Monday, October 21, 2019

Kisah Papandayan dan Cikuray


Pilih gunung atau pantai?

Pilihan ini jika ditanyakan bagi para traveler mungkin akan terasa sedikit sulit karena masing-masing punya keindahan dan tantangan tersendiri. Gunung memiliki pesona kuat bagi para pencinta alam yang suka tantangan, sementara pantai kesannya diperuntukkan bagi jiwa-jiwa yang ingin merileksasikan diri dari rutinitas harian.

GUNUNG PAPANDAYAN
Berbicara soal gunung, sekarang sudah cukup banyak gunung yang dijadikan taman wisata alam. Gunung Papandayan yang diapit di antara dua desa, Sirnajaya dan Kramatwangi, Kecamatan Cisupuran, Garut salah satunya. Gunung api strato ini merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Garut karena terbilang ramah bagi wisatawan, khususnya bagi mereka yang tidak terbiasa dengan aktivitas pendakian berat.

source: travel.kompas.com
Di dalam kawasan Gunung Papandayan terdapat beragam aktivitas yang bisa dilakukan pengunjung, mulai dari melihat sunrise, trekking, camping, mountain bike downhill, hingga berendam air panas. Pemandangan alam yang cantik menjadi daya tarik utama sehingga bisa menarik pengunjung datang berwisata ke gunung ini, sekaligus bisa mencoba beberapa aktivitasnya.

Gunung Papandayan memiliki titik tertinggi 2665 mdpl atau 1950 m di atas dataran Kota Garut. Gunung ini masih menunjukkan aktivitas normal dengan sejarah erupsi yang terjadi pada tahun 1772, 1923, 1942, dan 2002. Kawahnya masih aktif mengeluarkan gas belerang sampai sekarang. Ada tiga kawah di Gunung Papandayan yaitu, Kawah Mas, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk.   

Sejak tahun 2018 Gunung Papandayan yang tadinya adalah cagar alam diturunkan statusnya menjadi taman wisata alam. Penurunan status ini diharapkan mampu merestorasi ekosistem yang buruk dan bisa melegalkan kepentingan di luar keutamaan ekologi. Sehingga diharapkan pelaksanaan kegiatan pariwisata di Gunung Papandayan tidak boleh bertentangan dengan prinsip konservasi dan perlindungan alam.

Sebagai taman wisata alam, fungsinya adalah untuk melindungi sistem penyangga kehidupan di daerah sekitarnya. Selain itu diharapkan bisa menjadi tempat pendidikan alam dan juga pengembangan ilmu pengetahuan. Diharapkan masyarakat sekitar dapat memanfaatkan sumber daya hayati di kawasan gunung dengan pengelolaan secara lestari dan bijaksana.

Semenjak peralihan kepengelolaan dari pihak pemerintah ke swasta, perbaikan sarana dan fasilitas di Gunung Papandayan sebagai penunjang kegiatan wisata terus dilakukan. Sejak tahun 2016 dilakukan perbaikan aksesibilitas jalan demi kenyamanan pengunjung dalam berkendara. Tersedia MCK, parkiran, cottage, camping ground, sampai warung-warung yang dikelola masyarakat sekitar demi memenuhi kebutuhan pengunjung.

Urusan keamanan tersedia dari pos masuk, pos pendaftaran, sampai pos 7 hingga pos-pos yang ada di camping ground, sudah dilengkapi dengan petugas keamanan yang siap sedia membantu pengunjung jika dibutuhkan. Bahkan pengelola taman wisata alam juga menyediakan ambulance jika terjadi apa-apa.  

