Wednesday, August 24, 2016

Pesona Tradisi Adat dari Nusa Utara Sulawesi Utara

Indonesia adalah negeri yang kaya. Tidak hanya dari hasil bumi saja tapi juga kaya dengan seni dan budayanya. Keanekaragaman seni dan budaya di Indonesia menjadi ciri khas dari masing-masing suku yang ada di Indonesia. Salah satunya dari Suku Sangihe.


Sama seperti suku-suku lainnya di Indonesia, Suku Sangihe kaya akan seni dan budaya, mulai dari tari-tarian sampai ke upacara adatnya yang disebut Tulude.


image


APA ITU TULUDE?


Tulude merupakan hajatan tahunan masyarakat Nusa Utara (Kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro) di ujung utara provinsi Sulawesi Utara. Selama berabad-abad acara sakral dan religi ini dilakukan oleh masyarakat etnis Sangihe dan Talaud di mana saja mereka berada. Tradisi budaya ini juga secara perlahan dan pasti mulai diterima bukan saja sebagai milik masyarakat Nusa Utara, tetapi sebagai suatu tradisi budaya masyarakat Sulawesi Utara dan Indonesia pada umumnya. Sebab, di mana ada komunitas masyarakat etnis Sangihe-Talaud, pasti di sana akan ada hajatan Tulude.


Kata Tulude sendiri berasal dari kata "suhude" yang secara harafiah berarti tolak, atau mendorong. Secara luas dapat diartikan sebagai Orang Sangihe menolak untuk terus bergantung pada hal-hal di tahun yang lampau dan siap menyongsong kehidupan yang baru di tahun yang baru.


Tulude adalah kegiatan upacara pengucapan syukur kepada Mawu Ruata Ghenggona Langi (Tuhan yang Mahakuasa) atas berkat-berkat-Nya kepada umat manusia selama setahun yang lalu. Untuk pelaksanaannya, banyak kelompok masyarakat menyelenggarakannya tidak hanya sebagai sebuah bentuk upacara, tetapi dilaksanakan dalam bentuk ibadah-ibadah syukur, mulai dari tingkat RT, lingkungan, kelurahan, jemaat-jemaat, organisasi rukun dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya.


WAKTU PELAKSANAAN TULUDE


Pada masa awal beberapa abad lalu, pelaksanaan upacara adat Tulude dilaksanakan oleh para leluhur pada setiap tanggal 31 Desember, tanggal ini merupakan penghujung dari tahun yang akan berakhir, sehingga sangat pas untuk melaksanakan upacara Tulude.


Ketika agama Kristen dan Islam masuk ke wilayah Sangihe dan Talaud pada abad ke-19, upacara adat Tulude ini telah diisi dengan muatan-muatan penginjilan. Bahkan, hari pelaksanaannya yang biasanya pada tanggal 31 Desember, oleh kesepakatan adat, dialihkan ke tanggal 31 Januari tahun berikutnya. Hal ini dilakukan, karena tanggal 31 Desember merupakan saat yang paling sibuk bagi umat Kristen di Sangihe dan Talaud. Sebab, seminggu sebelumnya telah disibukkan dengan acara ibadah malam Natal, lalu tanggal 31 Desember disibukkan dengan ibadah akhir tahun dan persiapan menyambut tahun baru. Akibat kepadatan dan kesibukan acara ibadah ini dan untuk menjaga kekhusukan ibadah gerejawi agar tidak terganggu dengan upacara adat Tulude, maka dialihkankan tanggal pelaksanaannya menjadi tanggal 31 Januari.


Dalam upacara adat Tulude ini, ada berbagai konten adat yang dilakukan. Pertama, pembuatan kue adat Tamo di rumah seorang tokoh adat semalam sebelum hari pelaksanaan upacara.


Kemudian, persiapan-persiapan pasukan pengiring, penari tari Gunde, tari salo, tari kakalumpang, tari empat wayer, kelompok nyanyi masamper, penetapan tokoh adat pemotong kue adat tamo, penyiapan tokoh adat pembawa ucapan Tatahulending Banua, tokoh adat pembawa ucapan doa keselamatan, seorang tokoh pemimpin upacara yang disebut Mayore Labo, dan penyiapan kehadiran Tembonang u Banua (pemimpin negeri sesuai tingkatan pemerintahan pelaksanaan upacara seperti kepala desa, camat, bupati/walikota atau gubernur) bersama Wawu Boki (isteri pemimpin negeri) serta penyebaran undangan kepada seluruh anggota masyarakat untuk hadir dengan membawa makanan untuk acara Saliwangu Banua (pesta rakyat makan bersama).




