Monday, July 31, 2017

Jangan Berani Datang Sendiri ke Bitung



Tenang, ini bukan kota hantu, kok. Kota Pelabuhan yang berjarak 45 km dari Kota Manado ini adalah salah satu surga tersembunyi di Indonesia. Makanya rugi kalau hanya dinikmati seorang diri. 

Duh, iya gitu. Iyalah, kampung halaman gue emang kece badai. *pasang bulu mata incess di setiap sisi kotanya*

Kenapa kok tiba-tiba bahas kampung halaman? Biasalah, homesick kalo bahasa Swissnya. 

Jadi beberapa hari ini emang lagi kangen rumah nyokap, tetangga, sanak saudara, mantan, dan sisi-sisi kota yang pernah dijamah. (((Dijamah))) 

Karena udah banyak yang sering bahas hal-hal umum tentang Bitung, semisal Pulau Lembeh dan Cagar Alam Tangkoko, gue mau bahas hal lainnya. 

Berikut 6 hal menarik yang ada di Kota Bitung:

1. Miniatur Eiffel Tower


Sejak gue lahir tahunya disebut Eiffel Tower juga sama kayak yang di Paris itu. Sebutan lainnya adalah Menara BRI, karena ada Bank BRI yang terletak di persimpangan di sebelah Selatan dari menara ini. Disebut juga sebagai Menara Kota Bitung.

Ide awalnya muncul dari seorang Walikota Bitung di tahun 1980-an. Di ujung menara dipasang jangkar sebagai lambang kalau Bitung adalah Kota Pelabuhan dan Kota Bahari.

2. Patung Ikan Cakalang


O, ini mesti banget dibahas karena patung ikan ini lokasinya dekat banget sama rumah nyokap gue di Bitung. Mwahahaha. 

Patung ini didirikan karena Bitung juga dikenal sebagai kota penghasil ikan cakalang terbesar di Indonesia.

3. Tugu Adipura


Hampir setiap tahun Kota Bitung mendapat penghargaan Adipura. Karena emang kotanya dirawat bersama oleh semua lapisan masyarakat.

Tiap hari Jumat selalu ada kegiatan membersihkan sekitar secara bersama di tiap-tiap kelurahan. Sebagai bentuk apresiasi karena warga sudah merawat kota sehingga Bitung mendapatkan Piala Adipura dan penghargaan Kota Sehat, dibangunlah tugu ini.

O, lokasinya juga dekat banget dengan rumah nyokap gue.

4. Yaki Panta Merah


Yaki panta merah adalah primata yang menarik untuk dilihat karena kelakuannya mirip sama kelakuan manusia. Satwa endemik ini sudah terancam punah. Jadi tolong ya, yang masih suka makan yaki, go educated yourself and love your nature. Udahlah anjing, ular, kelelawar, tikus, biawak dimakan, eh yaki juga. Please deh. #SaveYaki

5. Pengolahan Ikan Cakalang Fufu


Gue baru tahu lokasi pengolahan ikan cakalang fufu ini di Youtube, dong. 24 tahun hidup di sana ngapain aja, sik? 

Lokasinya ada di Kelurahan Girian Atas. Warga setempat memroses ikan cakalang segar menjadi cakalang fufu sebagai mata pencaharian mereka.

6. Lorpo


Gang Dolly di Surabaya. Kalijodo di Jakarta. Lorpo di Bitung. Lorpo atau Lorong Popaya, dulunya lorong kecil di pusat kota ini dikenal sebagai tempat prostitusi yang identik dengan Kota Bitung. Kini, termakan zaman dan persaingan, bisnis ini perlahan mati. 

Kenapa ini gue anggap menarik? Karena selama tinggal dan besar di Bitung, Lorpo itu ikonik banget. Dari joke-joke receh sampe rumah teman sekelas semasa sekolah ada di sana. 

Ah iya, selain 6 hal di atas. Tentu saja kota kelahiran gue terkenal banget dengan pantainya yang cantik.

Sebut saja Pantai Pasir Putih Baturiri, Pantai Batu Angus, dan Pantai Batu Putih Tangkoko. 3 pantai cantik ini termasuk pantai yang masih jarang dikunjungi wisatawan. 

To be honest, gue baru pernah pergi ke salah satu pantai dari 3 pantai di atas. Please dont judge me. Hahaha. Semoga saat pulkam nanti bisa eksplor semua tempat yang belum gue kunjungi. 

Pantai Baturiri

Pantai Batu Putih Tangkoko

Pantai Batu Angus

Wednesday, July 26, 2017

Gue, Mimpi, dan Gramedia Writing Project (Part 3)

"Saya gak suka ngomong makanya saya menulis," kata Aan Mansyur saat dia mengajarkan kelas Diksi. 

Laki-laki kurus itu memang terlihat canggung sejak dia memperkenalkan dirinya di hadapan 27 peserta dari kelompok 2 di #ExpertWritingClass pagi itu. Tapi dia tetap bercerita karena memang itu tugasnya.


