Tuesday, January 1, 2019

Pesona Batik dari Cirebon

Menutup tahun 2018 bencana seolah tidak kasih kendor di negeri kita yang tercinta ini. Belum habis duka bagi korban tsunami di Selat Sunda dan Lampung, tanggal 30 Desember kemarin angin puting beliung menerjang di Desa Pangurugan Kulon Kecamatan Pangurugan Kabupaten Cirebon. Angin menyapu ratusan rumah warga dan menelan korban jiwa.

Sedih banget sih mendengar kabar-kabar tersebut saat banyak yang berharap bisa menikmati akhir tahun dengan membawa kenangan yang baik tentang 2018. Sayangnya tidak semua bisa merasakan hal tersebut. Gue sendiri hanya  bisa berharap memasuki 2019 ini, alam bisa sedikit tenang.

Ngomong-ngomong tentang Cirebon, gue punya sedikit pengalaman di sana. Suatu waktu gue ikut bersama suami yang ditugaskan ke salah satu perusahaan semen di Palimanan. Karena tujuannya bukan untuk liburan jadi tidak banyak lokasi yang bisa dikunjungi. Kami melewati Simpang Palimanan dan mampir ke Alun-alun Kejaksan. Hari mulai malam saat kami tiba. Deretan kedai makanan dan minuman mulai ramai. Kelap-kelip lampu menambah semarak suasana malam di alun-alun.

Tepat di sebelah alun-alun ada Masjid Raya At Taqwa yang konon adalah masjid terbesar di Cirebon.  Sayangnya kami tidak sempat mampir ke sana karena hari sudah semakin larut.

Kami memilih menginap di jantung kota Cirebon. Jaraknya memang sedikit jauh dari lokasi kerjaan suami, tapi strategis buat gue untuk melancong. Ya kan rugi udah ikut jauh-jauh tapi nggak menikmati kota yang dikunjungi. Hotel yang kami pilih aksesnya dekat dengan area kuliner, Batik Trusmi, Goa Sunyaragi dan tempat menarik lainnya. Lagipula estimasi kami berada di Cirebon hanya 1-2 hari saja tergantung cepat tidaknya pekerjaan suami.

Paginya, setelah suami berangkat. Gue langsung siap-siap untuk  mengeksplor lokasi wisata di sekitar hotel. Destinasi pertama adalah Pesona Batik. Menempati gedung tua peninggalan Belanda tahun 1920 pada bekas gedung Pegadaian membuat Pesona Batik menjadi lebih menonjol dibanding batik-batik lainnya. Konsep heritage betul-betul ditonjolkan sehingga menjadi warna dan daya tarik baru bagi para pencinta batik. Apalagi letaknya di Jalan Syekh Datul Kahfi No.1 Weru Lor Kabupaten Cirebon yang dapat diakses langsung dari jalur Pantura.



Pesona Batik selalu mengedepankan kualitas makanya pas gue sampai ada banyak yang sedang berbelanja dan rata-rata semua adalah penikmat kain batik. Pesona Batik diharapkan bisa menjadi kebanggaan di Jawa Barat. Setiap daerah memiliki motif batik tersendiri yang sudah ada ciri khasnya masing-masing. Di Cirebon sendiri dikenal dengan motif megamendung yang memiliki nilai dan filosofinya sendiri. Motif batik ini bahkan didaftarkan di UNESCO agar mendapatkan pengakuan sebagai salah satu warisan dunia.

Ketenaran dari motif megamendung sudah dikenal luas sampai ke luar negeri. Bahkan pernah dijadikan kover buku batik terbitan luar negeri karya seorang yang berkebangsaan Belanda. Kekhasannya tidak hanya pada motif berupa gambar awan dengan warna-warna yang tegas tapi juga nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalam motif tersebut. Dengan adanya Pesona Batik, diharapkan batik Cirebon tidak kalah pamor dengan batik-batik dari daerah lain, misalnya Pekalongan atau Jogjakarta.


Gue belanja sampai hampir sore. Ya maklum, namanya buibuk kalau belanja memang suka lupa waktu. Tahu-tahu suami nelepon kalau kerjaannya sudah selesai dan dia sebentar lagi akan balik ke hotel. Dia memang hanya datang untuk inspeksi saja jadi pekerjaan bisa selesai lebih cepat dari estimasi.

Waktu gue di Cirebon memang cukup singkat. Tapi sangat berkesan. Kapan-kapan kalau ada waktu mau main ke sana dan eksplor lebih banyak lagi lokasi yang belum pernah didatangi. Di 2019 ini mungkin. We'll see.
    


No comments:

Post a Comment