Thursday, October 25, 2018

Malam Minggu Meriah di Mandiri Karnaval 2018

Gue kalau ditodong, seberapa greget lo ngerayain ulang tahun jawabannya cuma berdoa dan makan bersama keluarga aja. Jomplang banget ketika ditanya ke Bank Mandiri. Seberapa greget lo ngerayain ulang tahun? GUE JADIIN KARNAVAL, APA LO?!


Merayakan ulang tahun ke-20, Bank Mandiri menggelar Mandiri Karnaval di Gelora Bung Karno pada tanggal 20 Oktober 2018 kemarin. Sesuai temanya, perayaannya penuh dengan kemeriahan sebuah karnaval. Ada panggung besar, tenda-tenda berhias lampu, beragam jenis permainan, warna-warni balon dengan bermacam bentuk, hiasan kepala dan topeng, segala jenis hantu lokal, serta tentunya ramainya pengunjung.


Sore itu ketika gue hadir di sana, para pengunjung rata-rata menggunakan kostum berwarna hitam bertuliskan kata Mandiri di bagian dada. Mereka ini adalah direksi dan karyawan beserta keluarga masing-masing yang datang dari berbagai cabang Bank Mandiri se-Jabodetabek bahkan dari luar kota. Pemilihan warna hitam adalah bentuk belasungkawa pada korban gempa di Lombok dan Sulawesi Tengah.

Sesak, penuh, padat, you named it lah. Apalagi di booth-booth makanan. Antrian memanjang seperti ular. Gue hanya bisa duduk bengong di dekat sebuah tenda saking nggak tahu harus ngapain lagi. Tenaga gue seolah diserap oleh lautan manusia yang ada di situ. Kerumunan orang seolah nggak ada habisnya sementara tenggorokan gue sudah kering dan air minum persediaan gue sudah habis.



Setelah tenaga gue balik lagi, gue mengarah ke panggung. Sejak pukul 4 sore panggung tersebut sudah diisi oleh para penampil, para musisi-musisi dan band pop. Gue sempat bertemu dengan sekumpulan orang berkostum, memakai topeng dan sayap yang berwarna-warni. Mereka dengan ramah menyambut para pengunjung yang ingin berfoto bersama. Sementara di area panggung yang masih kosong sore itu, beberapa pengunjung tampak asyik berjoget mengikuti lagu dari penampil pertama, Kopikustik Tegal.


Saat senja semakin habis, musisi yang tampil di atas panggung silih berganti; Gigi Band, Sweet Martabak, Saykoji, Iwa K, SecondBorn sampai Dira Sugandi dan J Flow. Beberapa lagu dari Gigi Band, Sweet Marbatak, Saykoji, Iwa K dan SecondBorn seolah melempar gue ke masa lalu. Lagu-lagu yang sering gue dengar di era 90-an itu seakan membawa rindu pada kenangan-kenangan manis semasa remaja.

Kemunculan para hantu secara tiba-tiba di tengah-tengah pengunjung yang memadati area panggung itu sangat menarik. Beberapa pengunjung sering berteriak dan lari ketakutan saat para hantu mendekat. Ada suster ngesot (yang sayangnya nggak ngesot), ada ibu dari Pengabdi Setan, genderuwo, tuyul dan hantu tanpa kepala.


Ada banyak hal yang bisa dinikmati di Mandiri Karnawal selain hiburan dari hantu dan para musisi. Pengunjung bisa bermain di area permainan, berfoto di booth foto 360, atau ketika sudah lelah ada booth untuk pijat. Selain itu tentu saja ada booth Mandiri untuk layanan top up dan transaksi lainnya.

Semakin malam semakin ramai, setelah beberapa penampil di panggung, malam itu Bank Mandiri meluncurkan beberapa program dan produk terbarunya, yaitu Mandiri Pay dan Mandiri Koperasi. Selain itu dikeluarkan juga e-money terbaru dengan kover Jonathan Cristie. Dan malam itu juga, puncak acara dimeriahkan dengan letupan kembang api ke angkasa.