Kami lalu disuruh memperkenalkan diri agar dia bisa mengenal kami dalam sekali perkenalan. Masing-masing mulai menyebut nama dan artinya atau hal-hal kocak yang terkandung di dalam nama itu. Pada akhirnya, tak ada satu pun yang bisa diingat oleh pemilik akun Twitter @hurufkecil. Gue juga kalo disuruh hafal sekaligus saat itu pasti gak ingat juga. 

Karena itulah kemampuan memilih kata/kalimat adalah sebuah risiko untuk menyiptakan sebuah cerita bagi seorang penulis, Aan mulai menjelaskan. Peserta mulai mencatat. 

45 menit berlalu tanpa terasa sama sekali. Porsi yang sedikit sekali untuk mendapatkan ilmu dari seorang penulis puisi terkenal. Tapi bisa dimaklumi karena ada 4 coach lagi dan waktu yang terbatas.

Karena yang hadir ada 81 orang, dibagilah menjadi 3 kelompok. Gue berada di kelompok 2, setelah break sebentar kelompok kami diarahkan menuju library untuk mengikuti kelas Mbak Rosi.


Mbak Rosi L. Simamora mengajar kelas Plot. Penulis Negeri Para Roh ini menjelaskan dengan cara yang bersemangat dan mudah dimengerti. Paling banyak catatan di gue, ya, kelas Mbak Rosi ini. 


Dari kelas Plot kami break lagi untuk makan siang. 

Satu jam break, kelas gue selanjutnya diisi oleh Tere Liye. Ok, kalo boleh jujur gue belum pernah baca bukunya yang tersebar begitu banyak judul di tokbuk Gramedia. Monmaap, Om. Untung di goodiebag dapet buku Bumi karyanya. Jadi ada alasan untuk baca karyanya. #loh



Karena belum baca bukunya dan hanya mengenal sosok Tere Liye dari Facebook, gue jadinya rada judging gitu di awal ketemu. Apalagi saat dia datang dan mulai difoto-fotoin, berkali-kali dia minta agar fotonya jangan diunggah di medsos kepada para peserta. Tetap aja diunggah, sih. 

Dalam gambaran gue, Tere Liye ini sosok menyebalkan. But hey, kata pepatah yang udah bosen diulang-ulang, jangan menilai seseorang dari luarnya saja. 

Tere Liye adalah orang yang menyenangkan dan humble. Cara berceritanya asik. Dia bahkan suka menyapa dan bertanya dengan sopan. Banyak pelajaran yang dia berikan di kelas Karakter hari itu. Pelajaran-pelajaran menarik tentang seorang penulis yang gak akan didapat di buku non fiksi manapun, karena semua adalah pengalaman pribadinya. 

Break lagi sebelum kelas dilanjutkan ke kelas Ci Hetih Rusli dan Bernard Batubara. Gue hanya menarik pokok penting dari penjelasan Ci Hetih karena dia yang paling diburu waktu sama crew Gramedia. Selanjutnya ada @benzbara_ yang memberikan kelas marketing lewat medsos bagi para penulis. 

Waktu bergulir cukup cepat. Pagi sampe sore benar-benar gak berasa. Si adek yang ikut, memilih corat-coret di buku gue trus saat capek di sesi Ci Hetih dia tertidur. Efek pendingin ruangan yang dinginnya sampe ke tulang-tulang eh si adek malah pulas. 

Waktu masuk ke pukul 16.00, gue udah mulai gak sabaran. Selain karena sudah akan diumumkannya siapa pemenangnya, juga gak sabar kepengin pulang. Belum pernah gue ninggalin si kakak sampe setengah hari begitu. 

MC mulai bikin degdegan karena bacanya lama banget kek Daniel Mananta mau bacain pemenang Indonesia Idol. Bisa tidur dulu trus nyuci baju trus ngopi dulu baru deh nyampe ke siapa pemenangnya. 

Pemenang dibacakan dari urutan kelima atau Juara Harapan ke-II. Yang dibacain juga nomor urut pesertanya. Ya mana hafal, Malih. Pas nyebut Seira dan trus endingnya terdengar Lumimuut, gue langsung ngelonjak berdiri. Loh, itu naskah gue? Yang boneng? 

Riuh tepuk tangan bikin gue gak bisa mikir tapi kaki udah maju aja ke depan saat nama gue dibacain. Udah kayak dihipnotis, gitu. Astaga, is this for real? 

Gue? Jadi pemenang kelima? Dari 426 naskah trus mengerucut ke 90 besar sampai ke 73 besar, dan akhirnya 5 besar.

Whaaaaaat?!


Saat pemenang lain mulai dibacakam gue masih berdiri dengan gak percaya. Ini beneran, nih? Bagi seseorang yang gak mempersiapkan diri untuk menang ini rasanya masih mustahil. Perlahan airmata gue jatuh saat pikiran gue dipenuhi perjuangan gue dalam dunia menulis.

