Selama ini saya pikir saya tidak mempunyai alergi sampai ketika saya membersihkan rumah dan bersin tanpa henti seharian. Saya pikir juga ini hal umum karena semua orang nggak suka debu. Nyatanya saat saya punya anak, anak pertama saya selalu bersin-bersin setiap kali dia bangun tidur.
Oke, ini alergi.
Oke, alergi ternyata diturunkan.
Setiap tahunnya penderita alergi itu meningkat. Dari data WHO, penduduk dunia yang mengalami alergi berkisar 30-40%. Sebagian besar menderita alergi makanan, sekitar 550 juta orang dari total populasi penduduk di dunia. Rata-rata pemicu alergi adalah susu sapi, telur, dan seafood. Jika tidak diatasi alergi bisa meningkatkan risiko penyakit degeneratif, seperti obesitas, hipertensi dan sakit jantung, khususnya bagi anak-anak.
Apa Itu Alergi?
Alergi adalah disfungsi terhadap sistem kekebalan tubuh, baik itu dari faktor genetik maupun lingkungan, dapat menyebabkan reaksi dan berbagai efek yang berpengaruh negatif jangka panjang, tidak hanya bagi anak tapi juga bagi orang tua.
Pekan Alergi Dunia
Pekan Alergi Dunia akan diadakan pada tanggal 28 Juni – 4 Juli 2020. Tujuannya untuk memberitahukan kepada dunia bahwa perlu ada kepedulian tentang masalah alergi.
Sebagai wujud dukungan terhadap Pekan Alergi Dunia Danone Specialized Nutrition menyebarkan edukasi tentang pentingnya deteksi dini risiko alergi pada anak dan metode pengelolaan nutrisi yang tepat untuk pencegahan alergi pada anak.
Salah satunya wujud dengan sosialisasi dan edukasi tentang alergi yaitu acara webinar yang diselenggarakan Danone pada Kamis, 25 Juni 2020. Pada seminar Bicara Gizi, para narasumber yaitu Arif Mujahidin, Corporate Communication DirectorDanone Indonesia, Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr. SpA(k), M.Kes, Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Putu Andani, M.Psi, Psikolog dari TigaGenerasi, dan Chacha Thaib, ibu yang memiliki anak dengan alergi.
Menurut Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr. SpA(k), M.Kes, anak dengan alergi dapat mengalami keterlambatan pertumbuhan apabila terlambat diagnosa dan penanganan kurang optimal. Bahkan bisa diturunkan ke generasi berikutnya. Sehingga alergi penting untuk dideteksi dan dicegah sejak dini dengan menelusuri riwayat alergi keluarga dan pemberian nutrisi yang tepat untuk mendukung sistem imun yang lebih baik.
ASI (Air Susu Ibu) digabung dengan nutrisi lengkap dan seimbang akan mendukung perkembangan system imun anak. Nutrisi kombinasi prebiotik dan probiotik (SINBIOTIK) merupakan salah satu nutrisi yang dapat mendudkung sistem imun anak dalam menurunkan risiko alergi.
Dampak dari alergi di anak bisa berefek ke keluarga dan lingkungan sekitar. Dampak alergi ini di anak juga ngaruhnya ke kesehatan, gangguan tumbuh kembang, sampai psikologis bahkan masalah ekonomi.
Menurut Putu Andani, M.Psi, Psikolog dari TigaGenerasi. Dari hasil penelitian anak dengan alergi dapat mengalami gangguan seperti gangguan konsentrasi, gangguan data ingat, hiperaktif, kesulitan bicara, dan ada juga yang mudah lemas. Orang tua juga dapat mengalami masalah kecemasan berlebihan hingga depresi. Untuk itu, jika terjadi reaksi alergi pada anak sebaiknya orang tua jangan cepat panik. Diusahakan si kecil tetap tenang dan segera lakukan tindakan penyebab alergi langsung ke ahlinya.
Dampak alergi ke masalah ekonomi adalah keluarga harus menanggung biaya pengobatan dan biaya tidak langsung seperti biaya transportasi, pemotongan gaji karena sering ijin atau malah sering absen bekerja, dan sebagainya. Misalnya Chacha Thaib, ibu dengan anak alergi. Dia mendapatkan beban ekonomi yang cukup besar karena masalah tersebut. Selain itu si anak jadi pilih-pilih makanan karena takut.
Orang tua yang memiliki riwayat alergi ada baiknya mulai melakukan pencegahan secara dini. Salah satu cara praktis tinggal akses Allergy Risk Screener by Nutriclub yang beralamat di sini.Toolsini mampu membantu mendeteksi risiko alergi ke anak-anak dan membantu pemberian edukasi mengenai pencegahan alergi sejak dini. Hayuk dicoba bapak ibu.
Karena penting sekali mendeteksi alergi si kecil sejak dini.
No comments:
Post a Comment