Sebagai salah satu nasabah Bank Mandiri, rasanya kurang kalau gue tidak ikut memberi doa baik. Selamat Ulang tahun Bank Mandiri ke-20. Sukses selalu dan semoga semakin tumbuh menjadi bank besar yang terdepan dan terpercaya.  



      

       

Speech Delay Penyebabnya Karena Salah Makan?

Anak pertama gue sempat mengalami speech delay sampai dia memasuki taman kanak-kanak. Hanya gue sebagai mamaknya yang tahu dia ngomong apa. Tadinya gue kira ini akibat gue yang terlalu protektif sehingga jarang membiarkan dia bermain di luar rumah. Harus 24 jam bareng mamaknya, nggak boleh jatuh, nggak boleh kotor, dsb. Hampir semua ibu begini juga nggak sih sama anak pertamanya. Apa cuma gue? *nyari teman*

Tapi ternyata salah satu faktor yang bisa membuat anak terlambat bicara adalah karena masalah makan pada bayi dan anak. Lho?

dok: nutrisi untuk bangsa
Informasi ini gue dapat ketika hadir di acara Bicara Gizi dari Nutrisi untuk Bangsa, 20 Oktober 2018 kemarin. Dr. Nur Aisyah Wijaya, SpA(k) selaku Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik mengatakan, kegiatan makan yang salah pada anak selain memengaruhi mulut dan gigi, juga berdampak pada kemampuan anak untuk berbicara.

Eh gimana maksudnya?

Maksudnya adalah, ketika anak masuk pada usia menerima makanan padat lalu mereka tidak mengunyah makanan dengan baik dan benar maka hal tersebut bisa memengaruhi isi mulut dan juga kemampuan anak dalam berbicara. Otot mulut dan gigi yang tidak dilatih dalam pemberian makanan yang sesuai usia bisa memperlambat anak untuk berbicara.  

Perkataan bu dokter seolah menggali kesalahan yang gue buat ketika anak pertama gue masih berada dalam masa emas, yaitu kehidupan di dua tahun pertamanya. Jangan-jangan dulu gue nggak melatih anak gue mengunyah dengan benar. Atau jangan-jangan karena gue memberi makanan tidak sesuai umur. Segala spekulasi itu muncul sehingga memberikan efek rasa bersalah ke gue sebagai mamaknya. Mamak macam apa kau ini?     

Puji Tuhan, anak pertama gue sudah bisa berbicara normal walau kalau gue perhatikan dia belum bisa bercerita dengan runut apa yang dia alami. It’s okay. Bisa dilatih lagi.

Curhatan gue ini hanyalah satu dari sekian banyak permasalahan yang harus dihadapi orangtua. Sekaligus bukti bahwa menjadi orangtua itu tidak semudah melahirkan, mengurus dan membesarkan anak saja. Ada banyak sekali hal yang harus diperhatikan, bahkan detail-detail kecil yang jika luput maka akan memengaruhi tumbuh kembang anak.

Pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan, asupan nutrisi sangatlah penting untuk diperhatikan. Selayaknya gue, pasti banyak ibu-ibu di luar sana yang memberi makan anaknya sekadar asal anak sudah makan dan kenyang. Padahal jika anak tidak mendapat asupan nutrisi yang cukup dampaknya bisa mengarah pada malnutrisi yang berakibat stunting, kecerdasan yang rendah dan bahkan memengaruhi kesehatan secara permanen sehingga sulit untuk diperbaiki.

Gue juga termasuk orang yang tadinya percaya kalau tinggi badan itu faktor utamanya adalah genetik. Nyatanya, tinggi badan anak itu jika dirumuskan 80% asupan nutrisi, 20% genetik. Ketika kita memberi asupan nutrisi secara cukup, maka tidak ada yang namanya stunting. Tapi fakta di lapangan, 7,8 juta balita di Indonesia justru menderita stunting. Miris.

