Wednesday, April 5, 2023

The Smile: Ke Dokter Gigi Ternyata Tidak Semenakutkan Itu

Saya nggak suka tersenyum dengan memamerkan gigi. Selain karena gigi saya beberapa tidak rapi, ada juga yang harus dicabut sehingga akan kelihatan bolongnya kalau senyum. Tidak estetik. Jatuhnya malah jadi insecure


Saya pikir tadinya karena pola makan semasa kecil yang doyan sekali dengan manisan. Semakin saya dewasa, saya semakin rajin memperhatikan kebersihan gigi saya. Dengan rajin menyikat gigi atau memakai pembersih mulut misalnya. Tapi saya cukup jarang ke dokter gigi apalagi untuk memeriksa gigi setiap 6 bulan sekali seperti anjuran pada umumnya. Perginya hanya ketika area mulut dirasa bermasalah. 

Beberapa faktor penyebab gigi saya keropos selain genetik juga karena kehamilan. Saya baru tahu semasa hamil dulu akibat perubahan hormon berpengaruh pada kesehatan gigi. Gigi saya jadi mudah berlubang. 

Saya sudah 2x menambal gigi geraham saya yang berlubang di beberapa tahun belakang. Di salah satu rumah sakit. Lalu pergi lagi untuk menambal gigi geraham lainnya karena tambalan sementaranya sudah rusak. Tadinya dokter menyarankan saya untuk terapi saraf gigi. Tapi saya abaikan. Akhirnya ketika tambalan sementara terkikis saya gigi geraham saya menjadi lubang menganga. Ini cukup tersiksa karena setiap kali makan pasti ada sisa makanan yang nyangkut di sana. 

Di hari Jumat, 31 Maret 2023, pergilah saya ke salah satu klinik gigi di BSD. Setelah sebelumnya bikin appointment di sana. Jarak dari rumah saya ke klinik tersebut hanya sekitar 5km kalau pakai ojek online. Tapi karena stasiun di dekat rumah jalanannya masih dalam perbaikan, sementara dibangun flyover, jadilah saya memilih naik KRL. Dari stasiun Cisauk turun di Rawabuntu. Dari Rawabuntu saya naik ojol, hanya berjarak 15 menit saya sudah sampai di lokasi. 

Nama kliniknya The Smile, klinik gigi spesialis orthodontic and dental aesthetic. Terletak tak jauh dari Pasar Modern BSD. Bagi yang sering main ke pasar ini pasti pernah melewati area ruko-ruko tempat klinik ini berada. 

Janji temu saya pukul 15.00, saya sudah sampai di sana sepuluh menit sebelum waktunya. Pas masuk saya disambut beberapa petugas yang ada di registration. Salah satu petugas meminta saya untuk mengganti sepatu dengan sendal yang sudah disediakan klinik. Mungkin biar lebih bersih saat masuk ke ruang perawatan dokter nantinya. Saya lalu dimintai KTP untuk mengkonfirmasi data. Lalu saya disuruh mengisi formulir persetujuan tindakan dokter. Kelar mengisi, saya dipakaikan APD dibantu oleh petugas. Walau pandemi sudah melandai jauh karena ini urusannya langsung dengan area mulut, APD itu masih wajib agar sesuai prokes. 

Nggak butuh waktu lama, saya langsung diantar ke ruangan dokter yang ada di belakang registration room. Di dalam saya disambut dokter gigi dan dua asistennya. 

Jujur saya suka nervous tiap kali ke dokter gigi, bukan karena saya pernah mengalami kejadian buruk. Hanya saya saja yang insecure dengan gigi saya yang tidak tapi. Saya takut di-judge dokter ketika melihat isi mulut saya. Yang saya yakin bersih dan tidak bau mulut tapi tetap saja khawatir. Dokter giginya justru nggak begitu. Bayangan yang terbentuk di kepala saya hanya bentuk ketakutan tak beralasan. 

Sebelum memulai perawatan saya diminta berkumur dengan cairan pembersih mulut dulu, lalu rebahan di kursi. Dokternya menyapa dengan ramah. Bertanya apa saja keluhan saya. Usai saya menjelaskan, dokternya meminta saya membuka mulut. Dengan telaten dan lembut dia memeriksa bagian dalam mulut saya. Menjelaskan kalau saya memiliki beberapa karang gigi dan gigi berlubang saya sudah cukup parah. 

Dokter memberikan opsi tindakan untuk hari itu. Mengingat ternyata gigi berlubang saya sebenarnya sudah tidak bisa diselamatkan, melakukan terapi saraf gigi pun sudah percuma karena makhkota gigi saya sudah sangat rusak. Pilihan yang saya punya hanya tambal sementara dan ketika gigi geraham saya semakin hancur tandanya sudah harus dicabut. 

Proses pencabutan gigi geraham memang agak riskan karena bentuknya yang cukup besar. Jadi saya disarankan untuk mempersiapkan mental. Biar nggak kaget aja karena prosesnya cukup rumit. 

Saya memilih untuk menambal sementara saja gigi saya itu. Mental saya belum siap untuk segera dicabut saat itu. Karena di otak saya terbentuk, datang hanya untuk tambal gigi saja. Hahaha. 

Pengerjaan untuk menambal gigi saya ternyata cepat sekali. Nggak sampai 10 menit. Kelar itu saya diminta berkumur lagi dengan cairan antiseptik. Dokternya kembali menjelaskan agar saya tidak mengenai daerah tambalan dengan lidah, biasanya tiap ada sesuatu yang baru di mulut lidah suka spontan mengarah ke sana. Hasil tambalan saya akan mengeras satu jam kemudian. Saya baru diperbolehkan makan saat sudah mengeras. 

Dokter juga menyarankan saya rutin mengonsumsi vitamin D agar membantu menperkuat tulang dan gigi. Mengingat gigi saya mudah rapuh. Proses menambal gigi saya berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan. Saya izin pamit, dibantu lepas APD dulu baru keluar. 

Saya yang tadinya nggak begitu suka datang ke dokter gigi rasanya nyaman sekali ada di The Smile. Efek petugas dan perlakuan dokternya kali ya. Kalau diperlakukan dengan baik, dijelaskan secara rinci, pelayanannya oke, kayaknya pasien-pasien akan betah untuk rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi. 

Pulangnya saya kembali ke naik ojol, turun di Rawabuntu lalu ke Cisauk. Gampang dan praktis di tengah hari yang cukup menyengat hari itu. 

Ah iya, kalau kalian lagi nyari-nyari rekomendasi klinik gigi dengan pelayanan yang baik. Bisa datang ke The Smile ini. Alamatnya di Ruko Golden Madrid 2, Jl. Letnan Sutopo No.05, Mekar Jaya, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten. Kalian bisa reservasi untuk appointment di nomor WhatsApp 087712000300 atau cek langsung ke Instagram klinik di @thesmile.dental


Dokter giginya pasti masuk dokter ortodonti BSD yang terbaik. Kalian bisa membayar secara tunai, CC/debit bahkan bisa pakai asuransi. Ada beberapa asuransi yang bekerja sama dengan The Smile: 

1. Owlexa healthcare

2. BNI Life Insurance

3. Medika Plaza

4. Halodoc

5. Admedika

6. Fullerton

Tinggal pilih mana yang ada di asuransi kalian. 

Coba cerita apa aja pengalaman kalian ke dokter gigi? 


1 comment: