Kira-kira sebulan yang lalu bapak gembala di gereja gue mengalami kecelakaan kecil yang berdampak cukup besar. Tadinya dia dan istrinya sedang mengunjungi keluarga mereka yang lokasinya berada tak jauh dari rumah. Apesnya saat dia hendak memeriksa bagian samping mobil yang dia parkir, sebuah pagar besi yang diletakkan begitu saja di dinding samping rumah tetangga jatuh menimpanya. Pagar besi itu seketika mengenai kakinya yang mengakibatkan tulangnya patah.
Gue sempat dikirimi foto pasca kejadian dan bergidik saat melihat tampilan tulang berwarna putih mencuat dari kakinya. Melihat aja bikin gue bergidik horor apalagi yang merasakan secara langsung, ya.
Tapi ujian yang dialami bapak gembala gue ternyata gak berakhir sampai di situ. Sebelum operasi, dia harus menjalani serangkaian tes. Dari hasil yang keluar ketahuan kalo gula darah bapak gembala tinggi. Jadinya operasi harus ditangguhkan sementara sampai gula darahnya normal.
Pasca operasi bapak gembala gue harus selalu berada di tempat tidur dan menggunakan kursi roda jika harus check up rutin di rumah sakit. Setiap hari juga harus suntik insulin untuk mengontrol gula darahnya.
Seram juga ya saat tahu kalo kita menderita suatu penyakit justru di saat tertimpa suatu musibah.
Kata Ibu Menkes, Nila F. Moeloek saat menghadiri Simposium Hari Diabetes Sedunia pada hari Rabu tanggal 29 November kemarin, diabetes adalah induk dari segala penyakit tidak menular. Aduh, kok ngeri sih.
Epidemi dari dari diabetes dari tahun ke tahun meningkat. Di tahun 2017 ini berkisar 10,3 juta penderita diabetes di Indonesia. Masyarakat diminta waspada karena diabetes menjadi penyakit yang menyebabkan kematian nomor 3 di Indonesia setelah stroke dan jantung dan nomor 9 di dunia.
Ibu Nila juga mengingatkan masyarakat agar sering beraktivitas fisik mulai dari dini dan jangan lupa mengonsumsi buah dan sayur secara rutin. Karena pada hakekatnya Indonesia adalah negara tropis yang subur dan kaya akan beragam buah-buahan dan sayuran.
Pada kenyataannya, 2/3 dari orang Indonesia tidak tahu kalo dirinya sakit. 75% penderita diabetes saja tidak menyadari soal penyakitnya. Salah satunya adalah bapak gembala gue.
Tapi yang menjadi tantangan di Indonesia adalah kurangnya pengetahuan, tenaga medis, dan masih sedikit yang mendapat perawatan memadai. Mungkin dengan alasan seperti ini banyak yang malas memeriksakan dirinya.
Kemenkes RI sendiri telah menggalakkan program rutin POSBINDU PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular) di berbagai daerah. Hal ini bertujuan untuk mencegah risiko PTM (Penyakit Tidak Menular) seperti diabetes.
Selain POSBINDU ada beberapa program kesehatan lain yang diadakan oleh Kemenkes RI, seperti GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), PANDU (Pelayanan Terpadu), dan CERDIK. Tujuannya adalah mengajak masyarakat untuk lebih aware dengan kesehatan diri sendiri sejak dini.
CERDIK adalah singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang sehat, Istirahat cukup, Kelola stres. Cek kesehatan berkala dapat dilakukan di Puskesmas terdekat.
Dalam kesempatan kemarin, hadir pula Perdana Menteri Denmark, Lark Rasmussen. Ini menjadi kali pertama PM Denmark menginjakkan kaki ke negara kita ini.
Pemerintah Indonesia dan Denmark, serta pihak swasta dalam Hari Diabetes Sedunia ini berupaya melakukan kerjasama untuk mengendalikan diabetes.
Bayangkan saja setiap tahun berapa banyak rupiah yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengobati penyakit katastropik. Dalam setahun bisa sampe bermilyar-milyar. Padahal duit segitu mah kalo dialihkan untuk hal lain bisa lebih menyehatkan masyarakatnya.
Karena itu demi mewujudkan Program Indonesia Sehat, mari sedini mungkin mulai aware dengan diri sendiri dan keluarga masing-masing. Jangan hanya berharap terus sama pemerintah. Apalagi kan kalo sakit yang nanggung pasti diri sendiri bukan bareng-bareng. Makanya mari mencegah karena itu lebih baik daripada mengobati.
Dari pihak keluarga gue sendiri, diabetes bukanlah penyakit asing. Mama dari mama gue meninggal karena sakit diabetes yang dideritanya selama bertahun-tahun.
Karena gue tahu diabetes juga bisa menurun karena faktor turunan, sudah sejak 7 tahun lalu gue melakukan pola hidup sehat. Mulai dari tidak merokok (dasarnya suami dan gue bukan perokok), rajin berolahraga setiap hari, serta rutin mengonsumsi buah dan sayur. Sayangnya belum terbiasa untuk cek kesehatan secara berkala. Segera akan melakukan itu untuk ikut mewujudkan Program Indonesia Sehat.
Kalo kamu?
Aduh serem juga ya.. bener2 harus pola hidup dan pola makan yang sehat ya mumpung masih agak muda...
ReplyDeleteHidup sehat memang lebih baik ya mba daripada mengobati
ReplyDelete