Wednesday, January 2, 2019

Bergerak atau Kalah

Yang menyenangkan dari Twitter adalah banyaknya twit nyeleneh yang bertebaran di linimasa sehingga membuat para follower galau, mewek, ngakak atau memancing untuk ikutan curhat massal. 

Misalnya twit dari Shassy ini:




Gue tadinya udah kepancing mau jawab tapi pas baca reply eh ada yang mengutarakan isi hati:


Dulu waktu zaman sekolah gue kepengin banget punya Baby G. Gue sudah mewek mewek manja sampai ngambek seharian biar bisa dibeliin jam ini. Akhirnya ortu gue ngalah. Nggak tahan juga mereka  melihat anak perempuan manjanya pundung. Maka dibelilah jam tangan idaman gue ini.

Tapi yang versi kw sejuta.

Yang belinya di dalam pasar tradisional bersama dengan berbagai jam tangan kw lainnya.

Mau marah tapi cuma bisa pasrah. Jadinya ya hepi aja karena akhirnya bisa punya juga jam tangan Baby G versi bajakan.

Lagian masa itu: “Bajakan, apa itu?”

Lalu ketika gue semakin beranjak dewasa, Baby G tetap nggak kebeli. Sudah mampu beli tapi gue malah memilih membeli jam tangan model lain dari Casio. Gue ngerasa udah nggak cocok pakai Baby G. Pertama karena umur, kedua karena muka. Kayaknya tampang gue nggak cocok sama jam tangan model imut lucu gitu.

Tapi gue salah juga sih terlalu underestimate jam tangan ini. Brand yang sudah genap 35 tahun ini justru punya banyak rangkaian jam tangan yang penuh dengan inovasi dan pastinya cocok bagi semua kalangan. Bahkan bagi gue yang mengklaim sebagai muka tua. Tetap cocok.

Sebagai brand yang sudah malang melintang selama tiga dekade, inovasi G-SHOCK diupayakan untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Gebrakan terbarunya adalah rangkaian jam tangan tangguh dengan usia baterai yang bertahan minimal dua tahun, dilengkapi penghitung langkah dan kalori. Jam tangan yang dieruntukkan bagi mereka yang suka dengan gaya hidup sehat, tapi tetap fashionable, dan menginginkan hidup yang lebih mudah.

Seri sport watch ini diperkenalkan kepada masyarakat dengan sebutan G-SQUAD. Tagline yang diusung juga sesuai dengan fungsi dari jam tangan ini, yaitu; Move or Lose. Ada GBA-800, GBD-800, dan BSA-B100.


Beberapa waktu lalu gue diundang hadir di acara talkshow ’Move or Lose’ bersama puluhan blogger dan media. Yang bikin gue excited salah satu bintang tamunya adalah Nadira Diva. Gue menjadi follower Instagram-nya sudah cukup lama. Diva demen workout menjadi alasan gue mengikuti akunnya.



Selama dua tahun ke belakang gue memang lagi aktif olahraga juga. Kalau Diva sering nge-post latihan workout di rumah, gue memilih latihan di gym. Kalau Diva menghitung kalori bersama G-SQUAD, gue baru bisa menakar lewat aplikasi di hp.

Selain Diva, hadir juga Kemal Mochtar, penyiar dan presenter ini cukup bikin pangling. Gue dulu sering lihat dia wara wiri di layar kaca. Masih gendut. Trus beberapa waktu lalu kaget lihat di Twitter ketika ada yang meretweet perubahan Kemal. Drastis. Dalam setahun ternyata dia berhasil menurunkan berat badan sampai 55kg. Luar biasa. Pengin langsung standing ovation sama orang-orang yang benar-benar konsisten dalam melakukan perubahan terutama komitmen sama diri sendiri kayak Kemal ini. karena tidak semua orang bisa mengalahkan kemalasan diri sendiri, yekan.

Sama seperti Diva, Kemal juga menggunakan G-SQUAD. Digunakan untuk memantau jumlah langkah, bisa juga menghitung berapa banyak kalori yang sudah dibakar seharian. Lebih pas lagi karena bisa digabung dengan aplikasi G-SHOCK Connected. Karena menurut Kemal, yang paling menantang adalah bagaimana tetap mempertahankan berat badan dan kesehatan.

Bagi Kemal dan Diva, G-SQUAD ini tangguh. Selain tahan air juga tahan benturan. Cocok bagi orang clumsy kayak Diva dan gue. Hahaha.


Gue?

Bukannya situ tyda punya jam G-SHOCK, mb?

Oh, ini bagian menariknya...

Saat mengikuti talkshow ini kebetulan ada games-nya. Para blogger dan media yang hadir ditantang untuk lari 150m di treadmill yang sudah disediakan. Bagi yang tercepat akan mendapatkan jam tangan G-SQUAD masing-masing dari kategori  cowok dan cewek.

Gue tentu saja ikutan. Bahkan dengan songongnya didorong teman sehingga menjadi peserta pertama. Yang berakhir dengan durasi 1 menit 17 detik. Doh!

Ya monmaap, sebagai disclaimer, walau gue rutin ngegym tapi cardio is not my thingy. I do cardio tapi tidak intens, hanya sepedaan atau jogging manja di sekitar perumahan. Karena fokus gue buat membangun otot di beberapa area yang gue mau. FYI, terlalu banyak kardio bisa mengganggu pertumbuhan glutes. Makanya gue menghindari kardio yang berlebih.

Oke lanjut...

Cukup banyak teman-teman blogger dan media yang tertantang buat ikutan. Gue tentu saja agak kecewa dengan hasil pencapaian gue. Tapi, saat gue nanya ke mbak-mbak yang jadi penghitung waktu peserta ternyata siapa aja boleh ikut berapa kali sebanyak yang dia mampu. Ahem. Semacam kode kalau gue harus coba lagi. Malu sama fisik yang demen olahraga tapi kalah saat diadu lari di treadmill. Hello...

Percobaan kedua, waktu gue cukup baik tapi masih kalah sama yang tercepat. Ternyata dari kategori cewek yang paling cepat itu 60 detik. Sedangkan di percobaan kedua waktu tercepat gue hanya 1 menit 4 detik.

My ego hurts.

Ouch!

Last attempt.

Kalau nggak bisa pecahin rekor, okay gue nyerah deh.

“59 detik!” seru mbak mbak penghitung waktu. Gue hanya bisa senyum. Kalau ada yang di bawah durasi itu oke gue nggak mau nyoba lagi. I’m done!

Saat sesi talkshow selesai, akhirnya diumumkan siapa pemenang untuk games yang barusan. Pertama dari kategori cowok, kemudian cewek. Yak, nama gue yang disebut. Gue langsung maju dengan wajah semringah. 

tiga kali lari di treadmill baru bisa dapat ini

Bagi gue ini sebuah pencapaian. Gue bisa membuktikan kalau saat mencoba sesuatu jangan pernah pantang menyerah. Gue seolah mengejewantahkan tagline dari G-SQUAD: Move or Lose

Kamu terus bergerak atau kalah.

    

   


  

No comments:

Post a Comment