[caption id="" align="alignnone" width="517"]image Tari Salo[/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="259"]image Tari Kakalumpang[/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="800"]image Tari Gunde[/caption]

Waktu pelaksanaan upacara adat Tulude adalah sore hari hingga malam hari selama kurang-lebih 4 jam. Waktu 4 jam ini dihitung mulai dari acara penjemputan kue adat Tamo di rumah pembuatan lalu diarak keliling desa atau keliling kota untuk selanjutnya dibawa masuk ke arena upacara. Sebelum kue Tamo ini di bawah masuk ke arena upacara, Tembonang u Banua (Kepala Desa, Camat, Walikota/Bupati atau Gubernur wajib sudah berada di bangsal utama untuk menjemput kedatangan kue adat ini.




[caption id="" align="alignnone" width="448"]image Tembonang u Banua dan Wawu Boki[/caption]

PERAN DAN MAKNA KUE TAMO DALAM UPACARA TULUDE


Upacara Tulude disimbolkan dengan kue Tamo, sehingga mulai dari arak-arakan sampai dengan pemotongan kue dirayakan secara meriah dan penuh penghormatan.


Kue Tamo adalah penganan yang terbuat dari beras ketan dicampur dengan gula merah dan santan lalu dibentuk kerucut seperti nasi tumpeng.


Di bagian puncak dari kue Tamo ini tertancap hiasan dari kertas berwarna-warni yang dibentuk menyerupai pohon. Pembuatan kue Tamo harus di kediaman seorang Mayore Labo, pemimpin adat (keturunan leluhur dari kalangan raja) yang nantinya berhak memotong kue tersebut.




[caption id="" align="alignnone" width="470"]image Mayore Labo dan Kue Tamo[/caption]

Dalam prosesi Tulude, kue adat Tamo menunjukkan peran yang khusus, yakni:
1. Kue Tamo adalah lambang penghormatan tuan pesta kepada tamu.


2. Kue Tamo adalah perlambang bahwa pesta yang diadakan mengandung norma-norma kebangsaan (di puncak kue ada panji atau bendera yang dipancang).


3. Kue Tamo merupakan raja seluruh santapan yang dihidangkan dalam pesta tersebut.


Dilihat dari posisi sentralnya, kie Tamo ternyata memiliki makna mendalam. Adapun makna simbolik yang terkandung:


Pertama, sebagai bentuk pernyataan syukur atas perlindungan Tuhan Semesta Alam pada tahun yang sudah berlalu.


Kedua, permohonan berkat dan kesuksesan untuk tahun baru yang sedang dijalani.


Ketiga, permintaan agar dijauhkan dari penyakit, bencana dan perselisihan dalam masyarakat. Dan tak kalah penting, yakni saat pemotongan dan pembagian kue Tamo terungkap bentuk sakral atas nilai-nilai hidup: penghargaan atas kemanusiaan dan kebersamaan.



Sunday, August 21, 2016

Keseruan Akhir Pekan di #DaihatsuGIIAS2016

Saya selalu menyukai akhir pekan. Walau pekerjaan saya sebagai seorang IRT tidak memandang hari biasa, akhir pekan ataupun hari libur. Semua hari sama saja. Tapi selalu menyenangkan jika anak libur ke sekolah atau suami libur kerja. Ngumpul semua di rumah menikmati akhir pekan. Sayangnya sudah dua minggu ini suami sedang berada di luar kota, jadinya akhir pekan hanya dinikmati bersama anak saja.

Tapi tanpa suami, saya dan anak-anak tetap bisa menghabiskan akhir pekan kami dengan hal-hal menyenangkan. Pergi ke GIIAS 2016 misalnya.

Sewaktu GIIAS diadakan pada tahun sebelumnya, saya belum pernah mampir. Tahun ini saya menyempatkan untuk menikmati keriaannya karena kebetulan mendapat undangan. Ternyata sangat ramai. Kendaraan roda empat dan dua berjubel di parkiran dan jalanan di sekitar International Convention Exibihition (ICE), BSD.

Gaikindo Indonesia International Autoshow dihelat sejak tanggal 11-21 Agustus. Saya datang sehari sebelum penutupan, yaitu tanggal 20 Agustus. Ternyata sangat padat. Lalu lalang orang seperti kerumunan semut yang berbondong mencari makanan mampir pada setiap booth.