Tumbuh kembang anak di 1000 HPK itu sangat pesat. Anak butuh pemberian makanan yang mengandung zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) dan mikro (vitamin dan mineral). Karena belakangan ini gue mulai suka ngegym, gue jadi banyak baca-baca tentang makronutrisi dan mikronutrisi ini.

Makronutrisi adalah nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang relatif besar. Semua makronutrisi ini akan digunakan oleh tubuh untuk menjadi energi, mengganti sel-sel tubuh yang rusak, dan diperlukan dalam hitungan gram. Jumlahnya tergantung pada banyak faktor, termasuk jenis kelamin dan usia. Sedangkan mikronutrisi adalah nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang relatif kecil. Vitamin dan mineral tidak memberikan energi tapi penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Vitamin dan mineral diperlukan dalam proses metabolisme zat gizi makro.  

Masalahnya, walau gue sudah mengetahui jenis makanan apa yang harus gue beri ke anak, tapi kalau gue nggak paham tentang pola pemberian dan perilaku makan ya sama saja bohong. Karena ini berperan penting untuk mencapai tumbuh kembang optimal pada anak.

Makan adalah sebuah proses alamiah yang terbagi dari eating dan feeding. Eating adalah kegiatan memasukkan makanan ke dalam mulut. Sedangkan feeding adalah interaksi antara anak dan orangtua atau pengasuh dalam kegiatan makan. Tujuan pemberian makan terbagi atas tiga aspek; Aspek fisiologis, aspek edukatif, dan aspek psikologis.

Penelitian di Indonesia, masalah makan pada bayi dan anak diklasifikasikan menjadi innapropriate feeding practice, small eater, dan parental misperception.

Innappropriate feeding practice adalah masalah makan yang disebabkan oleh perilaku makan salah atau pemberian makanan yang tidak sesuai dengan usia. Small eater adalah terminologi yang dipakai pada anak dengan keluhan makan sedikit, status gizi kurang tapi feeding rules sudah benar. Sedangkan parental misperception adalah persepsi salah orangtua tentang perilaku atau pemberian makan pada anak.

Apa saja yang menjadi dampak masalah makan pada anak dan bayi?

Oh banyak. Sebut saja bisa menyebabkan risiko gagal tumbuh, gizi kurang, gizi buruk, stunting, rentan infeksi, kekurangan vitamin dan mineral, sampai gangguan kognitif. Serem? Oh jelas.

Karena itu terdapat tiga aspek tatalaksana untuk mengatasi masalah makan ini, yaitu dengan identifikasi faktor penyebab, evaluasi faktor dan dampak nutrisi, serta melakukan upaya perbaikan.

Bagi ibu-ibu yang anaknya masih dalam 1000 HPK masih ada kesempatan untuk mengatur pemberian asupan nutrisi pada anak. Bagi yang anaknya sudah lewat usia 2 tahun seperti gue, mari bergandengan tangan dalam kekecewaan. Tapi jangan putus harap sih, mari kita tetap memberikan anak-anak kita nutrisi yang baik dan seimbang. Karena mereka masih memasuki masa tumbuh kembang.

dok: nutrisi untuk bangsa




     

Wednesday, October 17, 2018

Investasi Besar di IIF 2018

Ada kegiatan apa di bulan Oktober 2018? Ada banyak sih. Tapi satu kegiatan yang menjadi perbincangan hangat di media sosial antara cebong dan kampret adalah diselenggarakannya IMF-WB 2018 di Bali. Di mana salah satu forum panelnya adalah Indonesia Investment Forum (IIF) 2018.

Kredit: jadimandiri
Dengan semakin dekatnya Pemilu di negara kita, banyak pro dan kontra seputar pelaksanaan IMF-WB 2018 ini. Mendengar kata IMF seolah mendengar kata utang negara yang banyak dan menumpuk. Padahal pertemuan IMF-World Bank di Bali memberikan kontribusi yang baik bagi Indonesia.