Semua penolakan dan kekalahan terasa manis saat bisa mencapai suatu titik yang baik. Titik di mana karya gue bisa diapresiasi oleh penerbit besar tanpa perlu usaha caper ini itu biar karya gue dilirik.


Gue udah mau bersiap pulang saat sesi foto berakhir. Tapi Mbak Vera, editor teenlit di Gramedia meminta gue untuk gabung makan malam bersama para pemenang yang lain. Aduh~

Gue janji ke si kakak bakal nyampe rumah jam 18.00, kalo gak pulang sekarang kasian dia. Dari pihak Gramedia sangat berharap kalo gue bisa ikut dalam acara makan malam tersebut. Bukan hanya para pemenang tapi juga coach, editor dan manajemen bakal ada. 

Akhirnya gue kontak ibu gembala gue, berharap mereka udah ada di rumah dan bisa jemputin si kakak. Berkali-kali gue telepon gak diangkat, nomor bapak gembala juga begitu. Opsi lain adalah teman gue di blok sebelah. Beruntung pas gue nelepon dia pas ngeliat si kakak main dekat situ. Gue minta dia ngajakin si kakak main di rumahnya sampe malam biar pulang baru gue jemput. Katanya oke, tenang aja. 

Masalah dengan si kakak akhirnya bisa tertangani. Gue jadi bisa ikut gabung untuk dinner.

Para pemenang disuruh berkumpul di ruangan library. Kami diminta mengisi data-data kemudian diwawancarai sebagai bentuk dokumentasi. 

Seorang crew yang menemani kami menuju salah satu restoran di kawasan Menteng. Di sana kami disambut pihak manajemen dan editor yang sudah lebih dulu tiba.


Makan malamnya menyenangkan dengan menu enak dan percakapan yang kasual. Sayang gue gak bisa lama-lama karena udah pukul 19.30. Akhirnya pamit duluan. 

Tanggal 22 Juli bakal gue ingat sebagai hari yang mengajarkan gue kalo mimpi harus terus dikejar. Sesering apa pun menerima penolakan dan kekalahan. Jangan pernah menyerah. Segala usahamu tak akan pernah sia-sia.


Sekarang, mari mengincar UWRF! :D

Part 1
Part 2

Tuesday, July 25, 2017

Gue, Mimpi, dan Gramedia Writing Project (Part 2)

"Duh, besok harus ke Cirebon sampe minggu depan." Begitu respon Suami saat membaca isi Whatsapp yang baru aja masuk di ponselnya. Waktu itu malam Jumat, gue dan suami lagi di kamar udah mau siap-siap tidur. 

Gue tadinya biasa aja, trus jadi panik saat ingat kalo #ExpertWritingClass diadain hari Sabtu. Lah, trus krucils gimana, nih?


Mari flashback dulu ke belakang. Kalo suka baca blog gue atau follow Twitter atau emang temen gue, pasti udah tahu kalo gue sudah terbiasa ditinggal suami. Gue juga udah biasa bawa-bawa anak ke acara bloger (dengan catatan, diperbolehkan bawa) atau melancong bertiga aja tanpa papanya ke mana-mana. 

Untuk event kali ini rasanya gak mungkin bawa anak karena fokusnya adalah belajar. Namanya aja #ExpertWritingClass. Kalo suami tiba-tiba ke luar kota begini jadinya gimana, dong? 

Gue suka senewen sih kalo planning yang udah direncanain tiba-tiba mesti diubah ke rencana cadangan atau ke tanpa rencana sama sekali. Mungkin karena gue tipe perfeksionis, kalo melenceng dikit jadinya uring-uringan. 

Plan B kalo suami mendadak ke luar kota saat gue ada acara itu ada dua:
  1. Titipin anak ke rumah bapak gembala di gereja gue yang rumahnya gak terlalu jauh. 
  2. Tinggalin anak sendiri main di rumah sambil nitip pesan ke tetangga dan satpam biar bisa bantuin kontrol.

Tapi terlebih dahulu gue mesti nanya dulu ke pihak Gramedia, bisa bawa anak apa enggak? Jadilah gue mensyen ke salah satu editor sekaligus yang bakal jadi coach. Jawabannya bikin lega, "Boleh bawa anak asal anaknya gak berisik." 

Satu masalah terselesaikan. Artinya Plan B gak perlu dipake. 

Tapi, saat gue nanya ke krucils, si kakak malah menolak ikut. Katanya dia mau main aja sama temannya. Btw, anak pertama gue udah 8,5 tahun dan termasuk anak yang mandiri. Sejak TK udah biasa pergi pulang sekolah sendiri tanpa mesti gue jagain. Bahkan dia sendiri yang selalu bilang gpp kalo ditinggal karena dia lebih suka main sama teman-temannya. 

Duh, sebagai mamanya tentu saja gak pernah terbiasa kalo anak selalu milih tinggal. Tapi ini salah satu cara untuk melatih anak mandiri di rumah sebenarnya. 