Ada begitu banyak booth yang sangat menarik perhatian di GIIAS 2016. Salah satunya booth Daihatsu. Daihatsu menampilkan booth yang terlihat ceria dan bersahabat. Belum lagi karena saya penasaran dengan Sigra, mobil MPV terbaik yang digadang-gadang oleh Daihatsu. Selain itu, Sigra termasuk dalam kategori mobil murah.

image

Saat saya tiba di booth Daihatsu, banyak sekali yang sudah berkerumun untuk melihat Sigra. Entah sekadar untuk bertanya atau melihat-. Kata seorang pengunjung, interior di dalamnya terlihat mewah. Beda dengan mobil murah lainnya. Dan ternyata Sigra terpilih menjadi Best in Product Display dalam Awarding WOW Product Automotive GIIAS 2016.

image

image

Karena membawa anak tentu saja mereka tak bisa diam. Ingin berkeliling ke sana kemari. Mulai dari berlarian dan bermain di depan panggung Daihatsu yang megah. Tertawa dan bercanda...

image

image

image

... sampai ke ruangan Daihatsu Lifestyle yang tampilannya berwarna warni, edukatif dan interaktif.

image

image

image

image

image

image

image

Kedua anak saya terlihat begitu menikmati. Mereka berdua bersemangat untuk menggambar, walau pihak Daihatsu hanya menyediakan kertas dan spidol saja. Anak-anak lain pun demikian. Para orangtua juga bisa ikut meluruskan kaki sejenak di tempat ini setelah berkeliling.

image

image

image

image

Saat anak-anak sedang menulis dan menggambar. Tiga orang perempuan sedang persiapan di samping arena anak. Kostum mereka sangat indah, dengan sayap yang luar biasa besar di punggung. Ketiganya mengenakan kostum yang ternyata dibawa langsung dari Jember dan dipakai di Jember Fashion Carnaval. Sayangnya saya tidak sempat melihat atraksi mereka di atas panggung karena anak-anak masih betah di arena anak.

image

image

Tak seberapa lama suara audio dari panggung menggelegar sehingga mau tak mau membuat pengunjung tertarik untuk melihat ada apa di atas panggung. Saya mengajak kedua anak saya untuk melihat apa yang terjadi. Rupanya ada beberapa acara yang akan berlangsung. Dimulai dengan munculnya para dancer yang berseluncur di panggung menggunakan haver board. Kemudian para dancer lainnya keluar dan berdansa sesuai karakter-karakter mobil yang diproduksi oleh Daihatsu. Salah satunya adalah Sigra. Para dancer ini memberikan performa yang sangat menghibur.

image

image

image

image

image

image

image

image

image

image

Acara selanjutnya diisi oleh final Lomba Robotica. Ada beberapa tim yang harus bersaing untuk menjadi juara pertama. Mereka saling beradu ketangkasan robot buatan masing-masing tim di atas panggung yang juga ditampilkan di layar besar.

image

image

image

Acara terakhir mungkin menjadi salah satu acara yang ditunggu dalam rangkaian acara yang digelar di panggung Daihatsu hari itu. Penampilan dari Dodit, salah seorang komika, bersama Julio dan Budi Doremi. Ketiganya cukup menghibur di atas panggung. Joke receh milik Dodit mampu membuat pengunjung tertawa.

image

image

image

Ketiganya juga meluncurkan Youtube Series dari Daihatsu. Sekaligus berperan di dalamnya. Lalu Budi Doremi menutup rangkaian launching dengan membawakan lagu hitsnya, Do Re Mi. Suaranya empuk.

image

Tak hanya menggelar pertunjukan on stage. Booth Daihatsu menyediakan permainan interaktif di non stage. Ada lima permainan interaktif seperti Daihatsu Hidden Words, Eco Energy, Friendship Keychain, Sigra Spot The Differences, dan Dance Sahabat, dengan beragam hadiah yang menarik. Hadiah-hadiah tersebut bisa diperoleh setelah mengumpulkan poin dari permainan.

Sungguh akhir pekan yang menyenangkan. Walau lelah karena lokasi yang besar dan luas, tapi puas. Sesuai dengan tagline Daihatsu, #DaihatsuSahabatku. Karena hanya sahabat yang bisa memberikan Funtastic Experience.

image

Monday, August 15, 2016

Daftar Drakor Terbaru Bulan September 2016



Sebulan berlalu sejak daku posting list drakor terbaru buat bulan Agustus. Sayangnya masih ada aja yang nanya, drakor buat bulan Agustus nanti apa ya? Padahal udah sering daku post link-nya di Twitter. Hiks, sedih.

Tapi untungnya daku kagak kapok, daku rela kok nyari drakor terbaru tiap bulannya demi update-an info bagi para pencinta drakor.

Nah, apa aja drakor terbaru di bulan September? Here are the list:

1. Fantastic



Profile

Drama: Fantastic
Revised romanization: Pantaseutik
Hangul: 판타스틱
Director: Jo Nam-Kook
Writer: Lee Sung-Eun
Network: JTBC
Episodes:
Release Date: September 2, 2016 --Runtime: Fridays & Saturdays 20:30
Language: Korean

Plot

Story depicts the romance between So-Hye (Kim Hyun-Joo) and Hae-Sung (Joo Sang-Wook). So-Hye is a popular TV drama series writer, but she has only 6 months left to live. Hae-Sung is a poplar actor, but he is not good at acting.

