Tidak banyak yang tahu
kalau setiap bulan Oktober itu dijadikan sebagai Bulan Eliminasi Kaki Gajah.
Tahun ini bahkan sudah masuk ke tahun keempat POPM atau Pemberian Obat
Pencegahan Massal penyakit kaki gajah. Heu?
Kurangnya berita dan
informasi tentang ini makanya tidak ada awareness
dari masyarakat, termasuk gue. Gue saja baru tahu info ini kemarin, 24
September 2018, saat diundang Kemenkes RI dalam acara temu blogger. Padahal
penyakit kaki gajah ini adalah penyakit menular dan bisa menyebabkan cacat
permanen bagi penderitanya. Mana penyebaran penyakitnya juga sangat mudah,
lewat nyamuk sebagai vektor.
Yang bikin syok adalah,
cacing filaria ini ada di dalam tubuh manusia. Manusia lah inang dari penyakit
ini. Yang akan berubah menjadi penyakit kaki gajah karena nyamuk. Jadi, ketika cacing
ini bertelur maka telur-telurnya akan masuk ke dalam pembuluh darah, lalu
ketika digigit nyamuk, nyamuk akan mengisap darah orang yang mengandung telur
cacing ini. Di dalam tubuh nyamuk mikrofilaria berkembang dan ketika transfer
ke tubuh orang lain lewat gigitan nyamuk lagi, orang tersebut akan mengalami
fase elephantbases 6-12 setelah mikrofilaria masuk ke tubuhnya.
Di Indonesia saja ada
23 jenis nyamuk yang semuanya bisa transfer mikrofilaria dari orang pembawa
cacing filaria ke orang sehat. Kaget? Well,
you should. We should.
Awareness
dari masyarakat terjadi karena tidak banyak yang mendengar tentang penderita
kaki gajah di sekitarnya. Padahal Indonesia termasuk negara endemik penyakit
ini. Bahkan jika dikerucutkan lagi, ada 236 Kabupaten/Kota endemis Filariasis
(penyakit kaki gajah) ini. Itu banyak sekali. Di Jabodetabek saja, beberapa
kota termasuk tempat tinggal gue sekarang ini termasuk daerah endemis. Pusat
endemis terbesar adanya di daerah Jawa Tengah. Duh.
Para penderita kaki
gajah tentu saja lebih banyak memilih tinggal di rumah atau diasingkan keluarga
karena stigma sosial yang salah kaprah di masyarakat. Misalnya, penderita kaki
gajah stadium III ke atas dianggap masih akan menularkan penyakit ini. Yang
sebenarnya adalah, cacing filaria di dalam tubuh mereka justru sudah lama mati
seiring perubahan tubuh yang drastis pada penderita.
Bagaimana
pencegahan penyakit ini?
1.
Menghindari gigitan nyamuk dan memberantas
nyamuk penular. Misalnya dengan rajin membersihkan tempat-tempat yang bisa
menjadi sarang nyamuk, memakai obat nyamuk, atau tidur menggunakan kelambu.
2. POPM atau Pemberian Obat Pencegahan
Massal penyakit kaki gajah.
POPM memiliki fungsi
ganda, yaitu: mencegah filariasis dan mencegah cacingan. Cacing di sini adalah
cacing filaria tentu saja. Karena cacing filaria berbeda dengan cacing yang
biasa diderita anak-anak.
Tujuan dari POPM ada
dua. Pertama, menurunkan kadar mikrofilaria di dalam darah sehingga tidak ada
lagi penularan, walaupun POPM filariasis sudah dihentikan. Kedua, semakin
banyak masyarakat yang minum obat, semakin besar peluang untuk memutuskan
rantai penularan.
Hanya saja ada beberapa
kejadian umum yang akan terjadi usai meminum obat POPM ini, misalnya sakit
kepala, mual, muntah dan demam. Yang perlu diketahui adalah, manusia yang
meminum POPM dan mengalami gejala efek samping diindikasikan membawa cacing
filaria di dalam tubuhnya. Jadi obat itu bereaksi pada cacing. Jika tidak ada
reaksi imun maka manusia tersebut bukan inang.
Lalu bagaimana jika
sudah tertular filariasis?
Ketika masuk pada
Stadium I dan II, jika penderita melakukan pengobatan berkala dengan baik maka
penderita akan sembuh. Tapi jika sudah masuk pada Stadium III menuju stadium
VII, sangat disayangkan karena penderita akan mengalami cacat permanen seumur
hidupnya.
Penyakit kaki gajah ini
tidak bisa dioperasi akibat banyaknya jaringan limfe. Oleh karena itu
diperlukan kesadaran masyarakat untuk bisa mengetahui tentang sebab akibat dari
penyakit ini. Semakin banyak yang tahu, semakin baik untuk melakukan
pencegahan.
Kementerian Kesehatan
mengimbau agar masyarakat mau untuk ikut serta dalam POPM di bulan Oktober
nanti. Seluruh lapisan masyarakat tidak terkecuali. Karena kalau hanya
setengah-setengah sama saja bohong. Rantai penularan tidak akan terputus. POPM
dilakukan satu tahun sekali selama lima tahun. Dengan begitu, diharapkan pada
tahun 2025, negara kita ini sudah bebas dari penyakit kaki gajah.