"Coba, ada yang tahu umur saya berapa?" celetuk dokter Inge di sela memberi materi soal Hidrasi sore itu. Mbak Fika yang kebetulan duduk di samping gue spontan menjawab 39 tahun. Dokter Inge hanya bisa tersipu malu, namun segera membantah.
Ternyata, dokter yang berperawakan mungil dengan rambut pendek itu sudah berumur lebih dari setengah abad. Gue dan peserta Danone Blogger Academy lainnya hanya bisa terperangah dengan pengakuan bu dokter.
Ternyata, dokter yang berperawakan mungil dengan rambut pendek itu sudah berumur lebih dari setengah abad. Gue dan peserta Danone Blogger Academy lainnya hanya bisa terperangah dengan pengakuan bu dokter.
Ya siapa juga yang tidak kaget--dan iri. Untuk ukuran yang sudah layak menimang cucu, dokter Inge terlihat sangat muda untuk usianya yang sudah tidak muda lagi. Aging gracefully bahasa kerennya.
Di tengah kekaguman kami dengan sosok yang jadi pemateri terakhir di hari kedua Danone Blogger Academy tersebut, materi soal Hidrasi dijabarkan dengan sangat baik dan menarik dari dokter Inge. Sesekali perempuan berparas cantik itu bercanda dengan peserta atau berpose saat hendak difoto.
Sejak tanggal 3 November, gue dan 19 orang peserta Danone Blogger Academy terpilih untuk mengikuti rangkaian acara offline dari tanggal 3,4, dan 11 November. Kemudian nanti jika tidak ada halangan, pada tanggal 17-19 November nanti kami bakal diajak untuk visit pabrik Danone yang ada di Klaten (baca: Kleiten). Lalu pada tanggal 16 Desember nanti akan diadakan Graduation Night untuk lulusan akademi pertama ini.
Gue sendiri tak pernah mengira bakal terpilih saat mendaftarkan diri dalam pencarian 20 blogger dari Danone Blogger Academy yang bekerja sama dengan Kompasiana ini. Tadinya, yang penting daftar aja dulu. Urusan terpilih atau gak belakangan.
Tahu-tahu gue malah menerima Whatsapp dari salah satu tim Kompasiana, yang menyatakan kalau gue terpilih. Puji Tuhan sekali. Selalu merendahkan ekspektasi adalah koentji. Itu yang selalu gue amalkan tiap kali mendaftar atau mengikuti lomba apa pun. Karena kalau terlalu berharap tinggi, bisa-bisa tergabung dengan barisan sakit hati yang susah move on.
Lebih bersyukur lagi karena materi yang didapat sejak hari pertama benar-benar sangat bermanfaat dan membuka wawasan sekali. Para pemberi materi pun bukan pemateri sembarang. Sebut saja Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A(K), Professor Rindit Pambayun, sampai Pungkas Bahjuri Ali, STP, Ms, PhD.
Mana ada gue tahu soal stuntingsebelumnya, yang ternyata menjadi permasalahan kesehatan cukup besar saat ini di Indonesia. Atau perihal makanan berbentuk pureternyata tidak mencukupi pemenuhan gizi pada bayi. Atau ada begitu banyak lapangan pekerjaan yang disediakan pemerintah di bidang kesehatan, hanya sedikit yang mau dikirim ke daerah-daerah terpencil. Ibukota selalu menjadi tempat menuai rezeki paling diinginkan.
Ya kalau bukan karena kesempatan ini, gue sama aja kayak anak bastard-nya Ned Stark. You know nothing, Jon Snow.
Gue juga sangat bersyukur karena 19 peserta lainnya sangat welcome. Gampang bersosialisasi dan berbaur tanpa pilih-pilih. Para panitia pun sangat mudah diajak bekerjasama dan sangat baik. Games-games yang ada selama ice breaking pun sangat variatif dan menghibur.
Gue juga sangat bersyukur karena 19 peserta lainnya sangat welcome. Gampang bersosialisasi dan berbaur tanpa pilih-pilih. Para panitia pun sangat mudah diajak bekerjasama dan sangat baik. Games-games yang ada selama ice breaking pun sangat variatif dan menghibur.
Sekali lagi, terima kasih untuk kesempatan ini. Terima kasih Kompasiana. Terima kasih Danone. Satu lagi achievement unlocked tahun ini.