Cast

Kim Hyun-Joo - Lee So Hye
Joo Sang-Wook - Ryoo Hae Sung
Park Si-Yeon - Baek Sul
Ji Soo - Kim Sang Wook
Kim Tae-Hoon - Hong Jong Gi

2. Drinking Solo 




 Profile

Drama: Drinking Solo
Revised romanization:Honsoolnamnyeo
Hangul: 혼술남녀
Director: Choi Kyoo-Sik
Writer: Myung Soo-Hyun
Network: tvN
Episodes:
Release Date: September 5, 2016 --
Runtime: Mondays & Tuesdays 23:00
Language: Korean
Country: South Korea

Plot

Background of the drama is set around a private institute for people preparing for their civil service examinations in Noryangjin, Seoul, South Korea.

Story depicts people drinking alcohol alone for different reasons and the romance between Jung-Suk (Ha Seok-Jin) and Shin-Ib (Park Ha-Sun). Jung-Suk is an arrogant, but popular instructor and Shin-Ib is a rookie instructor. She struggles to survive in the private institute world.

Cast

Ha Seok-Jin - Jin Jung-Suk
Park Ha-Sun - Park Ha-Na
Hwang Woo Seul Hye - Hwang Jin-Yi
Gong Myung - Gong-Myung
Key - Kim Ki-Bum
Kim Dong-Young - Dong-Young
Min Jin-Woong - Min Jin-Woong
Kim Won-Hae - Kim Won-Hae
Jung Chae-Yeon - Chae-Yeon
Minho - (cameo)
Kim Hee-Won - (cameo)
Ha Yeon-Soo - (cameo)


3. On The Way to The Airport




Profile

Drama: On the Way to the Airport
Revised romanization: Gonghang Ganeun Gil
Hangul: 공항 가는 길
Director: Kim Cheol-Kyu
Writer: Lee Sook-Yun
Network: KBS2
Episodes:
Release Date: September 14, 2016
Runtime: Weds. & Thurs. 22:00
Language: Korean
Country: South Korea

Plot

Choi Soo-A (Kim Ha-Neul) works as an assistant purser at an airline. She has been working there for 12 years. Her husband is a pilot and they have a 12-years-old daughter. Choi Soo-A thinks she is content with her life, but she meets Seo Do-Woo (Lee Sang-Yoon). Her life changes. Seo Do-Woo works as a part-time instructor in architecture. He has a bright and warm heart. He is married and they have a daughter, but a shocking incident occurs. Due to this, he becomes confused and Choi Soo-A comes into his life.

Cast

Kim Ha-Neul - Choi Soo-A
Lee Sang-Yoon - Seo Do-Woo
Shin Sung-Rok - Park Jin-Suk
Choi Yeo-Jin - Song Mi-Jin
Jang Hee-Jin - Kim Hye-Won
Kim Hwan-Hee - Park Hyo-Eun
Son Jong-Hak - Min Suk-Hyun
Choi Song-Hyun - Han Ji-Eun

4. Shopping King Louie




Profile

Drama: Shopping King Louie
Revised romanization: Shopingwang Looi
Hangul: 쇼핑왕 루이
Director: Lee Sang-Yeob
Writer: Oh Ji-Young
Network: MBC
Episodes: 16
Release Date: September 21, 2016 --
Runtime: Wednesdays & Thursdays 22:00
Language: Korean
Country: South Korea

Plot

A romance takes place between Kang Ji-Sung aka Louie and Ko Bok-Sil. Louie is from a rich family, but he has lost his memory. Ko Bok-Sil is a woman with a heart like an angel. Louie learns about true love after meeting Ko Bok-Sil.

Cast

Seo In-Guk - Louie
Nam Ji-Hyun - Ko Bok-Sil
Yoon Sang-Hyun - Cha Joong-Won
Im Se-Mi - Baek Ma-Ri


5. The K2




Profile

Drama: The K2
Revised romanization: Deo Keitu
Hangul: 더 케이투
Director: Kwak Jung-Hwan
Writer: Jang Hyeok-Rin
Network: tvN
Episodes:
Release Date: September 23, 2016 --
Runtime: Fri & Sat 20:30
Language: Korean
Country: South Korea

Plot

Kim Je-Ha (Ji Chang-Wook) is former solider for hire. He is also called K2. He is hired as a bodyguard by Choi Yoo-Jin (Song Yoon-A). Choi Yoo-Jin is the wife of a presidential candidate (Cho Seong-Ha) and the daughter from a chaebol family. Meanwhile, Ko An-Na (Yoona) is the secret daughter of the presidential hopeful. She is also a recluse.