Mendaki ke Gunung Papandayan cocok bagi pendaki pemula. Taman wisata ini berbatasan dengan kawasan Cagar Alam Tegal Panjang dan Cagar Alam Tegal Alun. Yang harus diwaspadai dan tidak boleh diganggu adalah flora dan fauna yang ada di area taman wisata. Flora yang sering dijumpai di Gunung Papandayan cukup beragam, Suagi (Rhododendron retusum), Cantigi (Vaccinium varingiaefolium), Jamuju (Podocarpus imbricartus) yang dapat ditemukan di sepanjang jalur pendakian maupun camping ground. Sementara bunga abadi yang paling dicari, Edelweis (Anaphalis javanica) hanya bisa ditemukan di Cagar Alam Tegal Alun dan camping ground Pondok Saladah.  

Fauna yang biasanya terlihat dan cukup sering dijumpai biasanya burung kutilang, elang jawa, babi hutan, dan berbagai jenis serangga. Sementara hewan yang jarang ditemui pengunjung adalah trenggiling, musang luwak, macan kumbang, dan kijang. Para pengunjung harus berhati-hati dengan babi hutan yang bisa tiba-tiba muncul dan merusak kemah serta peralatan logistik yang dibawa.

Gunung Papandayan indah sebagai tujuan wisata tapi kisah-kisah gelap yang beredar tentang gunung tersebut mampu membuat kuduk merinding. Kisah-kisah yang beredar dari mulut ke mulut kemudian dipercaya sebagai suatu urban legend.

Beberapa kisah misteri yang ada di Gunung Papandayan:

1.      Munculnya Big Foot
Tahun 2006 kabarnya seorang pemilik perkebunan di lereng gunung mengklaim menemukan jejak tapak kaki raksasa misterius. Ketika ditemukan, jejak tapak kaki tersebut berasal dari lereng gunung mengarah ke kaki gunung. Kebenaran tentang cerita ini masih belum dipastikan sih. Tapi masyarakat sekitar menduga, jejak kaki tersebut adalah milik makhluk gaib penghuni gunung.

2.      Hutan Mati
Salah satu spot menarik di Gunung Papandayan adalah Hutan Mati. Disebut demikian karena dulunya ini adalah hutan sebelum akhirnya terbakar akibat erupsi gunung. Hutan Mati dulunya adalah hutan rimbun yang ditumbuhi banyak sekali pepohonan. Sekarang hanya berupa sisa-sisa pohon yang terbakar dan menghitam. Karena lokasi yang sebagian menghitam itu lah sehingga Hutan Mati terkesan angker.

3.      Memakan korban jiwa
Kecelakaan di gunung hingga menewaskan pengunjung itu sering terjadi di gunung mana saja. Papandayan termasuk yang sudah cukup sering memakan korban. Penyebabnya bisa bermacam-macam; bisa karena hipotermia, hilang saat mendaki, sampai jatuh dan meninggal. Itu memang risiko-risiko yang sering dijumpai ketika mendaki sebuah gunung.

4.      Larangan
Selalu ada pantangan ketika mendaki sebuah gunung. Tidak boleh berkata kasar, tidak boleh berlaku tidak sopan, tidak boleh minum minuman keras, dan lain sebagainya. Namun ada larangan yang unik di Gunung Papandayan, berkaitan dengan hujan dan angin. Konon saat ada angin kencang berembus ke arah pendaki, yang harus dilakukan adalah diam sejenak dan tidak melanjutkan perjalanan. Jika dilanggar maka hujan akan turun dengan deras.  

Dari hal-hal mistis yang terjadi di Gunung Papandayan, bijaknya memang sebagai pendatang yang berkunjung mengikuti segala aturan dan pantangan yang ada. Semua juga demi kebaikan bersama. Walau memang baiknya segala sesuatu harus di awali dengan doa agar selalu berada dalam lindungan Yang Maha Kuasa.   

