Awal Desember sebuah tempat kopi ternama membuka gerai pertama yang mempekerjakan barista tuli. Kejadian ini menjadi viral di Twitter. Saat saya baca-baca replies dari postingan tersebut, ternyata sudah ada beberapa restoran dan kedai kopi yang mempekerjakan penyandang disabilitas. Bahkan beberapa gerai membagikan sign language dan aplikasi untuk membantu pelanggan saat berinteraksi.
Saya pikir selama ini masih sedikit perusahaan atau tempat kerja yang mau mempekerjakan OYPMK dan penyandang disabilitas, ternyata sudah cukup banyak.
Pada tanggal 28 Desember 2022 Ruang Publik KBR bekerja sama dengan NLR Indonesia, mengangkat tema Praktik Baik Ketenagakerjaan Inklusif: Mengantar Mimpi OYPMK dan Disabilitas. Acara ini dipandu oleh Rizal Wijaya bersama narasumber Abdul Mujib, Ketua Forum Komunikasi Disabilitas Cirebon dan Antony Ginting, Recruitment & Selection Manager HO Alfamart.
Di berbagai daerah penyandang kusta dan disabilitas dianggap sebagai bagian dari kelompok rentan, mereka seringkali berada dalam kondisi ekonomi yang buruk dan tidak memiliki akses mata pencaharian yang layak. Berbagai bentuk stigma tetap dialami walau sudah menjalani pengobatan dan sembuh dari kusta. Tetap saja mereka masih mendapat diskriminasi, salah satunya kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Pada hakikatnya OYPMK dan disabilitas memiliki hak yang setara dengan orang lain, meski begitu tetap terjadi diskriminasi karena mereka dianggap tidak mandiri. Demi mencapai kemandirian OYPMK dan penyandang disabilitas melakukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan ketrampilan sosial.
Adanya UU No. 8 tahun 2016 membuat beberapa penyandang disabilitas bisa bekerja di perusahaan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena mereka harus beradaptasi dengan lingkungan kerja. Bertemu orang baru tentu saja bukanlah hal yang mudah. Apalagi dengan adanya diskriminasi tentu dapat menghambat proses penyesuaian diri.
Apa itu Forum Komunikasi Disabilitas Cirebon?
FKDC adalah sebuah perkumpulan atau wadah untuk berpartisipasi kemampuan, ketrampilan atau pengetahuan antar sesama difabel atau OYPMK. Selain itu sebagai sarana informasi kegiatan sehingga terjadi interaksi untuk saling memotivasi dengan tujuan meningkatkan dan mengentaskan masalah yang dihadapi OYPMK dan penyandang disabilitas.
FKDC awal berdiri di bulan April 2007, beranggotakan awal sebanyak 285 orang. Terdiri dari penyandang disabilitas sebanyak 235 orang dan OYPMK sebanyak 50 orang yang semuanya tinggal di Cirebon.
Visi dan misi FKDC tidak muluk-muluk. Visinya tidak ingin terjadi diskriminasi dan adanya pemenuhan hak dan akses bagi OYPMK dan difabel. Misinya menciptakan kesetaraan dan kemandirian pada kelompok OYPMK dan difabel.
Dalam FKDC sudah ada aksi nyata yang dilakukan, untuk masalah ketenagakerjaan FKDC mendorong OYPMK dan difabel bekerja di Alfamart sebanyak 21 orang. Ada dua orang OYPMK diangkat menjadi PNS, salah satunya guru SMK dan satunya lagi guru di SLB. Dua orang menjadi karyawan LNR, dan dua orang lagi bekerja di PT Semen Tiga Roda.
Praktik baik ini tentu saja tidak mudah. Stigma sosial yang melekat ke OYPMK dan penyandang disabilitas terkadang menjadi batu sandungan. Untuk itu FKDC mengadakan konseling rekan sebaya dan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait isu-isu OYPMK dan penyandang disabilitas, FKDC mengadakan penyuluhan terkait hak-hak penyandang disabilitas dan cara pandang masyarakat terhadap OYPMK dan penyandang disabilitas.
Sejak kapan Alfamart menginisiasi ketenagakerjaan inklusif, apa yang mendorong hal tersebut?
Alfamart memulai rekrutment untuk mempekerjakan OYPMK dan penyandang disabilitas di tahun 2016. Tantangannya bukan hanya menunaikan kewajiban tapi merefleksikan diri sebagai perusahaan dan meninjau dari visi misi dan value perusahaan. Tagline Alfamart adalah dimiliki oleh masyarakat luas. Ketika menyatakan masyarakat luas ini artinya tidak memandang siapa, agama, suku dan dari koalisi apa pun. Ternyata di dalamnya dari perusahaan ini dibangun sudah mendorong menjadi perusahaan inklusif.
Kualifikasi disesuaikan dengan lokasi kerja, di office, medpost dan store. Dari tiga lokasi OYPMK dan penyandang disabilitas didorong untuk memiliki kemampuan mobilitas secara mandiri, karena cakupan wilayah cukup luas. Lalu didorong dari sisi soft skill, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik. Di perusahaan disediakan learning centre bisa membantu OYPMK dan penyandang disabilitas untuk beradaptasi di lingkungan perusahaan.
Tahapan tes untuk calon karyawan OYPMK dan penyandang disabilitas, tidak dibedakan dengan orang lain. Secara prosesnya dari melamar, seleksi administrasi dan berkas, psikotest, dan interview semua dilakukan sama. Yang disesuaikan adalah metodenya, semisal menggunakan alat bantu.
Semoga dengan mulai banyaknya perusahaan atau tempat kerja yang mempekerjakan OYPMK dan penyandang disabilitas, semakin terbantu pula mereka untuk bisa bertahan hidup secara mandiri. Yang penting jangan pernah takut mencoba dan berani untuk menunjukkan kemampuan.
No comments:
Post a Comment