Karena anaknya percaya diri sekali, jadilah sejak Sabtu malam gue briefing trus. Ngasih tahu apa yang do's and don'ts selama di rumah. Sediain semua keperluannya, dari makanan, camilan, sampe baju ganti. Tapi tetap gue tanya ulang, "Beneran gak mau ikut?" Anaknya malah kekeuh gak mau. Ok!

Sabtu pagi kembali gue briefing si kakak. Dia gue suruh ulangi apa aja perkataan gue semalam. Akhirnya dengan perasaan kuatir dikit, gue sama adeknya berangkat. Ok, kuatir banyak, karena mesti tinggalin dari jam 7 pagi dan estimasi pulang sekitar jam 18.00 baru gue sampe ke rumah lagi. Tapi ya itu, trust your kids. 

Selama menuju Jakarta Creative Hub, lokasi untuk #ExpertWritingClass, giliran si adek yang gue briefing di kereta. Si adek anaknya penurut dan rada pemalu kalo berada di lingkungan baru. Jadi gue gak perlu wanti-wanti sampe berulang-ulang. Di ranselnya gue udah sediain buku gambar, crayon, camilan dan minuman. Karena anaknya demen ngegambar dan ngemil.


Jam 8 lewat dikit akhirnya kami tiba di JCH. Sepi karena masih pagi. Tapi di dalam udah ramai karena udah banyak peserta yang datang. Sedikit grogi karena gue gak kenal siap-siapa selain dua peserta yang udah saling kenal di Twitter, @evasrirahayu dan @akaigita. Tapi baru Teh Eva yang udah pernah ketemu. 

Para crew dari Gramedia yang menyambut di meja registrasi ramah-ramah dan baik. Gue jadi tenang kalo semisal si adek gak dibolehin masuk kelas tapi nitip sama mereka aja. Untungnya sih dibolehin masuk aja karena emang kelasnya santai dan gak kaku.


Dan pada pukul 09.30 lebih dikit #ExpertWritingClass dibuka. 

Duh, panjang juga ya... Ya udah, nanti ada part 3 deh buat ending. Monmaap, maklum ini lahan curcol jadi rugi kalo ngepost gak pake basa basi panjang. Semoga betah baca sampe bagian 3-nya. 

*) bersambung ke part 3 (end) 

Part 1

5 Selebtwit yang Bisa Menjadi Twitter Crushmu #TwitterSeries

Menjadi selebriti sekarang ini tak lagi sulit. Di media sosial sudah banyak yang disebut sebagai selebriti, salah satunya adalah selebtwit.


1. @newsplatter

Namanya Henry Manampiring, om-om gemes keturunan Manado ini dikenal sebagai seleb media sosial di Twitter, Instagram, dan Ask.fm. 

Om Piring, begitu sebutannya, adalah sosok yang cerdas, terbuka, dan humoris yang membuat orang-orang nyaman berinteraksi dengannya. Om Piring sering membahas teknologi atau perkembangan terkini, dia juga memiliki sense of humor yang tinggi dengan caranya sendiri. Witty and smart.

Jika banyak yang menggunakan persona di media sosial, Om Piring menampilkan citra diri aslinya. Dalam kehidupan sehari-harinya Om Piring memang asik untuk diajak ngobrol atau membahas hal serius sekali pun. 

Tak heran banyak remaja dan anak muda yang kagum dengan sosok pria yang bekerja sebagai PR ini.

2. @victorkamang


Kafir, Half Manadonese-Holy ghost, Corporate lawyer, dan masih menolak kerjasama buzzing. Begitu isi bio dari akun @victorkamang yang mulai bergabung di Twitter sejak Maret 2010. 

Jika bosan dengan akun politik, agama, atau yang doyan twitwar tanpa faedah, @victorkamang hadir dengan isi twit yang fresh dan sarkas. Dia bisa menjadi akun yang membahas politik, agama, atau hal-hal tak berfaedah dengan cara elegan. 

Saat yang lain sibuk mencitrakan diri sebagai netizen budiman yang senang traveling atau gegalauan, @victorkamang sibuk mencitrakan sosok Kim Jong Un dan kehidupan warga di Korea Utara yang kebanyakan meme material banget.

Walau jarang mengekspos diri dengan foto selfie @victorkamang bukan sosok fiktif. Dia nyata. Jadi jangan ragu untuk follow.

3. @josephsudiro


Broseph. Begitu dia dikenal di media sosial. 
Kenapa Broseph layak menjadi Twitter crush? 
Karena...

1. Pernah menjadi salah satu bachelor di majalah lifestyle di tahun 2013.
2. Seorang Enviromental Analyst di salah satu perusahaan BUMN yang juga senang traveling tapi jarang dipamerin.
3. Jago main alat musik.
4. Jago main basket.
5. Pintar masak.
6. Lebih ganteng dari Reza Rahadian.

4. @handokotjung


Banyak yang mencoba lucu di Twitter, tapi terkadang jatuhnya garing dan hilang esensi kelucuannya. Hanya sedikit yang bisa menjadi lucu dan out of box

Salah satunya adalah @handokotjung. 