Cast

Ji Chang-Wook - Kim Je-Ha
Song Yoon-A - Choi Yoo-Jin
Yoona - Ko An-Na
Lee Jung-Jin - Choi Sung-Won
Cho Seong-Ha - Jang Se-Joon
Kim Kap-Soo - Park Gwan-Soo
Son Tae-Young - An-Na's mother

6. Woman with a Suitcase 



Profile

Drama: Woman with a Suitcase (literal title)
Revised romanization: Kaerieoreul Ggeuneun Yeoja
Hangul: 캐리어를 끄는 여자
Director: Kwon Seok-Jang
Writer: Kwon Eum-Mi
Network: MBC
Episodes: -
Release Date: September 26, 2016 --Runtime: Mondays & Tuesdays 22:00
Language: Korean
Country: South Korea

Plot

Cha Geum-Joo works as a manager at an attorney’s office. She does great work, she gets arrested for violating the attorneys-at-law act. Her career seems like it is over. She goes through more hardships, but Cha Geum-Joo becomes a great attorney.

Cast

Choi Ji-Woo - Cha Geum-Joo
Joo Jin-Mo - Ham Bok-Geo
Jeon Hye-Bin - Park Hye-Joo
Lee Joon - Ma Suk-Woo
Jang Hyun-Sung - Lee Dong-Soo
Jin Kyung - Goo Ji-Hyun
Park Byung-Eun - Pro Kang
Min Sung-Wook - Prosecutor Choi
Choi Won-Hong - mysterious homeless boy


Duh, drakor bulan September juga bakal ngabisin kuota banget. Kayaknya semua mesti ditonton. Buat pencinta drakor macem daku yang kadang fakir kuota ini sungguhlah sebuah cobaan yang berat.

Tapi di antara semua drakor di atas, yang paling daku tunggu tentu saja The K2. Ji Chang Wook berhasil mencuri hati daku di Healer, jadilah mesti nonton Wookie di The K2 yang karakternya rada similiar sama Healer.

Jangan lupa buat terus pantengin blog ini ya. Atau twit daku di @naztaaa, rutin kok bahas kdrama sama kpop. Ehe he...

Tuesday, August 9, 2016

Pulau Pantara dan Ceritanya

Beberapa bulan lalu ada lomba blog dengan tema #ExoticVacation. Tentu saja gue langsung nulis karena hadiahnya amatlah menggiurkan, jalan-jalan ke Lombok untuk dua orang. Artinya bakal ngeliat pantai.

Yihaaaa...

Tapi saat gue nulis cerita buat #ExoticVacation gue turunin ekspektasi gue soal menang. Ya gimana gak, gue ikutan lomba blog itu udah dari zaman kapan tapi gak pernah menang.  Mana salah satu ketentuannya mesti banyak-banyakan like & share. Gue nge-share link di medsos aja yang pada nge-like malah postingan gue, bukan like ceritanya. Manalah bisa menang kalo cem tuh! Untungnya teman-teman di Grup Anonoh banyak ngasih sumbangsih jempol buat mencet like. Makasih banyak ya, Gaes. *tinju lengan*

(((Grup Anonoh)))

Yoi, nama grup gue emang nganu banget. Tapi gak perlu dibahas karena emang isinya bukan orang-orang penting. #dikick

Balik ke soal lomba #ExoticVacation. Pas pengumuman pemenang gue sama sekali gak nyadar kalo udah diumumin, tahunya malah dari mensyen teman di Twitter. Reaksi gue...

YAWLAAAA... AKHIRNYA DAKU MENANG. :') *nangis berlian*

Tentu saja sebagai anak medsos sejati pas tahu menang ya diumbar dong ke medsos, gak Twitter, gak Path, gak Facebook. Pamer itu perlu, makanya diciptakanlah media sosial. Gimana dong, gue baru kali ini menang lomba ngeblog. Bukan pemenang pertama, sih. Gue jadi pemenang hiburan yang hadiahnya ke pulau. Tapi itu udah bersyukur banget. Yaiyalah... dapat liburan gratis ke pulau yang artinya bisa ngeliat pantai. 

Pengumuman pemenang sih udah dari bulan Mei, tapi jalan-jalannya baru bisa dilaksanakan tanggal 30-31 Juli kemarin karena ada penundaan. Salah satu peserta yang masih mahasiswa mesti ikut ujian dulu. Padahal di pengumuman, seminggu setelah pengumuman pemenangnya bakal diberangkatkan. Walau telat 2 bulan dari jadwal, gue sih asik-asik aja. Namanya dapat liburan gratis mah, mau kapan aja sih hayuk.

