Saturday, August 31, 2019

Trastuzumab Emtansine; Harapan bagi Penderita Kanker Payudara





Saya tidak pernah mengenal ibu mertua saya. Jauh sebelum saya menikah dengan anaknya, dia sudah lama meninggal.

Penyakit ganas merenggut hidupnya.

Kanker payudara tepatnya.

Saya menjadi bertanya-tanya; kenapa manusia bisa terkena kanker?

Ibu mertua saya misalnya. Karena jika alasannya pola hidup, dia adalah wanita pekerja keras dengan gaya hidup yang sehat. Tidak pernah merokok, minum alkohol, rajin jalan kaki, dan makan makanan olahan rumah buatannya sendiri. Di kampungnya, banyak yang tetap sehat sampai usia lanjut karena gaya hidup yang sama. Lalu kenapa ibu mertua saya malah terkena kanker?

Kanker payudara adalah jenis kanker paling umum didiagnosis pada perempuan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kanker payudara juga merupakan momok paling menakutkan karena jumlah dan kematiannya pada perempuan paling tinggi di Indonesia.

Mendapat diagnosa kanker payudara pasti lah menjadi beban bagi seorang pasien dan juga keluarganya, baik secara ekonomi, psikologis, yang menyebabkan terganggunya dinamika kehidupan keluarga.

Ketika ibu mertua saya harus menjalani hari-hari pengobatan selama 2 tahun, dinamika kehidupan dalam rumah tangganya ikut berantakan. Suami saya pernah berkisah betapa emosinya ikut terkuras selama 2 tahun itu. Keadaan dalam rumahnya ikut berubah. Segala hal yang selalu diurus ibunya pada akhirnya menjadi terbengkalai.

Dalam kasus kanker payudara, jika sel kanker hanya ditemukan di payudara dan dapat dioperasi, kanker tersebut tergolong stadium dini. Pasien dalam golongan stadium dini ini dapat bertahan hidup selama 5 tahun jika diobati dengan baik.

Di seluruh dunia, 1 dari 5 perempuan terdiagnosis kanker payudara jenis HER2-positif yang bersifat agresif. HER2 adalah suatu protein yang diproduksi gen tertentu dan memilki potensi untuk menyebabkan kanker jika terekspresi berlebihan di permukaan sel-sel.

Para pasien dengan HER2-positif sebelumnya diprediksikan memiliki harapan hidup rendah, tapi dalam 15 tahun terakhir dengan adanya perkembangan perawatan kanker payudara yang lebih maju, pasien kanker payudara HER2-positif dapat ditangani dengan kemoterapi, radioterapi dan terapi target yang menunjukkan hasil yang jauh lebih baik.

Roche mengumumkan trastuzumab emtansine, pengobatan inovatif terbaru untuk kanker payudara yang telah disetujui oleh BPOM. Obat ini untuk pasien kanker payudara tipe HER2-positif stadium lanjut atau metastatik yang telah menjalani pengobatan dengan trastuzumab dan kemoterapi menggunakan taxane.

Trastuzumab emtansine adalah antibody-drug conjugate yang merupakan obat tunggal yang mensinergikan dua perlawanan terhadap kanker, yaitu kemoterapi dan terapi target, dalam satu obat. Trastuzumab emtansine bekerja dengan cara mengikat reseptor HER2 di permukaan sel kanker dan memblokir sinyal HER2 yang menjadi penyebab pertumbuhan sel kanker dengan cepat.

Di acara Roche kemarin hadir para pembicara yaitu Dr. dr. Andhika Rachman, SpPD-KHOM dan Dr. dr. Cosphiadi Irawan, SpPD-KHOM.



Kedua narsum berharap dengan ditemukannya trastuzumab emtansine ini, mampu memberikan meningkatkan hasil pengobatan pasien juga mengurangi beban hidup keluarga pasien.

Saya tahu, ada banyak sekali pasien kanker khususnya kanker payudara yang sedang berjuang saat ini. Satu hal yang harus mereka terus pegang adalah harapan. Jangan pernah menyerah.

Ibu mertua saya memilih menyerah saat itu. Dia memilih menyerah pada penyakitnya. Kesakitan dan beban emosi membuatnya terpuruk dan memilih tidak ingin melanjutkan lagi perjuangan.

Jika kalian punya keluarga yang menderita kanker, jangan pernah menyerah dengan dirinya. Setidaknya sama-sama berjuang sampai pada titik semua sudah tidak bisa diperjuangkan lagi.

Ingat, harapan itu selalu ada. Semua ada waktunya.   

No comments:

Post a Comment