Sebulan yang lalu laman Facebook gue penuh dengan kata “dicari
korban bencana gempa dan tsunami di Palu”. Seorang teman gue harus mencari ibu
mertua dan anak perempuannya yang dinyatakan hilang kontak usai gempa di Palu. Lokasi
mereka saat itu berada di Petobo. Daerah yang terkena dampak likuifaksi akibat
gempa 7,4SR tersebut. Teman gue yang lain juga ikut mencari beberapa orang
temannya yang menginap di salah satu hotel yang luluh lantak akibat gempa.
Seminggu pasca gempa dan tsunami di Palu, kisah orang-orang
yang dicari hanya berakhir dengan duka. Ibu mertua dan anak perempuan teman
baik gue tidak penah ditemukan sampai sekarang, diperkirakan mereka tertimbun
lumpur dari sekian ratus jiwa lainnya yang juga menjadi korban. Teman-teman
dari teman gue yang menginap di hotel malah ditemukan, hanya saja sudah
membujur kaku di antara puing-puing bangunan.
Sebulan pasca gempa dan tsunami di Palu, duka itu masih ada.
Bukan hanya bagi mereka yang ditinggalkan tapi juga masih tersisa bagi mereka
yang selamat. Rasa takut, khawatir dan trauma itu masih membekas.
Sebulan pasca gempa dan tsunami di Palu, banyak pihak yang
turun tangan untuk membantu memulihkan Palu; baik itu dari pemerintah, swasta mau
pun pribadi. Badan-badan usaha milik negara turut berperan aktif. BUMN
bahu-membahu memberikan bantuan ke daerah-daerah yang terkena dampak bencana di
Palu.
dok: jadimandiri.org |
Bahan bakar minyak, pemasokan listrik, pemulihan jaringan
telekomunikasi, bantuan angkutan, sampai bantuan berupa terpal, tenda, alas
tidur, dan bahan pokok semua diberikan oleh BUMN yang dikirimkan secara
bertahap.
Bank Mandiri sebagai bank pelat merah ikut turun langsung ke
Sibalaya Selatan, Kabupaten Sigi, salah satu daerah yang terkena dampak gempa.
Sigi menjadi salah satu kawasan yang sempat terisolir akibat
gempa bumi. Penyaluran bantuan ke daerah tersebut menjadi lebih sulit
dibandingkan kawasan lainnya yang juga terkena dampak bencana.
Di wilayah Sibalaya, Bank Mandiri telah membangun 100 unit
kawasan hunian sementara yang dirancang tahan gempa. Terdapat juga MCK sebanyak
20 unit yang dilengkapi dengan tempat cuci dan wudhu. Dibangun juga aula
serbaguna untuk warga dengan bahan dasar pohon kelapa sebagai simbol kearifan
lokal.
Untuk membantu normalisasi proses belajar mengajar, Bank
Mandiri juga membangun sekolah dengan 7 ruang kelas. Dibangun pula hunian
sementara untuk para guru di dekat sekolah.
dok: jadimandiri.org |
dok: jadimandiri.org |
dok: jadimandiri.org |
dok: jadimandiri.org |
dok: jadimandiri.org |
No comments:
Post a Comment