Pas tiba harinya, gue pergi dengan membawa sedikit beban. Soalnya gue emak-emak beranak dua yang belum sekalipun ninggalin dua krucil buat bermalam. Kalopun ninggalin karena urusan urgent, itu cuma untuk beberapa jam aja. Tadinya gue berharap jadwal kepergian gue gak tabrakan sama jadwal suami keluar kota. Puji Tuhan suami gak ke mana-mana, tapi ternyata kantornya ngadain gathering juga pada tanggal yang sama. Mana mesti nginep pula. Yawla... nasib jahara amat sih. Gue hampir aja batalin kepergian ke pulau ini karena anak gue entar sama siapa? Gue rela ngalah demi anak, tapi suami gue nyari jalan keluar.

Setelah drama yang cukup intens sehari sebelum keberangkatan gue ke pulau, akhirnya gue bisa pergi. Sembari ngasih wejangan ini itu ke anak gue. Untung berdua ngerti.

Dari Marina Pier 22 akhirnya gue dan tiga pemenang lainnya berangkat ke pulau tujuan. Pulau Pantara namanya, salah satu pulau di Kepulauan Seribu. Ini kali pertama gue ke Kepulauan Seribu. Sebelum pergi sih udah browsing dulu soal ini pulau, dan seneng karena keliatannya keren.

Gue pikir para pemenang bakal pergi bareng Tim Vitalis, ternyata kami malah dilepas begitu aja berempat. Lah? Robin yang mewakili sponsor, yang jadi seksi sibuk mengatur jadwal para pemenang lomba cuma nemenin kita-kita check in kapal. Begitu kami naik, Robin langsung pulang. *pukpuk*


image

Perjalanan ke Pulau Pantara memakan waktu dua jam. Berangkat jam 8.30 tiba pukul 10.30. Udah lama gak naik kapal bikin kepala gue sedikit pusing dan mual. Makanya sekali gue keluar nyari angin. Tapi malah nambah pusing karena ombak gede bikin kapal jalannya oleng.

image

Rasa pusing karena cuma sarapan mie goreng dan nyemil snack aja terobati ketika kapal mulai menambatkan diri ke dermaga Pulau Pantara.


image

image

Begitu gue dan pemenang Vitalis lainnya turun beserta para tamu yang kebanyakan turis asing, kami langsung disambut dengan welcome drink dan nyanyian selamat datang. Para pegawai di pulau yang kebanyakan masih muda ini berdiri di aula lobi sambil membawakan salah satu lagu daerah. Gue lupa lagunya apa. Ehe he...

image

image

Salah seorang pegawai pulau mengantarkan kami ke cottage. Karena ada empat pemenang, maka kami mendapat dua cottage yang twin share.  Kamarnya luas dan nyaman. Kamar mandinya apalagi.

image

image

image

Pukul 12.00 siang, kami berempat kembali lagi ke lobi untuk makan siang. Namun ternyata kalo mau makan mesti ke dining room, seorang pegawai mengantar kami ke sana. Di sini makanan disajikan secara prasmanan, eat all you want. Saking kalap karena lapar gue ambil banyak banget. Eh, ujungnya gak abis. Duh, maaf ya dekadek di Afrika yang kelaparan. Tak ada maksud...

image

Setelah makan siang, gue memilih kembali ke kamar buat mandi. Kena udara laut pastinya bikin badan cepat gerah dan lengket. Gue sempat mampir ke toko souvenir yang satu ruangan dengan lobi, niatnya mau beli celana pendek karena gue lupa masukin celana buat berenang. Sayangnya yang dijual celananya khusus untuk laki-laki, jadinya gue beli mini dress. Harganya terjangkau, cuma 40rb dan bahannya bagus. Yang bikin syok ya sendal jepit biasa yang harganya 30rb.


image

Teman sekamar gue, namanya Shasa, baru selesai ganti baju ke pakaian diving pas gue sampe di kamar. Dia cerita kalo dia emang doyan diving, tapi dia cuma bawa pakaian sama perlengkapan snorkeling aja. Tadinya gue pengin ikutan Shasa, Pungky dan Meta buat main air. Tapi karena gak ada celana renang, jadinya gue milih istirahat sebentar di kamar usai mandi.

Pukul 15.00 gue bangun dan mencoba mencari ketiga teman gue. Udah gue Whatsapp gak ada yang nyaut. Akhirnya gue memilih nyewa sepeda buat ngiterin pulau. Harganya Rp 36.300 untuk satu jam. Gue sempat nanya ke penjaga sewaan, kok nanggung amat, sih? Katanya dari dulu udah begitu.

