Friday, December 30, 2022

Ketenagakerjaan Inklusif bagi OYPMK dan Penyandang Disabilitas

Awal Desember sebuah tempat kopi ternama membuka gerai pertama yang mempekerjakan barista tuli. Kejadian ini menjadi viral di Twitter. Saat saya baca-baca replies dari postingan tersebut, ternyata sudah ada beberapa restoran dan kedai kopi yang mempekerjakan penyandang disabilitas. Bahkan beberapa gerai membagikan sign language dan aplikasi untuk membantu pelanggan saat berinteraksi. 


Saya pikir selama ini masih sedikit perusahaan atau tempat kerja yang mau mempekerjakan OYPMK dan penyandang disabilitas, ternyata sudah cukup banyak. 



Pada tanggal 28 Desember 2022 Ruang Publik KBR bekerja sama dengan NLR Indonesia, mengangkat tema Praktik Baik Ketenagakerjaan Inklusif: Mengantar Mimpi OYPMK dan Disabilitas. Acara ini dipandu oleh Rizal Wijaya bersama narasumber Abdul Mujib, Ketua Forum Komunikasi Disabilitas Cirebon dan Antony Ginting, Recruitment & Selection Manager HO Alfamart


Di berbagai daerah penyandang kusta dan disabilitas dianggap sebagai bagian dari kelompok rentan, mereka seringkali berada dalam kondisi ekonomi yang buruk dan tidak memiliki akses mata pencaharian yang layak. Berbagai bentuk stigma tetap dialami walau sudah menjalani pengobatan dan sembuh dari kusta. Tetap saja mereka masih mendapat diskriminasi, salah satunya kesulitan mendapatkan pekerjaan. 


Pada hakikatnya OYPMK dan disabilitas memiliki hak yang setara dengan orang lain, meski begitu tetap terjadi diskriminasi karena mereka dianggap tidak mandiri. Demi mencapai kemandirian OYPMK dan penyandang disabilitas melakukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan ketrampilan sosial.


Adanya UU No. 8 tahun 2016 membuat beberapa penyandang disabilitas bisa bekerja di perusahaan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena mereka harus beradaptasi dengan lingkungan kerja. Bertemu orang baru tentu saja bukanlah hal yang mudah. Apalagi dengan adanya diskriminasi tentu dapat menghambat proses penyesuaian diri. 


Apa itu Forum Komunikasi Disabilitas Cirebon? 


FKDC adalah sebuah perkumpulan atau wadah untuk berpartisipasi kemampuan, ketrampilan atau pengetahuan antar sesama difabel atau OYPMK. Selain itu sebagai sarana informasi kegiatan sehingga terjadi interaksi untuk saling memotivasi dengan tujuan meningkatkan dan mengentaskan masalah yang dihadapi OYPMK dan penyandang disabilitas. 


FKDC awal berdiri di bulan April 2007, beranggotakan awal sebanyak 285 orang. Terdiri dari penyandang disabilitas sebanyak 235 orang dan OYPMK sebanyak 50 orang yang semuanya tinggal di Cirebon. 


Visi dan misi FKDC tidak muluk-muluk. Visinya tidak ingin terjadi diskriminasi dan adanya pemenuhan hak dan akses bagi OYPMK dan difabel. Misinya menciptakan kesetaraan dan kemandirian pada kelompok OYPMK dan difabel. 


Dalam FKDC sudah ada aksi nyata yang dilakukan, untuk masalah ketenagakerjaan FKDC mendorong OYPMK dan difabel bekerja di Alfamart sebanyak 21 orang. Ada dua orang OYPMK diangkat menjadi PNS, salah satunya guru SMK dan satunya lagi guru di SLB. Dua orang menjadi karyawan LNR, dan dua orang lagi bekerja di PT Semen Tiga Roda. 


Praktik baik ini tentu saja tidak mudah. Stigma sosial yang melekat ke OYPMK dan penyandang disabilitas terkadang menjadi batu sandungan. Untuk itu FKDC mengadakan konseling rekan sebaya dan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait isu-isu OYPMK dan penyandang disabilitas, FKDC mengadakan penyuluhan terkait hak-hak penyandang disabilitas dan cara pandang masyarakat terhadap OYPMK dan penyandang disabilitas. 


Sejak kapan Alfamart menginisiasi ketenagakerjaan inklusif, apa yang mendorong hal tersebut? 


