Thursday, July 16, 2015

Sleep Paralysis


Keadaan di dalam rumah begitu gelap. Listrik tiba-tiba saja padam. Aku yang kebingungan di depan pintu masuk bisa melihat dengan jelas, bagaimana sosok anak perempuan berbaju merah itu melintas keluar dari kamar depan. Tubuhnya mengambang ringan. Kedua matanya lekat menatapku. Bola mata yang berisi kejahatan. Ketakutan sekejap membungkusku. Namun aku memaksa agar tetap berdiri. Di dalam pikiranku, aku harus mengeluarkan anak laki-lakiku terlebih dahulu. Tapi kakiku mundur keluar rumah dengan sendirinya, mundur sampai ke pekarangan yang merangas.

Hantu anak perempuan itu sudah menarik pintu rumah dan menguncinya rapat. Entah bagaimana aku bisa membaca pikiran hantu itu. Dia bermaksud membakar rumahku. Rumah yang di dalamnya masih ada anak laki-lakiku.

"JANGAN! JANGAN!" erangku ketakutan campur cemas yang besar.


Sebuah tangan mengguncang tubuh, menarik semua kesadaran. Saat mengerjap keadaan amat gelap, tapi gue langsung mengenali sekeliling yang adalah kamar tidur. Tangan gue langsung meraih telepon genggam yang ada di meja di samping tempat tidur. Baru pukul 1.30 WIB. Baru satu jam setengah gue tertidur. Di samping gue, suami bertanya dengan heran.

"Kenapa sampe teriak jangan jangan?"


Pikiran gue sepenuhnya langsung bekerja, mimpi buruk yang barusan gue alami masih melekat kuat. Akhirnya gue ceritain dari awal isi mimpinya ke suami sampai ke penggalan terakhir. Mimpi buruk yang membuat gue mengalami kelumpuhan tidur.

Itu pengalaman ketindihan gue yang pertama kali. Rasanya kayak nyata banget. Gue bahkan ingat dengan jelas setiap detail dalam mimpi. Mulai dari awal mula sampe gue terbangun. Bagian yang paling seram menurut gue bukan karena adanya hantu dalam mimpi. Ya, hantunya emang seram sik. Tapi yang bikin gue ketakutan itu saat nggak bisa ngeluarin suara atau bergerak sama sekali. Seolah gue kehilangan kontrol atas diri sendiri. Beneran deh, itu ngeri banget.

Iseng gue googling, ternyata sleep paralysis emang menyebabkan halusinasi yang menyeramkan karena otak nggak bekerja maksimal. Dan range usia yang mengalaminya kisaran 25-44 tahun. Duh, pantes gue bisa ngalamin yak. Hahaha. Habisnya gue kira, gue nggak bakal ngalamin hal kayak gitu. Gue pikir hanya orang tua aja yang bakal ngalamin itu. Duh maap, gue emang selalu anggap diri forever young. *dilepehin*

Atau gue pikir karena pola tidur dan kebiasaan hidup tak sehat. Karena gue sering ngeliat itu dialamin sama almarhum papa. Eh malah kejadian juga sama gue. Hahaha. Ternyata salah satu penyebab sleep paralysis emang karena genetik. Pantesan nurun yak. Penyebab lainnya karena migrain, posisi tidur yang telentang, insomnia, depresi dan stres. Gue kayaknya harus amini yang terakhir karena pas kejadian, beberapa hari terakhir emang gue banyak pikiran.

Kalo dibaca di Wikipedia, sleep paralysis tebagi atas dua bagian ISP dan RISP. Kalo ISP hanya terjadi dalam waktu singkat sedangkan RSP dalam durasi yang cukup panjang. Lalu gue ingat, dulu saat gue masih remaja, sering banget ngalamin ISP. Well, mungkin bukan cuma gue aja sik tapi yang lain juga pernah punya pengalaman yang sama. Itu loh, tidur singkat dan tahu-tahu kita langsung terbangun karena ngerasa akan jatuh dari sebuah tempat yang amat tinggi (?). Gue sih seringnya ngalamin mimpi jatuh itu, untungnya nggak sampe bikin gue jantungan.

Gue berharap itu menjadi ketindihan pertama dan terakhir kalinya. Karena pengalaman tidur dan tak bisa berbuat apa-apa itu sangat menyeramkan.

No comments:

Post a Comment