskah karena pasti pecah banget.

Secara keseluruhan dengan ide cerita yang fresh, film Mahasiswi Baru ini layak menjadi tontonan keluarga. Kita bisa belajar dari mimpi oma Widyawati yang berusaha diwujudkan dan juga segala usaha beliau selama kuliah. Karena tidak mudah menjadi anak kuliah di usia lanjut, apalagi berbaur dengan anak-anak kuliah yang gap usianya terpaut jauh, belum lagi beradaptasi dengan teknologi yang sedang berkembang.

Kalau kalian belum pernah dengar film Mahasiswi Baru, bisa tonton dulu trailer-nya.


Jangan lupa ajak semua keluarga untuk ke bioskop tanggal 8 Agustus nanti. Silakan ketawa dan menangis bareng-bareng ya.
    

  

1 comment:

  1. Wah asli pingin nonton penasaran banget... Sayang di kota saya gak ada bioskop... Harus pergi ke jogja dulu kalau mau ke bioskop 😭

    ReplyDelete