Kokoh yang bekerja sebagai Graphic Designer twit lucunya sering menjadi viral karena sederhana tapi nampol. Bahkan ada yang di luar pemikiran. 

Salah satu twitnya sedang heboh beberapa hari ini karena butuh 100k RT agar bisa mendapatkan tiket PP ke Raja Ampat gratis dari salah satu agen perjalanan secara gratis. Sila diintip lalu follow twit mana yang butuh 100k RT itu. Bantu Kokoh @handokotjung mewujudkan mimpinya.

5. @Raesaka


Yang main Twitter sejak circa 2010 pasti kenal dengan akun @Raesaka. Isi twitnya selalu konsisten sejak awal, galau dan bikin baper. Banyak yang menjadi klepek-klepek karena twit romansanya. 

Raesaka Yunus namanya, sudah menikah dan memiliki satu anak. Sutradara muda yang pernah menjadi sutradara untuk serial Bima - Satria Garuda ini dulu memiliki hestek sendiri di kalangan selebtwit #SukaSaka karena wajah tampan dan loveable banget sama pasangannya.

Jadi, siapa Twitter crushmu? 

x

Sunday, July 23, 2017

Gue, Mimpi, dan Gramedia Writing Project (Part 1)

Everything starts with a dream.

Sejak menyukai menulis fiksi di tahun 2010 dan merasakan sebuah kebanggaan saat cerpen yang ala kadarnya masuk dalam sebuah antologi yang diterbitkan secara self publishing. Sejak saat itu, salah satu mimpi besar gue adalah ingin melihat buku dengan nama sendiri terpajang di rak-rak buku di seluruh Indonesia.

Mimpi itu mulai gue rajut di 2012 saat berhasil menyelesaikan sebuah novel dalam kurun sebulan saja. Novel fantasi yang idenya muncul sejak anak pertama baru berumur 2 bulan dan direalisasikan saat anak kedua juga berumur 2 bulan.



Novel itu semula diterbitkan secara self publishing karena gue tak sabar ingin memegang bentuknya secara fisik. Lalu, layaknya keinginan para penulis pemula yang ingin karyanya diterbitkan oleh penerbit besar, gue pun mencoba mengirimkan naskah saya ke mereka. 

Diterima? Cencyu tidak~

Beberapa surel masuk semuanya berisi penolakan. Sampai suatu hari tak terduga, salah satu penerbit yang terbilang baru membalas surel gue dengan pernyataan kalo mereka menerima naskah gue. 

Huwow... 

Bahagia? Cencyu saja~

Siapa yang gak senang kalo naskahnya dilirik penerbit besar. 

Berbekal arahan dan permintaan penerbit, gue menyelesaikan semuanya. 

...yang ujungnya berakhir php. 
Sejak menyelesaikan satu novel fantasi, gue makin rajin ikut lomba menulis fiksi. Dari flashfiction, cerpen, dan novela. Gak keitung udah berapa banyak lomba yang gue ikutin. Ada belasan buku antologi berisi nama gue baik yang terbit secara mandiri maupun lewat penerbit besar.


Gue pun mulai menulis lagi novel lainnya. Kembali bergenre fantasi karena genre ini memang kesukaan gue. Naskah yang gue anggap jauh lebih baik dari naskah fantasi yang gue tulis sebelumnya. Saat itu.

Naskah kali ini sudah diikutkan dalam lomba menulis novel, sudah diserahkan ke tangan seorang editor penerbit besar, dan sudah diterima oleh salah satu penerbit. 

Bagian diterima itu terpaksa gue tolak karena penerbitnya dikabarkan mau tutup. Seminggu setelah mengirimkan email kalo naskah gue diterima penerbitnya beneran tutup. Krai.

Sejak itu menulis novel diselesaikan tanpa harus memikirkan lagi harus dikirim ke penerbit besar. Menjadi bentuk fisik lewat self publishing aja sudah sangat bahagia. Hestek bahagia itu sederhana. 

Namun demikian gue tetap rajin ikut lomba menulis fiksi, cerpen maupun novel. Salah satunya melalui Gramedia Writing Project.


GWP batch 1 dimulai di tahun 2013. Gue lolos di seleksi 1 namun gagal masuk ke 20 besar. Demikian pula saat GWP batch kedua, nama gue muncul di 30 besar namun gagal melenggang ke 10 besar.

GWP batch 3 atau #GWP3 diadakan kembali menjelang akhir tahun 2016. Tadinya gue udah hampir menyerah dengan kebiasaan mengikuti lomba menulis fiksi. Gue udah mau bodo amat sama mimpi gue yang pengin melihat buku karya sendiri nongol di toko buku se-Nusantara.

Saat itulah gue bisa melihat kalo ada beberapa teman yang selalu percaya kalo gue bisa mewujudkan mimpi gue. Mereka mendorong gue untuk ikut lagi. Ah, nama-nama teman ini dirilis nanti, deh. Biar penasaran, gitu. *ditempeleng*

Semesta juga seperti memberi kode kalo gue mesti ikutan di #GWP3. Ceritanya gue ikutan lomba blog yang hadiahnya jalan-jalan ke sebuah kota di Sumatera. Nama gue masuk dalam daftar pemenang, tapi bukan hadiah utama melainkan hadiah hiburan berupa voucher belanja di Gramedia. 