GUNUNG CIKURAY    

Bagi mereka yang ingin menaikkan adrenalin mungkin akan memilih Gunung Cikuray sebagai destinasi tujuan mendaki di Garut alih-alih Gunung Papandayan. Jika di Gunung Papandayan jalur pendakiannya sudah tertata karena undakan-undakan dibuat menggunakan tatanan batu, jalur pendakian di Gunung Cikuray medannya masih curam dan terjal. Untuk mencari tempat istirahat saja butuh waktu dan kecerdikan. Begitu pula jika ingin mencari air.  

source: pesona.travel
Gunung Cikuray termasuk gunung bertipe stratovolcano atau gunung berapi komposit. Gunung berapi tinggi mengerucut yang terbentuk atas lava dan abu vulkanik. Gunung tipe ini secara khas curam di puncak tapi landai di kaki karena aliran lava yang membentuk gunung berapi ini banyak mengandung silika.

Gunung Cikuray adalah gunung keempat tertinggi di Jawa Barat setelah Gunung Ciremai,  Gunung Pangrango, dan Gunung Gede. Dengan ketinggian 2.821 mdpl. Terletak di perbatasan Kecamatan Bayongbong. Iklim di daerah Gunung Cikuray dan sekitarnya dikategorikan sebagai daerah beriklim tropis basah. Mungkin karena jenis iklimnya sehingga jalur pendakian di Gunung Cikuray termasuk licin. Yang perlu diwaspadai ketika mendaki ke Gunung Cikuray, tidak tersedianya mata air.

Untuk mencapai Gunung Cikuray, jika meeting point-nya dari Bandung atau Tasikmalaya maka bisa langsung menuju Terminal Guntur. Dari sana bisa diteruskan dengan menyewa mobil atau motor menuju desa dekat jalur pendakian. Ada tiga jalur untuk menuju Gunung Cikuray, bisa melewati Cilawu, Bayongbong, dan Kiara Jenggot. Namun yang paling banyak dilalui oleh pendaki adalah jalur stasiun pemancar TVRI atau jalur Cilawu. Jalur Bayongbong adalah jalur paling cepat menuju puncak, tapi merupakan jalur paling terjal.

Hamparan kebun teh milik PTPN Dayeuhmanggung menjadi pemandangan menarik ketika pendaki berjalan melalui jalur Cilawu ini. Dari kebun teh, pemandangan berubah menjadi ladang akar wangi yang kabarnya hasilnya diolah menjadi minyak atsiri kemudian diproduksi untuk dijadikan parfum dan diekspor ke luar negeri. Setelah ladang akar wangi, lanskap berubah menjadi padang ilalang. Dari padang ilalang tersebut, sekitar 2 jam dari situ sampailah di pintu hutan. Di sini biasanya para pendaki sering melakukan swafoto dan beristirahat sejenak. Pintu hutan menjadi langkah awal menuju medan selanjutnya. Setelah pintu hutan ada lembah yang diapit sebuah bukit.

Dalam jalur pendakian di Gunung Cikuray, ada 6 pos yang bisa dijadikan basecamp atau tempat beristirahat sementara para pendaki. Pos 1 bisa ditempuh dalam waktu sekitar 50 menit dari stasiun pemancar TVRI. Pos 2 pun memiliki jarak tempuh kurang lebih sama dengan dari Pos 1. Untuk mencapai Pos 3 dibutuhkan waktu sekurangnya 1,5 jam dari Pos 2. Ini dikarenakan medan menuju Pos 3 cukup curam dan kontur lanskapnya rapat. Sementara Pos 4 seringnya dijadikan basecamp umum karena lahannya lebih luas dari pada pos-pos lainnya. Pos 5 sendiri masih berupa hutan lebat dikelilingi pegunungan.

Untuk mendaki Gunung Cikuray disarankan pada musim pendakian, khususnya ketika sedang musim kemarau agar bisa melihat keindahan alam yang hakiki dari atas puncak. Gunung Papandayan bisa terlihat jelas beserta lautan awan yang indah sehingga seolah-olah sedang berada di negeri di atas awan. Tidak disarankan mendaki Gunung Cikuray saat musim hujan, karena semua gunung juga baiknya tidak didaki ketika cuaca sedang hujan atau tidak bersahabat demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi jika suhu cuaca turun, kabut bisa turun kapan saja.