Dalam Forum IIF 2018 pada tanggal 11 Oktober kemarin, mengangkat tema terkait paradigma baru dalam pembiayaan infrastruktur yang sangat dibutuhkan Indonesia untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi.

Sebanyak 21 BUMN dan ratusan investor hadir. Para investor akan mengeksplorasi potensi-potensi investasi di Indonesia. Kala itu juga, ada diskusi panel mengenai pembangunan tol di Indonesia dan pendanaan infrastruktur. Ini menjadi salah satu agenda utama IIF, yaitu penandatangan kesepakatan inventasi yang telah masuk ke dalam proyek-proyek BUMN.  

Kredit: jadimandiri
IIF diciptakan untuk menghubungkan para investor dengan para pemangku proyek. Pembiayaan infrastruktur di Indonesia diharapkan tidak lagi mengandalkan APBN dan BUMN tapi juga dibantu swasta dengan berbagai skema termasuk menarik penanaman modal untuk pembiayaan infrastruktur.

Sekurangnya ada 19 kerjasama investasi dan pembiayaan yang ditandatangani dalam IIF. Penandatanganan disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur BI Perry Warjiyo, dan Kepala OJK Wimboh Santoso. Sekaligus menjadi bukti keberhasilan IIF 2018 dalam mendapatkan investari sebesar USD 13,5 miliar.

Kredit: jadimandiri
Forum kesepakatan kerjasama ini diinisiasi oleh Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN.

Inisiatif lain yang dilakukan untuk pembiayaan infrastruktur adalah penerbitan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK-DINFRA). Kontrak Investasi ini diterbitkan oleh Bank Mandiri Group bersama anak perusahaannya yaitu Mandiri Sekuritas dan Mandiri Manajemen Investasi dan bekerjasama dengan PT Jasa Marga (persero) Tbk. Produk Investasi  ini rencananya akan menyasar investor lokal dan global.

Kredit: jadimandiri
KIK-DINFRA akan diperdagangkan di pasar modal dengan target pengumpulan dana mencapai Rp1,5 triliun. Ada pun pengumpulan dana melalui RDPT yang mencapai Rp3 triliun akan memberikan tambahan belanja modal kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Bank Mandiri terus memperkuat dukungan dan percepatan pembangunan proyek infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas dan memangkas biaya pergerakan dan jasa. Bank Mandiri memiliki komitmen yang kuat dalam pembangunan proyek-proyek infrastruktur penting di Indonesia. Semisal, pembangunan jalan tol, pembangunan bandara maupun pelabuhan laut. Untuk itu Bank Mandiri memiliki produk pembiayaan yang bisa dimanfaatkan, termasuk pada tahap pembebasan lahan, pembangunan konstruksi mau pun lahan pengoperasian.

Bank Mandiri sebagai perbankan nasional telah menyalurkan pembiayaan langsung yang signifikan ke sektor infrastruktur hingga mencapai 24% dari total portofolio kredit perseroan. Di akhir Semester I 2018, nilai pembiayaan mencapai Rp165,8 triliun dari total komitmen Rp255,3 triliun yang sudah diberikan kepada proyek-proyek infrastruktur.  

Dalam penyelenggaran IMF-WB 2018, ada beberapa hal yang perlu diketahui masyarakat umum agar tidak terbawa menjadi netizen yang senang nyinyir tanpa tahu informasi yang benar:

Dipilih karena dipercaya.
Indonesia dianggap sebagai negara yang ekonominya sustainable, memiliki daya tahan terhadap krisis, berhasil melakukan reformasi, dan juga juga dinilai sebagai negara yang indah dan kaya akan kebudayaan.


Dihadiri banyak delegasi dan investor.
Ada sekitar 18.000 delegasi dari 189 negara. Para Investor yang datang akan mengeksplorasi potensi-potensi di Indonesia.