Salah satu syarat ikutan #GWP3 itu mesti beli 2 buku terbitan GPU dengan genre teenlit atau YA. Nah, voucher yang gue dapet kayak tanda kalo gue belinya pake itu aja. Bwahahaha...



Setelah memenuhi syarat-syarat yang ada di ketentuan, gue pun mempublish tulisan gue di portal GWP. Cuma 2 bab yang sebenarnya ide ceritanya dari cerita lama yang gue rombak ulang. Abis itu gue udah gak mikirin lagi bagaimana kelaknya. 

Seringnya ikut lomba dan seringnya kalah membuat gue terlatih untuk gak menaruh ekspektasi lagi. Ikut ya ikut aja. Kalo menang Puji Tuhan, gak menang ya biasa aja.

Di waktu pengumuman siapa yang bakal lolos seleksi pertama, gue sempat ngetwit kalo gue gak ngarep naskah gue masuk.



Tahunya, nama gue ada di daftar 90 peserta yang naskahnya lolos. 

Akkkk...

Terang aja gue kaget karena baru ngetwit gak ngarep eh malah namanya nongol. Mengingat banyaknya penulis muda baru yang sedang bergairah menekuni dunia literasi dan fiksi saat ini. Apalagi teman-teman seperjuangan yang gue kenal di awal main Twitter karena lomba menulis circa 2010-2011 udah jarang yang ikutan lomba-lomba beginian lagi. 

Lolos 90 besar bukan berarti jalannya langsung mulus. Semua peserta yang naskahnya lolos harus segera diselesaikan. Pengumuman di bulan Mei, DL-nya di bulan Juni. Duh...

Ya kalo ada yang niat selesaiin naskah sejak awal #GWP3 dibuka banyak waktu yang tersedia. Kalo yang ikutan kek gue cuma posting 2 bab aja dan di laptop naskahnya baru masuk bab 3 ibarat disuruh kerja rodi.

Jadi walau udah lolos di seleksi 1 tapi naskahnya gak selesai artinya gugur. Padahal salah satu keuntungan masuk 90 besar yang naskahnya bisa selesai sebelum DL bisa ikut di #ExpertWritingClass. Deretan nama coach tentu saja bikin mupeng.



Dengan sisa waktu 1 bulan gue malah leyeh-leyeh, streaming drakor, fangirling di Twitter, ngegibah di Grup Anonoh, dsb, dsb. Ya mau diapain dong, gak ada ide sama sekali. :)))

Jelang seminggu sebelum DL gue akhirnya maksain diri. Harus bisa selesai. Kapan lagi bisa ikutan writing class sama penulis besar yang gratisan. Hooh, niatnya udah bukan buat menang lagi tapi nyari ilmu gratisannya itu. Monmaap, mental gratisan gue emang makin parah sejak jadi emak-emak. 

Dua jam sebelum waktu tenggat gue mengirim naskah gue. Bodo amat deh yang penting selesai, itu aja dulu intinya. Padahal udah was-was karena batas minimal halaman gue gak nyampe 150-200 halaman. Hanya 90 halaman doang. 

Pasrah, pasrah deh. 

Mana admin GWP kadang ngetwit rada nakutin gitu. Jadinya mau gak mau mensyen buat nanya kalo gue termasuk peserta yang naskahnya dianggap selesai apa enggak. Eh, gak dijawab, dong. 

Untungnya beberapa hari kemudian akun GWP merilis nama-nama yang bisa ikutan ke #ExpertWritingClass. Dari 90 naskah tersisa 73 naskah, dan yang bisa confirm hadir cuma 61 orang. 20 orang lainnya adalah mereka yang bisa ikut #ExpertWritingClass lewat seleksi cerpen.


Gue langsung lega saat ngeliat nama gue ada di dalam list

*) bersambung ke part 2

Friday, July 21, 2017

SAYA (PERNAH) INGIN BUNUH DIRI


Bunuh diri belakangan semakin marak. Seperti wabah menular yang gampang menjangkiti siapa saja. Dari Indonesia saja baru kemarin ada kabar kematian dengan cara bunuh diri. Dan hari ini datang kabar kalo vokalis Linkin Park, Chester Bennington bunuh diri.

Sebenarnya apa yang membuat orang memilih untuk bunuh diri? 

Suicide is not chosen; it happens when pain exceeds resources for coping with pain - @bentarabumi. 

Bunuh diri asalnya dari rasa sakit yang melebihi kemampuan tubuh. Rasa sakit ini tentu saja berasal dari dalam diri; pikiran maupun jasmani--sehingga sangat krusial. Untuk mengatasi rasa sakit tersebut, muncullah keinginan suicidal.