Alfamart memulai rekrutment untuk mempekerjakan OYPMK dan penyandang disabilitas di tahun 2016. Tantangannya bukan hanya menunaikan kewajiban tapi merefleksikan diri sebagai perusahaan dan meninjau dari visi misi dan value perusahaan. Tagline Alfamart adalah dimiliki oleh masyarakat luas. Ketika menyatakan masyarakat luas ini artinya tidak memandang siapa, agama, suku dan dari koalisi apa pun. Ternyata di dalamnya dari perusahaan ini dibangun sudah mendorong menjadi perusahaan inklusif. 


Kualifikasi disesuaikan dengan lokasi kerja, di office, medpost dan store. Dari tiga lokasi OYPMK dan penyandang disabilitas didorong untuk memiliki kemampuan mobilitas secara mandiri, karena cakupan wilayah cukup luas. Lalu didorong dari sisi soft skill, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik. Di perusahaan disediakan learning centre bisa membantu OYPMK dan penyandang disabilitas untuk beradaptasi di lingkungan perusahaan. 


Tahapan tes untuk calon karyawan OYPMK dan penyandang disabilitas, tidak dibedakan dengan orang lain. Secara prosesnya dari melamar, seleksi administrasi dan berkas, psikotest, dan interview semua dilakukan sama. Yang disesuaikan adalah metodenya, semisal menggunakan alat bantu. 


Semoga dengan mulai banyaknya perusahaan atau tempat kerja yang mempekerjakan OYPMK dan penyandang disabilitas, semakin terbantu pula mereka untuk bisa bertahan hidup secara mandiri. Yang penting jangan pernah takut mencoba dan berani untuk menunjukkan kemampuan. 















Wednesday, December 7, 2022

Perempuan, Kultur Melahirkan, dan PCOS

Saya baru tahu term PCOS itu saat scrolling Instagram buka story salah seorang fitnessgram yang saya follow membahas hal ini. Kira-kira itu dua tahun yang lalu. Lalu sempat berpikir struggle yang dia hadapi kok beberapa saya alami juga. Jangan-jangan saya juga memiliki kasus serupa? Ternyata nggak. Ini pure overthinking aja. 


Menurut penelitian 94,2% penyebab PCOS akibat oligomenorrhea atau haid tidak teratur sebagai salah satu penyebab susah hamil. In my case, nihil. Sejak saya mengalami menstruasi di umur 11 tahun, saya jarang sekali telat. Selalu rutin setiap bulan dalam periode 28-33 hari. 


Sabtu, 2 November 2022, saya datang ke Mayapada Hospital Jakarta Selatan. Ini adalah rumah sakit terbaik yang bisa ditemukan di daerah Lebak Bulus. Ada talkshow yang membahas tentang PCOS dan hubungannya dengan kehamilan alami. Narasumbernya ada dr. Malvin Emeraldi SpOG (K) FER - Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Konsultan Subspesialis Fertilitas & Hormon Reproduksi dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS) dan Grace Tahir - Direktur Mayapada Hospital



Apa Itu PCOS? 

Kalau di-Indonesiakan sih jadi Sindrom Ovarium Polikistik. Adalah suatu kelainan pada wanita yang ditandai dengan adanya hiperandrogenisme dengan anovulasi kronik dan tidak disertai dengan kelainan pada kelenjar adrenal maupun kelenjar hipofisis. Sederhananya, PCOS adalah gangguan hormonal yang dialami perempuan di usia subur. 


Dokter Malvin menjelaskan, usia subur perempuan ada di rentang 20-36 tahun. Dan puncaknya itu di usia 20-25 tahun. Seiring bertambahnya umur, sel telur yang diproduksi akan semakin berkurang. 


Seseorang didiagnosis mengalami PCOS jika memiliki dua dari tiga gejala klinis di bawah: 

- Amenorrhea / Oligomenorhea

- Gambaran ovarium polikistik

- Hiperandrogenisme klinik/ laboratorium

PCOS bisa menyebabkan hirsutisme, mens tidak teratur, jerawat membandel, obesitas, dan infertil.  


Bagaimana Manajemen untuk Penderita PCOS? 

- Perubahan gaya hidup

- Induksi Ovulasi

- Insulin sensitizer (obat peningkat insulin) 

- Antiandrogen ( obat penghambat aktivitas seks pada laki-laki) 

- Kontrasepsi oral

- Anti obesitas dan bedah bariatrik 

- Ovarian drilling (meminimalkan jumlah folikel menggunakan jarum panas) 


Apakah Penderita PCOS Bisa Hamil Secara Alami? 


Bisa.

Penderita PCOS tetap bisa hamil alami. Semua tergantung seberapa banyak sel telur yang ada. Sel telur memegang peranan penting dalam keberhasilan hamil. Sekitar 70%, sel sperma 20%, rahim 10%. 