Menguntungkan Indonesia.
IMF-WB 2018 menjadi momentum pembuktian kalau penanganan ekonomi negara kita sangat baik di tengah ekonomi dunia yang memburuk.

Tidak Menambah Utang.
Banyak yang berspekulasi, dengan diselenggarakan IMF-WB ini maka Indonesia secara otomatis akan menambah utang. Nyatanya tidak sama sekali.

IMF Ikut Menyumbang untuk Korban Gempa.
Dana sebesar Rp2 Miliar Rupiah merupakan sumbangan kolektif dari manajemen dan satf IMF yang diperuntukkan bagi para korban gempa di Lombok dan Sulteng.

See, tidak perlu terlalu parno ketika mendengar kata IMF karena tujuannya untuk kebaikan bagi negara kita tercinta. Apalagi dalam Indonesia Investment Forum 2018 bisa mendapat investasi besar. Ditambah, keberhasilan PT Bank Mandiri Tbk mengkoordinasikan investasi langsung senilai Rp200 triliun di 21 proyek BUMN. Nikmat dunia mana yang kalian dustakan~  



     

Kamu, Apa yang Kamu Makan

Rasanya sudah kesekian kali gue membahas tentang keadaan diri gue dari tahun lalu sampai sekarang; baik itu di media sosial mau pun di blog. Bagi yang belum tahu, tahun lalu terjadi perubahan drastis pada diri gue. Dibilang tahun buruk tidak juga, karena tahun lalu gue banyak mendapat kesempatan jalan-jalan ke luar kota berkat ngeblog.

Kira-kira menjelang akhir bulan Juli 2017. Entah karena stress, entah karena gue makannya nggak benar. Untuk kali kedua dalam tahun itu gue kena thyphoid atau orang-orang lebih suka menyebut tipes. Itu terjadi beberapa hari jelang keberangkatan gue ke Jogja. Tadinya mau dibatalin saja karena waktunya mepet dan gue nggak boleh terlalu capek biar thyphoid-nya nggak kambuh lagi. Puji Tuhan sih gue baik-baik saja.  

Sewaktu gue ke Jogja, gue nggak nyadar kalau metabolisme gue berubah. Gue nggak menyangka kalau berat badan gue naik drastis. Baru benar-benar yakin gue menggendut ketika melihat hasil foto. Seketika itu juga langsung panik. Eh gile, beneran gue segede ini?

Agustus 2017
Sebagai pemilik postur badan yang selalu proporsional, baik sebelum nikah maupun sudah punya anak dua. Jelas ini mengganggu gue. Masalahnya gue sempat ngegym kala itu. Menurut gue badan gue biasa-biasa aja, nyatanya foto berbicara lain.

Gue nggak tahu itu efek akibat sakit atau memang guenya aja yang rakus lalu denial. Karena seingat gue, iya gue makannya kalap tapi masa sih langsung naik drastis begitu? Normalnya gue 53-55kg setelah timbang usai dari Jogja—wow—63kg saja. Ini setara berat badan saat gue hamil.

Pada awal tahun ini—Januari 2018—gue langsung memutuskan, gue harus mengubah pola makan gue. Tracking lagi asupan makan dengan benar dan kembali berolahraga.

Jadi, sejak Januari itu gue kembali memperpanjang member di gym dekat rumah, mulai latihan angkat beban seminggu 5x, lalu menakar kalori dan makan gue lewat aplikasi penunjang. Oh, ini penting sekali bagi yang mau menjalakan pola hidup sehat. Karena pola hidup sehat itu bukan sekadar berolahraga atau diet semata. Tapi juga harus tahu apa saja yang masuk ke dalam tubuh dan berapa banyak jumlahnya.  

Mei 2018
Karena gue banyak baca. So far, gue sudah jarang sekali mengonsumsi produk makanan yang mengandung gula, tepung-tepungan dan gorengan. Lebih banyak ke makronutrien dan mikronutrien yang baik bagi tubuh.

