Friday, March 2, 2018

Di Balik Logo dan Slogan Baru So Good


Beberapa waktu lalu sempat viral masalah gizi buruk di Asmat, Papua. Asmat menjadi salah satu contoh kejadian luar biasa sampai-sampai membuat miris siapa saja yang melihat.

Sebenarnya gizi buruk bukan hanya terjadi di Asmat saja melainkan di berbagai wilayah di Indonesia. Ini adalah masalah menahun yang tak kunjung selesai. Setiap tahun ada peningkatan proporsi di daerah-daerah yang warganya mengalami gizi buruk.

Pemerintah tentu saja sudah mengambil langkah-langkah pencegahan, dari menurunkan tenaga kesehatan sampai melakukan pencegahan, pengobatan, dan pemberiam makanan tambahan. Apakah ini cukup dan mampu mengurangi masalah? Tentu saja tidak.

Bagi gue pribadi, ini masalah sistematik yang sedikit ribet. Butuh usaha dan kerja keras serta kesadaran dari masyarakat jika ingin terbebas dari masalah besar ini.

Pemenuhan gizi ini memang bukan semua-semua harus ditujukan kepada pemerintah. Apa yang sudah terjadi seharusnya bisa membuat banyak pihak sadar. Gue sendiri masih harus membenahi peer dalam rumah tangga sendiri. Masih terus bertanya, apakah gue termasuk seorang ibu yang sudah memenuhi kebutuhan gizi pada piring keluarga gue atau belum? 

Karena keluarga tentu saja menjadi garda pertama untuk memulai langkah ini. Apa yang disediakan dan dimakan di atas meja makan suatu keluarga adalah penentunya.

Kemudian muncul pihak-pihak lain yang belakangan mulai peduli juga dengan masalah gizi di Indonesia ini. Karena jika hanya pemerintah dan keluarga yang bersinergi belumlah cukup.

Salah satunya adalah produsen frozen food yang sudah sangat terkenal di Indonesia, yaitu So Good. Pada tanggal 27 Februari kemarin, mengutip pernyataan Soegiono selaku Head of Marketing and New Business Development dari PT So Good Food, "So Good selalu ingin memberikan yang terbaik khususnya dalam memberikan solusi protein berkualitas untuk membangun dan memenuhi gizi bangsa."


Pernyataan ini tentu saja dibarengi dengan program-program yang ikut disosialisasikan kepada masyarakat, yaitu imbauan hidup sehat dengan gizi seimbang berkualitas. Untuk menjalankan visi misi ini, So Good bekerja sama dengan Japfa Foundation yang memiliki fokus mengangkat pentingnya nutrisi bangsa dengan menjalankan program-program Peningkatan Gizi dan Kesehatan Dasar.

Hadir pula pada kesempatan kemarin Andi Prasetyo selaku Head of Japfa Foundation dan Maria Harfanti sebagai Duta Gizi Japfa Foundation. Mereka sama-sama mendorong agar generasi muda mau untuk menjalani pola hidup sehat dengan mengonsumsi gizi seimbang setiap hari.


Tentu saja ketika membahas masalah gizi tanpa pakarnya, ilmu yang didapat menjadi tidak valid. Karena itu ikut hadir pakar gizi Prof Hardiansyah MS PhD yang menjabat sebagai Ketua Umum PERGIZI Pangan Indonesia. Prof Hardiansyah menjelaskan banyak hal perihal pentingnya protein hewani untuk organ tubuh, apa saja manfaat protein, sampai tips pemilihan produk mengandung protein yang baik.

So Good sendiri sebagai produsen frozen food berkomitmen menghadirkan produk-produk yang mengandung protein hewani baik dan berkualitas yang praktis dan lezat. Kemarin selain pembahasan gizi di Indonesia, So Good sekaligus meluncurkan logo dan slogan baru.

Logo lama So Good berbentuk kotak degan sentuhan biru tua dan hijau yang berubah menjadi logo baru tanpa perubahan sama sekali. Logo lama dipertajam dengan lingkaran warna emas. Kemudian antara lingkaran emas dan logo kotak So Good terdapat latar berwarna hijau. Lingkaran emas berarti trust sedangkan latar hijau bermakna fresh and natural.

So Good selalu ingin menjaga kualitas dan kepercayaan konsumen serta ingin memberikan pembaharuan yang segar dan dinamis untuk setiap inovasi. Pada setiap kemasan So Good yang baru mulai ada product story atau cerita produk yang menjelaskan manfaat produk bagi keluarga di Indonesia.

Selain logo, slogan So Good diubah dari So Good is Very Good menjadi Lebih Baik So Good. Slogan ini diharapkan mampu mencerminkan kebaikan dan kelezatan protein hewani dari setiap produk So Good.

So Good telah memproduksi beragam produk praktis siap saji sejak tahun 2000. Ada 2 varian, So Good Siap Olah dan So Good Siap Masak.

Untuk produk So Good Siap Olah yaitu ayam potong, sudah menggunakan teknologi IQF (Individual Quick Frozen) yaitu proses pembekuan dalam waktu 45 menit pada suhu -35°C sehingga mengunci 4 kualitas; segar, gizi, rasa, dan bersih. Karena itu jangan takut dengan produk So Good Siap Olah karena kesegarannya terjamin.

Pada produk So Good Siap Masak, semua telah melewati proses pemasakan pada suhu 170°C selama tidak kurang dari 3 menit yang langsung dibekukan cepat untuk menjamin kesegaran, kelezatan, dan nutrisi daging olahan.

Gue dan keluarga termasuk pemakan setia produk So Good, karena selain rasa gue mencari kualitas yang baik. Dari pihak So Good menyatakan kalau seluruh produk So Good dibuat dari daging pilihan yang tanpa suntik hormon, bebas formalin, dan tanpa bahan pengawet. Produknya diolah secara higienis dengan proses pengolahan modern dan pengawasan mutu yang ketat. Maria Harfanti sebagai Duta Gizi turut mengiyakan perihal ini karena dia sendiri sudah berkunjung ke pabrik So Good yang ada di Cikupa, Banten.

Mari sama-sama memerangi gizi buruk yang sudah menjadi masalah menahun di negara kita yang tercinta ini. Mari mulai memberikan nutrisi yang baik dan gizi seimbang di piring anggota keluarga kita masing-masing. Mari bangun negeri dimulai dari diri sendiri.


3 comments:

  1. aku juga pakai so good , banyak produknya dan enak

    ReplyDelete
  2. Masalah gizi buruk ini memang kompleks banget, dan kita, sebagai masyarakat yang punya akses mudah ke makanan sehat, mesti jadi pihak terakhir yang kena masalah ini. Sepakat, mulai dari diri sendiri dan orang-orang terdekat.

    ReplyDelete
  3. Masalah gizi seimbang, anakku susah makan buah dan sayur, termasuk jika dijadikan jus. Ada saran, Mih?

    ReplyDelete