Gue pernah mengalami fase suicidal. Fase di mana gue merasa udah gak mampu lagi menahan semua beban yang gue terima. It's complicated. Kalo dijelasin ke orang yang gak mengalami pasti gue dianggap lebay atau caper. No, this is just me being honest about myself. 

Tapi kenapa? 

Itu pertanyaan yang bakal dilontarkan ke orang yang mengalami fase suicidal

Karena sebagian orang gak akan mengerti kenapa ada orang-orang yang bisa sampai berada pada fase ini bahkan sampai mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.

Dijelasin pake cara apa pun bakal dihakimi salah. 

Bunuh diri bagi mereka dianggap sebagai sebuah dosa besar karena mendahului kehendak Sang Pencipta. Bunuh diri juga dianggap sebagai jalan pintas yang bodoh. Padahal bukan karena bodoh melainkan karena sudah sangat putus asa dan diri tak mampu lagi menahannya.

Iya, some of us, beneran sampe pada titik itu. Titik di mana tubuh beneran gak mampu lagi menahan semua beban. Kami juga tidak bisa melepaskan beban itu semudah kebelet buang air besar di kamar mandi dan ngerasa plong setelahnya. Gak seperti itu.

Kami juga bukan orang yang gak tahu bersyukur atau beriman. O, please. Stop it with all the holier than thou speech. Gue males bahas soal keimanan atau rasa bersyukur. It's just happening and we can't handle the pressure. 

Seseorang juga tidak serta merta bunuh diri tanpa warning sebelumnya. Seperti gue misalnya, pernah beberapa kali menulis status di media sosial tertentu secara tersirat. Itu upaya gue untuk meminta tolong kepada orang lain. Hanya saja saat itu tidak ada yang peduli. Saat itulah gue masuk pada fase suicidal

This was happened few months ago. I almost killed myself karena ngerasa diri gue beneran udah gak ada gunanya. Semua masalah yang datang semua karena gue dan semua salah gue. 

Iya, itu hal paling berat yang dirasakan seseorang yang berada dalam fase suicidal. We blame ourself

Banyak yang ngira karena pencitraan gue sebagai ekstrovert sejati. I look happy and less problem. Wrong, I laugh a lot and cried a lot too. 

Keliatan hepi di luaran gak jaminan kalo di dalamnya gak rusak. 

So, buat di luar sana yang merasa hidup terasa berat dan tak berharga lagi. I feel you. Tapi please, pikiran ulang jika ingin mengakhiri hidup. Tetap bertahan karena fase itu akan berakhir.

Here some tips dari @bentarabumi jika ada dari kita yang masuk pada fase suicidal, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

1. SADARI

Ini adalah sebuah fase. Fase pasti berganti, ada batas waktunya. 

2. CARI BANTUAN

Telepon teman, saudara, psikolog, posting di medsos sebebasnya; lakukan apa pun yang perlu dilakukan untuk menghindari fase. 

3. HAVE A DAY

Pikirkan hal-hal baik yang bisa menjadi penguatan untuk diri sendiri dan tunggu sampai badainya reda. 

Dan bagi yang memiliki teman, saudara, atau kenalan siapa saja yang punya keinginan untuk bunuh diri. Kenali tandanya, jadikan diri sebagai pendengar yang baik tanpa harus menghakimi, dan berikan bantuan semampu yang kalian bisa. 

Dengan begitu, hidup seseorang baru saja terselamatkan.

Friday, July 14, 2017

Di Balik Akun-akun Anonim #TwitterSeries





"​Make Twitter great again."

Begitu isi postingan sebuah akun yang dijadikan pinned tweet di akun @InfoTwitwor

@InfoTwitwor adalah akun baru yang belakangan ini bikin heboh jagad Twitter. Akun ini dibuat sekitar bulan Mei yang lalu dan dalam kurun tiga bulan followernya sudah lebih dari 29 ribu follower.

Akun @InfoTwitwor adalah akun khusus untuk menangkap dan menyebarkan sebuah twitwar atau percakapan dramatisasi yang berseliweran di linimasa Twitter. 

Beberapa orang berpikir kalau Twitter sudah tak semenyenangkan dulu karena isi bahasan yang berubah. Dari tadinya berisi twit gegalauan, twit garing, twit nyepik sampai ke memetwit menjadi hate speech, perdebatan politik sampai agama. Belum lagi banyaknya konfrontasi di linimasa. 

Ada yang tak menyukai konfrontasi, sedangkan bagi sebagian hal tersebut dilihat sebagai sebuah hiburan. Karena drama-drama dalam kehidupan adalah sebuah opera sabun yang layak untuk dinikmati bagi sebagian orang. 

Dengan alasan inilah muncul banyak akun-akun anonim.

Kemunculan @InfoTwitwor sebenarnya tak ubahnya dengan akun-akun anonim lainnya yang mencari celah di media sosial untuk mendapat panggung. 

Sebut saja dulu ada @FaktaSelebtwit, sebuah akun anonim yang membongkar kelakuan beberapa orang selebtwit dan sempat membuat heboh. Akun ini sempat dipuja netizen yang haus gosip. Namun saat diketahui siapa adminnya, akun tersebut akhirnya menggembok akunnya dan memilih hiatus. 