Jika beruntung, ada beberapa hewan liar yang bisa ditemukan di Gunung Cikuray, misalnya monyet dan burung-burung tropis.

Gunung Cikuray ini bisa juga disebut sebagai obyek wisata karena sudah tersedia beberapa pelayanan dan fasilitas seperti di Gunung Papandayan. Ada area parkir kendaraan, mushola, kamar mandi/MCK, sampai penginapan. Pengunjung dari luar kota tidak perlu khawatir jika hendak menginap terlebih dahulu sebelum memulai pendakian.

Sama halnya dengan gunung-gunung lain yang mempunyai kisah masing-masing, Gunung Cikuray juga memiliki cerita mistis sendiri. Konon Gunung Cikuray adalah gerbang menuju Kerajaan Padjajaran. Di abad ke-17, lereng Gunung Cikuray menjadi tempat pemukiman bagi para pendeta dan menjadi pusat pembelajaran berbagai macam ilmu. Ada banyak naskah-naskah kuno dan obyek penelitian sejarah yang dihasilkan di gunung ini dan bisa ditemukan di Kabuyutan, Ciburuy Garut.

Gunung Cikuray juga menyimpan kisah zaman perang kemerdekaan tahun 1947-1949. Dalam catatan sejarah yang dikumpulkan dari Perpustakaan Pusat Dinas Sejarah (Disjarah) TNI-AD, kawasan kaki Gunung Cikuray menjadi salah satu area konflik Indonesia melawan Belanda. TNI bergerilya dari hutan sampai perkampungan. Dipercaya ada hal-hal klenik dipergunakan untuk mengalahkan tentara Belanda.

Salah satu kisah misteri yang terkenal di gunung ini adalah keberadaan hantu perempuan berpakaian putih di salah satu pos pendakian. Hantu ini kabarnya berwajah gelap dan sering menampakkan diri pada para pendaki Gunung Cikuray.  

Terlepas dari semua kisah Gunung Papandayan dan Gunung Cikuray, berikut beberapa hal yang wajib diperhatikan ketika ingin mendaki gunung:

1.      Fisik
Jangan memaksakan diri mendaki ketika tubuh sedang tidak fit. Ini bisa membahayakan diri sendiri dan juga orang lain.

2.      Waktu pendakian
Perhatikan kapan waktu yang tepat untuk mendaki. Tidak disarankan mendaki ketika sedang musim penghujan. Track menuju gunung bisa sangat licin, belum lagi bisa terjadi badai gunung.

3.      Perlengkapan peralatan
Pastikan semua peralatan pendakian sudah lengkap karena kegiatan mendaki gunung termasuk salah satu kegiatan ekstrim yang butuh kesiapan matang. Cek kembali perlengkapan pribadi sebelum jalan, semisal sleeping bag, sepatu gunung, jaket, sarung tangan, kupluk, sampai obat-obatan pribadi.

4.      Persiapkan logistik yang cukup
Urusan perut itu utama karena mendaki gunung memerlukan energi yang besar sehingga bisa menguras tenaga. Pastikan membawa makanan dan logistik yang cukup sesuai dengan hari perencanaan.

5.      Teman pendakian
Memilih teman mendaki juga penting, karena jika teman mendakinya sama-sama pemula ini hanya akan membahayakan diri. Pilih teman mendaki yang sudah berpengalaman.

6.      Taati aturan yang berlaku
Mendatangi suatu tempat yang baru baiknya selalu menaati aturan dan larangan yang berlaku demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

7.      Bawa kembali sampah
Jangan pernah meninggalkan jejak apa-apa selain jejak kaki. Bawa turun kembali sampah pribadi dan jangan pernah mengotori gunung.  

Jika kalian hendak berkunjung ke Garut, mungkin dua gunung ini bisa dijadikan destinasi tujuan. 




*) sumber tulisan:

No comments:

Post a Comment