Makronutrien terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Sebagai yang senang ngegym dan untuk mendapatkan tubuh sesuai keinginan, asupan makronutrien ini penting. Makanan-makanan yang bisa menjadi sumber makronutrien itu banyak. Karbohidrat misalnya; bisa dari gandum, kacang-kacangan, biji-bijian atau umbi-umbian. Biasa disebut karbohidrat kompleks. Untuk protein bisa dari daging, ayam, ikan telur, susu murni, tahu dan tempe. Sedangkan lemak bisa didapat dari tumbuhan maupun dari hewan.

Sedangkan yang termasuk mikronutrien adalah vitamin (yang larut dalam air dan lemak) dan mineral. Mikronutrien diperoleh dari luar tubuh seperti dari makanan dan suplemen karena tubuh tidak mampu memproduksinya dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Walau dibutuhkan tubuh porsinya sedikit tapi mikronutrien ini penting bagi tubuh.

Semenjak gue kena thyphoid itu, asupan makro dan mikro nutrisi ini selalu gue jaga. Slogan you are what you eat menurut gue benar adanya. Karena apa yang masuk ke dalam tubuh kita itu memengaruhi untuk jangka panjang. Kebanyakan penyakit yang diderita manusia pada umumnya sumber utamanya biasanya dari makanan.

Salah satu minuman yang selalu gue minum belakangan ini adalah Herbadrink. Pilihan gue adalah Sari Temulawak. Ini adalah minuman tradisional yang sering kita jumpai dijajakan sama penjual jamu.


Herbadrink Sari Temulawak ini diproduksi tanpa pengawet. Bahkan sugar free. Maksudnya bebas gula pasir yang kalorinya tinggi itu. 100 gram gula pasir itu kalorinya sekitar 400kal. Bayangkan yang pada demen minum teh, kopi, soda yang ada gula pasirnya. Setiap hari berapa banyak kalori yang masuk ke tubuh? Ratusan~

Pemanis dari Herbadrink Sari Temulawak berasal dari Sukralossa, yakni pemanis buatan tanpa kalori. Sukralosa ini tidak memiliki efek jangka panjang pada tubuh. Jadi aman dikonsumsi setiap hari.

Well, kenapa gue memilih Herbadrink Sari Temulawak? Karena SariTemulawak ini bermanfaat untuk memelihara fungsi hati, meningkatkan daya tahan tubuh serta memperbaiki fungsi pencernaan.

Sebagai yang sudah pernah kena thyphoid, Sari Temulawak ini sangat membantu banget. Gue tidak perlu terlalu khawatir jika daya tahan tubuh gue menurun trus gue akan sakit lagi. Buktinya, selama 10 bulan gue aktif ngegym dan rajin minum Herbadrink Sari Temulawak, daya tahan tubuh gue baik-baik saja.    


Saturday, October 6, 2018

GIPTI di BSD City

Sebagai warga Cisauk, tentulah lebih mudah bagi gue untuk mengaku sebagai warga BSD ketika berkenalan dengan orang lain  dan ditanya di mana tempat tinggalnya. Ini tentu saja didasari dengan berbagai alasan. Salah satunya, biar dianggap anak kota. Cisauk sudah cukup lama termasuk dalam jajaran salah satu tempat yang di-bully karena lokasinya dulu terkenal sebagai negeri antah berantah.

Siapa sih penduduk Tangsel yang nggak mau mengaku sebagai anak BSD sekarang ini? Lihat saja perkembangannya sekarang. Wagelaseh. Semua-semua ada di BSD. Mau nyari hunian nyaman, mall, sampai tempat berolahraga ada di sini. Bahkan di BSD digadang-gadang bakal menjadi Sillicon Valley-nya Indonesia. Yang kerja di dunia digital pasti tahulah ini apa.