Muter-muter naik sepeda pake terusan itu ribet juga. Kalo gak ngontrol bisa keliatan celdam. Untung sebagian besar pengunjung memilih menghabiskan waktu di laut bikin pulau itu terasa sunyi. Gue sempat muter ke bagian belakang pulau. Selain ada cottage yang mirip dengan cottage yang gue tinggali, ada juga dermaga tapi udah terbengkalai. Lalu juga sebuah rumah kosong yang rusak di beberapa bagiannya. Sunyi. Sepi. Duh...

Pada sebuah belokan menuju arah cottage yang gue tempati, sepeda gue berhetiin. Niatnya mau selfie gitu, tapi mendadak kuduk meremang karena dari arah belakang terdengar suara rumput diinjak padahal gak ada siapa-siapa. Udah deh gue langsung cabut. Pas gue balikin sepeda, ketiga teman gue baru selesai snorkeling. Mereka mau mandi dulu sebelum nanti ikutan sunset cruise.


image


image

Pukul 16.00 gue duduk sendiri di lobi, ada afternoon tea. Ketiga teman gue udah gue Whatsapp, hanya saja karena sinyal yang kadang ngilang, Whatsapp gue baru masuk pas udah di kapal buat ikutan sunset cruise. Snorkeling dan sunset cruise ini udah termasuk di harga paket kalo datang ke pulau. Selain itu bisa main kano juga.

Gue kira, sunset cruise itu naik kapal kayu kecil sambil menikmati matahari terbenam. Ternyata kami naik kapal yang sama yang membawa kami ke pulau. Hampir semua tamu ikutan semua. Dan mendadak gue merasa salah kostum karena duduk di dek atas kapal yang anginnya kenceng banget. Pulang-pulang mesti kerokan, nih.

image

image

image

Setelah sunset cruise, gue dan tiga teman lainnya langsung melipir ke dining room karena udah hampir jam makan malam. Suasana malam terasa lebih cozy karena lampu-lampu penerangan yang tak begitu benderang. Gue sendiri lebih menikmati menu makan malam ketimbang makan siang. Hanya satu yang kurang, sambal. Untuk jenis masakan yang gak pedes sama sekali di lidah gue, cenderung manis. Mereka gak menyediakan sambal ulekan gitu. Adanya sambal botolan yang tentu aja menurut gue gak klop kalo dimakan pake lauk. Mungkin mereka menyesuaikan dengan lidah para tamu yang kebanyakan turis mancanegara yang gak terbiasa sama makanan pedas.

Usai makan malam, gue dan yang lainnya kembali ke kamar. Meta yang tinggal di kamar sebelah ngajak kita tidur bareng aja. Tapi Shasa nolak. Ya buat apa dikasih dua cottage kalo tidurnya di satu cottage aja? Lagian mana bisa goler-goler bahagia kalo harus berbagi tempat tidur. Tapi kemudian gue rada nyesel kenapa gak iyain aja ide Meta. Pasalnya, tidur berdua di kamar yang gede, suasana baru, dan sepi. Ingat... SEPI. Gue jadi rada parno. Belum lagi pikiran gue masih terbeban sama kedua anak yang ditinggal di rumah saudara dan suami yang masih di acara gathering. Padahal gue bukan tipe penakut dan gak masalah kalo harus tidur sendiri di kamar yang gelap. Shasa udah pelor. Sedangkan gue masih mencoba mencari kantuk dengan membaca buku yang gue bawa. Sembari nungguin batere ponsel gue terisi penuh karena mau ngecek keberadaan suami dan anak-anak.

Sesekali gue nengok ke bagian atas kepala gue yang adalah gorden tebal. Suara debur ombak dan angin yang kencang jadi backsound yang indah asal gak parnoan. Mungkin karena belakangan gue nonton serial yang kadang rada thriller, jadinya kebayang adegan yang menyeramkan. Semisal, pada saat para tamu lelap. Satu persatu mereka dibunuh. Keesokan harinya kamar-kamar sudah kosong dan bersih. Para pelayan siap menyambut tamu lainnya yang datang pada hari berikutnya. Hahahaha... Dijadiin cerita aja apa ya?

Belum lagi kalo ke kamar mandi yang atapnya kaca, jadinya bisa ngeliat pohon dan daun yang jatuh. Sayangnya itu terasa lebih bagus saat siang aja. Kalo malam, gue langsung ngebayangin ada yang nemplok di kaca tersebut sambil menggeram dengan mata nyalang. Mamaaaakkkk... Makanya setiap kali pipis gue gak mau nengok-nengok atas, langsung balik ke tempat tidur tanpa babibu.

Gue kebangun pukul satu dini hari. AC yang semula dingin mendadak gak kerasa. Tapi Shasa udah lelap. Gue nyoba nyalain ponsel yang baterenya udah penuh. Karena colokan di kamar cuma ada satu, gue sama Shasa mesti ganti-gantian nge-charge.

