Source: AquaLestari |
Air mengalir sampai jauh - sepenggal lirik dari Gesang ini ada benarnya tapi juga yang harus ditambahkan, yaitu air itu juga bergerak. Tidak hanya mengalir dari tempat tinggi ke rendah seterusnya. Pada suatu masa air akan berpindah dari suatu tempat ke tempat lain.
Misalnya yang terjadi di Cape Town, Afrika Selatan. Kota metropolitan berpenduduk empat juta jiwa itu semakin dekat pada Day Zero atau Hari Nol akibat kekeringan selama bertahun-tahun. Dikenal sebagai kota pelabuhan, tapi nyatanya kekurangan air bersih. Penduduk di Cape Town, harus membayar mahal untuk setiap tetes air yang ingin mereka dapatkan.
Beda kasus dengan yang terjadi di Gunung Kidul, saat sumber air mendadak muncul sampai menggenangi kawasan hutan seluas sekitar 30 hektar.
Apa sebenarnya yang terjadi?
Pada hakikatnya, sebagian besar bumi terdiri dari air. Tapi hanya 1% air ada di permukaan sisanya adalah air laut. Sekitar 3% adalah air tawar yang bisa digunakan langsung oleh semua makhluk hidup dan 20% merupakan air serapan yang masih perlu diolah sebelum bisa dipakai untuk kehidupan sehari-hari.
Tahukah kalian kalau jumlah air tanah akan tetap sama; tidak bertambah apalagi berkurang.
Lalu mengapa di Cape Town bisa mengalami kekeringan sedangkan di Gunung Kidul tiba-tiba bisa muncul sumber air baru?
Jawabannya sudah gue paparin di atas, karena air itu bergerak. Ini bukan kata gue ya, tapi kata Pak Karyanto Wibowo selaku Sustainable Development Director Danone Indonesia yang juga diamini oleh Dr. Ir. Nana Arifjaya, MSi yang adalah seorang dosen dan peneliti di Fakultas Kehutanan IPB.
Kebetulan gue mendapat kesempatan bertemu dengan bapak-bapak yang sangat paham urusan air itu di Hari Air Sedunia atau World Water Day yang selalu dirayakan setiap tanggal 22 Maret. Oh, yang mengundang adalah Danone - Aqua. Gue dan para bloger lainnya serta rekan-rekan media, berkesempatan ber-Bincang Air di pabrik Aqua yang ada di Babakan Pari, Sukabumi.
Alasannya sederhana, Danone - Aqua ingin mengajak berbagai pihak untuk sama-sama belajar bagaimana memberikan solusi terhadap pelestarian air.
Hadir juga Pak Arif Mujahidin selaku Corporate Communications Director Danone Indonesia. Kata beliau, air memiliki peranan penting untuk kehidupan makhluk hidup dan karenanya Danone - Aqua selalu berupaya untuk turut menjaga kelestarian air dan lingkungan.
Ajakan positif ini tentu saja terasa menampar, karena Indonesia sebagai negara dua musim airnya masih melimpah ruah. Masih jauh untuk sampai pada Day Zero seperti di Cape Town. Tapi, banyak masyarakat kita selalu lupa untuk menjaga kelestarian air. Masih suka membuang sampah sembarangan, masih suka mencemari air dengan bahan kimia, bahkan masih suka menebang pohon seenaknya tanpa ada kesadaran menanam kembali. Tanpa sadar, masyarakatnya sendiri yang malah bikin negerinya mencapai Day Zero dengan cepat.
Danone - Aqua tidak hanya sekadar memikirkan usaha bisnis saja, tapi juga peduli pada alam. Mereka sudah melakukan upaya dengan memanfaatkan solusi ilmiah yang digabung dengan pembangunan infrastruktur dengan tujuan konservasi (grey infrastructure) di daerah Mekarsari, Sukabumi.
Danone - Aqua bekerja sama dengan LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) IPB Bogor dalam mengembangkan permodelan Soil Water Analysis Tools (SWAT) di Hulu Sub DAS Cicatih, Mekarsari, Sukabumi.
SWAT atau juga dikenal sebagai piranti analisis air dan tanah memiliki banyak manfaat, di antaranya membangun strategi perencanaan konservasi yang efektif. Dengan SWAT, dapat melakukan penanaman pohon dan konservasi sipil teknis yang tepat sesuai dengan kondisi lahan yang ada. Selain itu, dapat juga menghitung dampak dari upaya/praktik pengelolaan lahan, seperti menghitung tingkat resapan air ke dalam tanah, pengendapan tanah hingga penggunaan kimia dari praktik pertanian. Lebih jauh, SWAT juga bermanfaat untuk memprediksi rasio timbulnya bencana alam, jelas Pak Karyanto Wibowo.
Beberapa contoh konservasi yang sudah dilakukan Danone - Aqua di wilayah Mekarsari dan Babakan Pari, di antaranya:
- Penanaman 580.000 pohon yang tersebar di delapan desa.
- Pembuatan kolam resapan air (Water Pond).
- Pembangunan Pemanen Air Hujan (PAH).
- Pembuatan DAM resapan air
- Pembuatan 40 sumur resapan.
Kami mendapat kesempatan melihat sendiri Water Pond dan PAH yang ada di Desa Pesawahan. Di mana air hujan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di mushola, madrasah, sekolah, atau di rumah-rumah warga. Para warga sendiri merasakan sendiri manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari mereka.
water Pond |
PAH |
Sumur Resapan Inovatif |
Danone - Aqua berkomitmen untuk terus meningkatkan program konservasi agar dapat bermanfaat untuk pelestarian air dan lingkungan serta berguna bagi masyrakat sekitar.
Danone - Aqua sudah memberikan contoh kebaikan yang patut ditiru. Lalu kita sebagai masyarakat, sudahkah ikut melakukan kebaikan?
Satu kebaikan sederhana saja seperti membiasakan membuang sampah pada tempatnya cukup untuk membuktikan kalau kita ikut peduli bukan hanya pada lingkungan sendiri tapi juga sekitar. Siapa tahu dengan membiasakan itu di diri sendiri atau di keluarga bisa menularkan pada orang lain. Karena kebaikan itu menular. Teruskan, jangan berhenti di kamu.
Facebook: Aqua Lestari
Twitter: @Aqua_Lestari
Instagram: @AquaLestari