Selain akan dibangun Digital Hub, pada tanggal 4 Oktober Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau dikenal dengan Puspitek, bekerja sama dengan Sinar Mas Land menggelar acara peletakan batu pertama atau bahasa kerennya groundbreaking dari GIPTI.


GIPTI ini apa? GIPTI singkatan dari Galeri Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi. Lokasinya ya ada di BSD City, nggak jauh dari ICE. GIPTI ini akan menempati area milik Puspitek-Kementerian Riset yang sudah 40 tahun hanya menjadi lahan tidur saja. Luasnya sekitar 15 Ha. GIPTI diharapkan akan menjadi show case dari kemajuan inovasi dan juga teknologi terapan terkini. Bisa menjadi tempat pemberdayaan dan edukasi masyarakat juga di bidang IPTEK, dan juga tempat pemasaran bagi UKM dan startup berbasis teknologi.

Menurut Menristek Muhammad Nasir, yang juga ikut hadir dalam kesempatan groundbreaking ini, GIPTI ini telah digagas sejak taun 80-an. Diharapkan dengan dibangunnya GIPTI bisa menjadi kawasan technopolis yang menjadi pusat pelatihan bagi SDM industri. Gagasan dari Menristek sendiri, salah satunya adalah one professor one thousand student dengan memanfaatkan teknologi pembelajaran jarak jauh. Gagasan ini sudah dilaksanakan di banyak negara maju. Indonesia sudah berencana membangun classroomless sehingga belajar bisa di mana saja.  


Senada dengan itu, Christopher Siswanto Adisaputro, selaku CEO Strategic Land Bank Sinar Mas Land, mendukung pembangunan GIPTI di BSD City karena sekarang ini BSD tengah bertransformasi menjadi integrated smart digital city. Kehadiran GIPTI dapat memperkaya ekosistem di BSD khususnya di sektor teknologi dan riset dan bisa menjadi talent pool bagi sejumlah perusahaan yang nantinya akan ada di kawasan Digital Hub. Diharapkan juga, dengan adanya GIPTI banyak pihak lintas sektor bisa saling berkolaborasi agar bisa mewujudkan Indonesia yang lebih maju lagi di industri yang berbasiskan teknologi.

Pengembangan dari GIPTI sudah sesuai dengan program pengembangan National Science & Technology Park (NSTP) Puspitek. Nantinya akan ada 5 zona seperti Zona Penerima, Zona Display dan Zona Pengembangan Kewirausahaan, Zona Penelitian, dan Zona Kawasan Ruang Terbuka Hijau. GIPTI juga akan dilengkapi dengan  Gateway Park, Techno Park, dan Lake Park.

Ada tiga tenant yang sudah sepakat untuk bergabung dalam pembangunan GIPTI ini, yaitu Purwadhika, Walden Global Service, dan Rumah Kreatif Jogja. Dalam acara groundbreaking kemarin, para pihak yang terlibat dan juga tenant ikut menandatangani MOU bersama.


Gue sih berharap pembangunan GIPTI dan juga Digital Hub di BSD City sesegera mungkin terlaksana. Biar gue bisa secepatnya juga mengenalkan ke anak-anak gue apa saja yang bisa mereka ketahui tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan juga inovasi yang sedang berkembang saat ini. Dan dengan bangga juga gue bisa bilang ke mereka kalau negara kita nggak kalah hebat dengan negar-negara maju lainnya.  

para blogger #SatuBSD
     


  

Wagelaseh, Kamu Warbiasyak!





Sebagai Generasi 90-an, gue tumbuh besar dengan mendengar banyak lagu anak-anak. Sebut saja Trio Kwek-Kwek, Joshua, Cikita Meidy, Maissy, Cindy Cenora, Agnes Monica dan banyak lagi. Era 90-an ini semacam era emas bagi anak-anak karena disuguhi banyak sekali lagu anak-anak juga. Ketika gue sudah beranjak dewasa, tidak banyak atau bahkan hampir tidak pernah mendengar lagu anak-anak lagi. Ini gue-nya aja ya, bukan berarti produksi atau penyanyi anak-anak sudah nggak ada. Apalagi ketika gue sudah menikah dan punya anak, gue sudah nggak tahu lagi siapa penyanyi cilik yang terkenal di masa sekarang. Lagu anak-anak yang gue tahu untuk zaman sekarang aja Cuma Baby Shark. Don’t judge me.

