Saya tidak pernah
mengenal ibu mertua saya. Jauh sebelum saya menikah dengan anaknya, dia sudah
lama meninggal.
Penyakit ganas
merenggut hidupnya.
Kanker payudara
tepatnya.
Saya menjadi
bertanya-tanya; kenapa manusia bisa terkena kanker?
Ibu mertua saya
misalnya. Karena jika alasannya pola hidup, dia adalah wanita pekerja keras
dengan gaya hidup yang sehat. Tidak pernah merokok, minum alkohol, rajin jalan
kaki, dan makan makanan olahan rumah buatannya sendiri. Di kampungnya, banyak
yang tetap sehat sampai usia lanjut karena gaya hidup yang sama. Lalu kenapa
ibu mertua saya malah terkena kanker?
Kanker payudara adalah
jenis kanker paling umum didiagnosis pada perempuan di seluruh dunia, termasuk
di Indonesia. Kanker payudara juga merupakan momok paling menakutkan karena
jumlah dan kematiannya pada perempuan paling tinggi di Indonesia.
Mendapat diagnosa
kanker payudara pasti lah menjadi beban bagi seorang pasien dan juga
keluarganya, baik secara ekonomi, psikologis, yang menyebabkan terganggunya
dinamika kehidupan keluarga.
Ketika ibu mertua saya
harus menjalani hari-hari pengobatan selama 2 tahun, dinamika kehidupan dalam
rumah tangganya ikut berantakan. Suami saya pernah berkisah betapa emosinya
ikut terkuras selama 2 tahun itu. Keadaan dalam rumahnya ikut berubah. Segala
hal yang selalu diurus ibunya pada akhirnya menjadi terbengkalai.
Dalam kasus kanker payudara,
jika sel kanker hanya ditemukan di payudara dan dapat dioperasi, kanker
tersebut tergolong stadium dini. Pasien dalam golongan stadium dini ini dapat
bertahan hidup selama 5 tahun jika diobati dengan baik.
Di seluruh dunia, 1
dari 5 perempuan terdiagnosis kanker payudara jenis HER2-positif yang bersifat
agresif. HER2 adalah suatu protein yang diproduksi gen tertentu dan memilki
potensi untuk menyebabkan kanker jika terekspresi berlebihan di permukaan
sel-sel.
Para pasien dengan
HER2-positif sebelumnya diprediksikan memiliki harapan hidup rendah, tapi dalam
15 tahun terakhir dengan adanya perkembangan perawatan kanker payudara yang
lebih maju, pasien kanker payudara HER2-positif dapat ditangani dengan
kemoterapi, radioterapi dan terapi target yang menunjukkan hasil yang jauh
lebih baik.
Roche mengumumkan trastuzumab emtansine, pengobatan
inovatif terbaru untuk kanker payudara yang telah disetujui oleh BPOM. Obat ini
untuk pasien kanker payudara tipe HER2-positif stadium lanjut atau metastatik
yang telah menjalani pengobatan dengan trastuzumab
dan kemoterapi menggunakan taxane.
Trastuzumab emtansine
adalah antibody-drug conjugate yang merupakan obat tunggal yang mensinergikan
dua perlawanan terhadap kanker, yaitu kemoterapi dan terapi target, dalam satu
obat. Trastuzumab emtansine bekerja dengan cara mengikat reseptor HER2 di permukaan
sel kanker dan memblokir sinyal HER2 yang menjadi penyebab pertumbuhan sel
kanker dengan cepat.
Di acara Roche kemarin
hadir para pembicara yaitu Dr. dr. Andhika Rachman, SpPD-KHOM dan Dr. dr.
Cosphiadi Irawan, SpPD-KHOM.
Kedua narsum berharap
dengan ditemukannya trastuzumab emtansine ini, mampu memberikan meningkatkan
hasil pengobatan pasien juga mengurangi beban hidup keluarga pasien.
Saya tahu, ada banyak
sekali pasien kanker khususnya kanker payudara yang sedang berjuang saat ini.
Satu hal yang harus mereka terus pegang adalah harapan. Jangan pernah menyerah.
Ibu mertua saya memilih
menyerah saat itu. Dia memilih menyerah pada penyakitnya. Kesakitan dan beban
emosi membuatnya terpuruk dan memilih tidak ingin melanjutkan lagi perjuangan.
Jika kalian punya
keluarga yang menderita kanker, jangan pernah menyerah dengan dirinya.
Setidaknya sama-sama berjuang sampai pada titik semua sudah tidak bisa
diperjuangkan lagi.
Ingat, harapan itu
selalu ada. Semua ada waktunya.