Pas gue telepon suami, ternyata dia udah di jalan pulang. Satu jam kemudian pas gue telepon lagi, ternyata si kakak yang angkat. Gue langsung ngerasa lega karena mereka udah sama papanya. Setelah itu baru deh gue bisa tidur lelap, bayangan soal pembunuh bayaran dan setan langsung hilang.

Pukul 5 pagi gue udah bangun, kebiasaan bangun dini hari sebagai seorang IRT yang harus nyiapin ini itu buat anak yang mau ke sekolah dan suami berangkat kerja bikin jam biologis gue udah keset dengan sendirinya. Tadinya udah mau buru-buru bangun, tapi gue langsung tersadar kalo lagi liburan. Artinya untuk sehari ini aja gue bisa bebas bangun siang. Gue nyoba nengok dari balik gorden kamar yang menuju ke laut, masih gelap. Semalam rencananya mau liat sunrise. Whatsapp dari Pungky ngajakin buat keluar, tapi gak diwaro. Barulah pukul 6.30 gue sama Shasa keluar kamar.

image

image

image

image

Pungky sama Meta ternyata beneran pergi liat sunrise. Gue sama Shasa jadinya jalan-jalan menuju dining room buat sarapan, sedangkan Pungky sama Meta milih buat balik ke kamar dulu. Karena sedang surut, sebuah pulau mini muncul tak jauh dari dermaga. Gue dan Shasa memilih pergi ke pulau kecil tersebut sebelum makan.

image

image

image

image



image

Pungky dan Meta belum juga muncul di dining room padahal waktu buat breakfast udah mo hampir selesai. Saat gue dan Shasa asyik menikmati hammock dan nyobain ayunan di bawah pohon, kedua perempuan yang doyan foto itu baru duduk untuk sarapan.

image

image

Kelar sarapan, mereka gabung dengan kami. Jadilah sesi buat foto-foto. Gue udah kayak fotografer pribadi mereka karena paling banyak motoin. Ya namanya liburan dan semua perempuan jadilah sesi foto-foto itu a must to do banget.

Jelang pukul 11 siang kami kembali ke kamar karena jam 1.30 harus udah kembali ke kapal. Rencananya, setelah makan siang kami akan langsung naik ke kapal biar dapat posisi tempat duduk yang enak. Pada saat datang kami duduknya terpisah dan gue ngerasa gak nyaman dengan tempat duduknya.

Saat kami datang untuk makan siang, rombongan jet ski terparkir di tepi pantai. Pada waktu kami sedang main kano, seorang pelayan ngabarin kalo bakal ada tamu yang datang dengan jet ski. Tamunya ternyata adalah pemilik pulau ini dan teman-temannya. Mereka sebelumnya menginap di pulau sebelahnya lagi, sebuah pulau pribadi. Gila ya orang kaya, buat makan siang aja mesti ke pulau. Ijk kapan bisa begindang? *gelendotan ke sugah daddy*


image Kumpulan jet ski milik sugah daddy[/caption]
image

Usai makan siang, kami pose dulu buat foto dengan produk yang kami bawa. Selama berada di pulau, baru saat itu kami pose berempat dengan produk.

image

Setelahnya barulah kami langsung naik ke kapal. Beruntung kami bisa dapat spot tempat duduk di bagian dalam kapal yang bisa untuk tiduran. Kapal berangkat on time. Dan pukul 15.30 kami akhirnya tiba di Pier 22 lagi setelah ngalamin perjalanan pulang yang cukup menegangkan dibandingkan saat pergi. Saat kaki menapak ke dermaga artinya liburan sudah usai dan kami kembali pada kenyataan yang kejam.

Oh iya, sekilas soal Pulau Pantara. Salah satu pulau yang ada di Kepulauan Seribu ini milik Grup Artha Graha. Menurut cerita salah seorang pelayan, pulau ini dijadikan resort sejak tahun 1989. Pada masanya, pulau ini ramai sekali. Setiap hari selalu ada tamu yang datang. Sekarang hari sibuk hanyalah pada akhir pekan. Itu pun dengan jumlah tamu minimal 30 orang saja.

Kalo ada yang kepengin liburan ke Pulau Pantara ini list paket harganya.

image

image

Information & Reservation :
Kantor Pemasaran Kepulauan Seribu
Jl. Lodan Timur No. 7
Taman Impian Jaya Ancol
Tel. (62-21) 4060 6080, 640 9510, 0888 0833 3447
E-mail: marketing@pantaraisland.com
Website: www.pantaraisland.com

Semoga kalo semesta baik lagi sama gue, Pulau Pantara bukan satu-satunya tujuan gratisan yang gue dapat. Dan semoga bukan cuma gue sendiri tapi bisa bareng keluarga kecil gue. Ada amin saudara-saudara sekalian?

AMIIIIINNNN!