Sampai akhirnya pada tanggal 3 Oktober kemarin gue ke ICE dan menghadiri press conference dari seorang penyanyi cilik bernama Neona.


Nama lengkapnya Anodya Shula Neona Ayu atau dikenal sebagai Neona, duh panjang yes namanya. Neona ini adik dari Naura. Hayo, siapa yang kenal Naura? Gue sih jujur pakai banget nggak kenal juga. Tapi ternyata ketika googling, mereka ini penyanyi cilik yang terkenal di masa sekarang bahkan sudah main di sebuah film berjudul Naura & Genk Juara.  

Neona ini mencuri perhatian publik ketika tampil menggemaskan di konser tunggal sang kakak, tahun 2015 kemarin. Sejak saat itu, Neona mulai dikenal banyak penggemar. Di usia yang sudah menginjak 9 tahun, Neona sudah mengeluarkan 5 buah single. Di antaranya; Ada Neik, Ada Deh, Sisters, Langit yang Sama, dan yang terbaru saja dirilis kemarin itu, Warbiasyak.

Di lagu terbaru ini, Neona berkolaborasi dengan Musisi sekaligus Youtuber ternama, Ananta Vinnie. Lagu Warbiasyak ini adalah lagu yang kaya akan jargon-jargon kekinian yang catchy semisal kata; wagelatseh, neruga, omagah, sampai warbiasyak. Well, kesannya ibarat lagu yang dinyanyiin anak Jaksel banget. Ehe he. Tapi sebagai first impression, gue suka dengan lagunya. Liriknya lirik positif yang mendorong anak-anak agar bisa percaya diri.


Ini menjadi kolaborasi pertama Neona dalam merilis single-nya. Dari pihak Neona sendiri, sudah lama sekali ingin berkolaborasi dengan Ananta Vinnie. Dan ketika diperkenalkan dengan musik Neona, Ananta Vinnie langsung memberikan salah satu beat yang dia punya dan langsung disukai oleh Neona.

Ananta Vinnie sendiri merasa takjub dengan kolaborasinya kali ini. Dia sudah sering berkolaborasi dengan banyak artis, salah satunya Rich Brian dalam lagu terpopuler yang membawa namanya menjadi salah satu rapper Asia terkenal, yaitu “Dat Stick”. Ananta sempat khawatir dengan kolaborasi ini karena Neona masih kecil, dia berpikir kalau proses rekamannnya akan susah dan lama. Nyatanya, apa yang dilakukan Neona melampaui ekspektasi Ananta. Rekaman dimulai dari jam 8 malam bisa selesai jam 11 malam. Artis dewasa saja butuh durasi yang lebih lama dari itu.

Lagu Warbiasyak sedikit berbeda dengan single Neona yang lainnya karena di sini Neona juga ngerap. Selain memakai jargon-jargon kekinian, cara ngomong Neona di lagu ini juga dibikin pakai logat yang unik.


Karena gue sudah dengar bahkan melihat sendiri penampilan Neona di atas panggung. I must admit it, this kid really has a talent.


Nah, kalau kalian penasaran dengan single Warbiasyak ini, lagunya sudah bisa didengarkan di digital streaming platform mana saja. 



Rencananya, lagu ini juga akan dibawakan saat Konser Dongeng 3 yang akan dilaksanakan di ICE BSD tanggal 6 Oktober 2018. Which is hari ini. Dalam konser ini Neona akan tampil ekstra dan berbeda dari konser sebelumnya. So, don’t miss it guys!

mombloggercommunity