Lalu ada akun @LambeLamis di Twitter, ini adalah cikal bakal @Lambe_Turah yang sekarang menjadi sangat fenomenal di media sosial. Akun yang tadinya muncul dengan spesialisasi membuka aib artis-artis tersandung gugatan dari salah satu artis yang menjadi bahan gosipnya. Akun @LambeLamis memilih tutup akun dan hilang dari jagad Twitter. 

Namun beberapa waktu kemudian muncul akun @Lambe_Turah di Instagram yang akhirnya menjadi portal akun gosip terbesar saat ini.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan menjamurnya akun-akun anonim di media sosial. Akun-akun ini layaknya seorang pebisnis yang bisa melihat peluang besar untuk mendapatkan keuntungan. 

Hanya saja, bagi sebagian kehadiran akun-akun anonim ini justru menghilangkan privasi seseorang. Padahal jika seseorang sudah menghadirkan dirinya di media sosial, batasan privasi sudah tak ada lagi.

Tuesday, July 11, 2017

Okja: Antara Dongeng dan Satire



​Sutradara Bong Joon Ho kembali lagi dengan film dongeng futuristik tentang babi hasil GMO dan bisnis perusahaan yang gila. 

Okja adalah sebuah film bergenre dongeng scifi yang berisi pesan satire yang kuat dan penuh ketulusan. Film ini baru saja tayang tanggal 28 Juni kemarin di Netflix.

Film ini berkisah tentang Mirando korporasi yang berusaha membangkitkan kembali kejayaan perusahaannya dengan proyek baru yang terdengar ambisius namun masuk akal. Perusahaan ini menjanjikan babi super organik dan ramah lingkungan. Babi super ini dipercaya bisa menjadi bahan pangan yang bebas polusi. 


Presiden baru dari Mirando korporasi adalah Lucy Mirando dan memiliki saudara kembar bernama Nancy Mirando yang diperankan ganda oleh Twilda Swinton. 

Lucy sendiri digambarkan sebagai sosok eksentrik dan fashionable. Yang menganggap dirinya jauh lebih baik dari saudara kembarnya yang pernah menjabat sebagai presiden Mirando korporasi sebelumnya. 

Selain tidak menyukai cara kepemimpinan saudaranya, Lucy juga suka membandingkan dirinya dengan ayahnya. Lucy menganggap ayahnya adalah sosok yang jahat yang merusak imej dari Mirando korporasi sebagai pabrik penyiksa binatang. 

Sekarang, saat Lucy yang berkuasa, dia ingin menjadikan Mirando korporasi sebagai perusahaan yang ramah dan baik untuk lingkungan maupun sekitar.  


Selain sosok Lucy yang eksentrik, ada tokoh bernama Johnny Wilcox. Johnny adalah mantan pembawa acara tv tentang fauna yang sangat disukai. Kebiasaannya mabuk-mabukan membuatnya tak lagi mendapat tempat di televisi tapi beruntung bisa menjadi wajah bagi Mirando korporasi. 

Johnny Wilcox diperankan oleh Jake Gyllenhaal yang hampir-hampir tak dikenali karena akting dan penampilannya yang berkembang drastis.


Protagonis Mija, diperankan oleh Ahn Seo Hyun menjadi satu-satunya perspektif yang waras di film ini. 

Mija adalah anak perempuan yang tinggal bersama sang kakek yang terpilih sebagai salah satu peternak untuk membesarkan seekor babi super di sebuah bukit di pedalaman Korea. 

Kepolosan dan ketulusan Mija dianggap bisa menjadi penyeimbang di antara kegilaan Johnny, Lucy dan Jay. 

Glenn from Walking Dead juga ikutan main. :')

Jay adalah seorang aktivis perlindungan binatang yang diperankan oleh Paul Dano.

Sosok Jay sebagai ketua yang radikal di kelompoknya, terasa hampir mirip dengan karakter Lucy. Jay terobsesi dengan imej diri sendiri dan lebih mementingkan kemurnian ideologi sebagai seorang aktivis.

Di film ini penonton seperti diperhadapkan pada pemimpin-pemimpin hipokrit, di mana satu-satunya yang bisa dipercaya hanya hubungan kedekatan antara Mija dan Okja. 


Karya-karya dari Bong Joon Ho, termasuk film The Host dan Snowpiercer, kebanyakan adalah penggabungan dari dark satire dan scifi action. Dia tak pernah takut untuk memberi "pesan" jelas tentang perbuatan baik dan perbuatan buruk di setiap filmnya.  


Okja adalah sebuah gambaran dongeng berisi satire, keajaiban, dan kegelapan, namun dengan warna ceria. Tapi saat mengetahui moral dari cerita di dalam film ini, kita akan merasa mual pada kenyataan sebenarnya. Karena dongeng tak selamanya berisi tentang kebahagiaan.

*)tulisan ini juga ada di opini.id