Kans untuk hamil meliputi:

- Usia perempuan masih di bawah 30 tahun

- Cadangan sel telur banyak

- Sel telur/sperma bagus

- Sel telur/sperma masih bisa bertemu secara langsung

- Tidak menunda sampai di atas 35 tahun


Tiga modalitas untuk hamil:

1. Senggama masa subur.

Dokter Malvin selalu menyarankan pasien yang ingin hamil untuk melakukan senggama di masa subur. Cara paling mudah untuk mengetahui masa subur adalah melalui tes ovulasi, dengan Ovutest misalnya. 


Mbak Cheryl selaku Product Manager dari Ovutest menjelaskan deteksi masa subur itu bisa dilakukan melalui aplikasi, sampel urine, sampel air liur, dan suhu basal tubuh. Tapi semua aplikasi hanya bisa memprediksi saja, yang bisa mendeteksi secara akurat adalah lewat urine, air liur atau suhu basal tubuh. 


2. Inseminasi Intra Uterine ( IIU ). Program ini memiliki 8,3% keberhasilan kehamilan. 


3. Program IVF (bayi tabung) terbukti 80% untuk pasien PCOS. Bayi tabung adalah opsi terakhir jika hubungan senggama di masa subur dan inseminasi tidak berhasil. 


Dokter Malvin selalu mengutamakan cara alami adalah proses terbaik untuk hamil sebelum memilih inseminasi atau bayi tabung. 


Sementara Grace Tahir bercerita tentang pengalaman beliau sebagai penderita PCOS. Ibu Grace adalah fighter PCOS dengan 3 orang putri. Beliau menikah di umur 27 tahun. Langsung hamil dan melahirkan anak pertama. Selang 1,5 tahun, Ibu Grace dan suami mencoba untuk mendapatkan anak kedua tanpa proteksi. Sampai sudah lewat 2 tahun belum juga ada tanda-tanda kehamilan. Ibu Grace akhirnya memeriksakan diri ke dokter, saat itulah dirinya divonis menderita PCOS. 

Dari hasil pemeriksaan ditemukan banyak sel telur seperti mutiara tapi kecil-kecil. Belum lagi saat itu dirinya mengalami obesitas, mens tidak reguler, sedikit rambut/bulu di tubuh. Ternyata itu semua adalah symptons dari PCOS. 


Usaha untuk hamil lagi dicoba sampai 3 tahun lebih tapi tidak bisa hamil. Akhirnya Ibu Grace mencoba program inseminasi. Ternyata hal ini efeknya sampai menganggu mental health. Beliau sempat depresi selama setahun. Nggak bisa tidur karena rasa cemas dan ketakutan berlebih. 


Sudah inseminasi dua kali tapi gagal. Dokter menyarankan untuk mengubah pola hidup, melakukan diet agar berat badan berkurang. Ibu Grace akhirnya berserah dengan hidup lebih sehat, stop segala pengobatan hormon sampai akhirnya hamil secara natural. 


Jika kita stress kita tambah susah untuk hamil. Jadi apa-apa jangan terlalu dibawa beban. - Grace Tahir


Untuk anak ketiga, Ibu Grace dan suami menunggu 4 tahun. Memilih untuk tidak melakukan segala program kehamilan, tidak suntik hormon atau inseminasi. Di umur 37 tahun dinyatakan hamil lagi. Sayangnya dikehamilan ketiga didiagnosis anak dalam kandungan akan mengalami down syndrome. Sempat mengalami preeklamsia sehingga harus melahirkan secara c-sectio, padahal dua anak sebelumnya lahir secara normal. 


Sekarang ketiga anak perempuannya tumbuh secara sehat dan normal semua. 


Ibu Grace berpesan, kultur yang harus diubah adalah menilai perempuan secara utuh hanya lewat kehamilan. Padahal nilai perempuan itu tidak bisa diukur hanya berdasar sudah melahirkan berapa orang anak saja. 


Dokter Malvin juga berpesan, support paling penting dalam program hamil berasal dari suami dan keluarga. Gaya hidup juga sangat berpengaruh. 

Bagi saya yang sudah memiliki dua orang anak. Ibu-ibu pejuang garis dua adalah sebenar-benarnya ibu terbaik ketika nanti memiliki anak. Segala perjuangan yang menguras energi, mental dan fisik itu sangat membutuhkan dukungan bukan hanya lingkungan kecil dalam keluarga tapi juga dari lingkungan besar atau masyarakat sehat yang nggak judgemental