Wednesday, October 30, 2019

Antara Selebgram dan Film 99 Nama Cinta


Menurut saya semua manusia itu terlahir baik. Hanya saja ada yang tumbuh besar menjadi manipulatif, arogan bahkan tidak punya hati. Kalau pada main Twitter mungkin tahu banget apa yang lagi rame sekarang ini. Salah satu selebgram yang dipuja-puji karena tindakan sosialnya beberapa waktu lalu, kemarin justru menjadi musuh satu Twitter. She’s falling from her grace so fast.

Selebgram tersebut dianggap terlalu arogan hanya untuk menutupi kasus plagiarisme yang dia lakukan di masa lalu, well guess what, sampai hari ini juga masih ternyata. Salah satu akun di Twitter baru saja nge-spill apa-apa saja postingan sang selebgram yang nyomot karya orang lain. Selebgram ini dianggap manipulatif karena membawa kejadian masa lalu dan mental health issue yang jelas nggak ada korelasinya.

Sengeri itu loh efek media sosial saat ini. Bisa menjadi terkenal hari ini karena lalu terjatuh dengan buruknya keesokan harinya.

Eh, ada loh film yang kisahnya mirip-mirip. Kebetulan beberapa waktu lalu saya mendapat kesempatan press screening film ini. Judulnya 99 Nama Cinta. Saya juga sebelumnya diundang ke launching poster dan trailernya, sih.


Di film 99 Nama Cinta juga ada kejadian serupa kayak si mbak selebgram. Karakter utamanya yang bernama Talia mengalami fase dipuja-puji kemudian dengan cepatnya jatuh akibat tindakannya sendiri. Terkenal sebagai produser sekaligus pembawa acara talkshow, Talia nggak ubahnya kayak akun gosip di Instagram, Lambe Turah. Gimana enggak ya, rahasia bintang tamu dijadiin konten tanpa consent. Diumbar tanpa persetujuan bintang tamunya. Jelas kalau bintang tamu yang aibnya diumbar merasa menjadi korban kemudian marah-marah bahkan menuntut Talia. Masih untung Talia nggak dipecat ya, hanya dipindahkan aja ke acara tv yang ratingnya jelek.

Kejadian tersebut menjadi titik balik bagi seorang Talia karena tanpa dia dia sadari, dengan dia dipindahkan ke acara tv yang kurang penontonnya. Talia justru jadi belajar banyak. Bahwa hidup tuh nggak semua tentang popularitas apalagi menjatuhkan orang lain. Kena kualat pula karena rekan satu timnya yang adalah bawahannya malah ngegantiin posisi dia sebagai pembawa acara talkshow tersebut. Diubah nama tapi format tetap sama, umbar aib bintang tamunya. Talia malah eneg sendiri lihat kelakuan temannya tersebut. *kasih kaca*

Bahas Talia, saya sampai lupa kalau premis dari film ini adalah cinta sepasang muda-mudi yang berbeda latar belakang. Satunya pekerja industri kreatif, satunya lagi ustaz di pesantren. Kalau Talia diperankan Acha Septriasa, ada Deva Mahenra yang memerankan Kiblat.

Di trailer sudah dilihatin sekilas kalau mereka berdua punya kenangan masa kecil bersama, artinya sahabat masa kecil. Ketemu lagi pas sudah dewasa dan jatuh cinta walau tadinya rada pasif agresif satu sama lain. Begitu ya cinta mula-mula, malu-malu tapi mau. Sok cuek tapi perhatian. Sok nggak kangen tapi baper. Ah, kangen masa muda. Hahaha.


Film 99 Nama Cinta ini sebuah film romansa religi. Memakai judul yang diambil dari Asmaul Husna atau nama-nama yang baik dan indah milik Allah. Bagi sebagian orang mungkin di film ini terasa kalau kisah religinya kurang. Bagi saya porsinya pas sih. Mengajarkan kisah agama tidak perlu dibikin terlalu serius. Romansa ringan antara dua orang saja cukup mengajarkan kalau suatu agama itu baik adanya. Manusianya aja yang enggak. Kebanyakan proses syuting juga diambil di Kediri. Cara sutradara mengangkat lokalitas di kota ini patut diacungi jempol. 

Selain Acha dan Deva, para pemain lainnya ada Adinda Thomas, Chiki Fawzi, Susah Sameh, Dzawin, Donny Damara, dan Ira Wibowo. Dzawin bagi saya cukup menjadi scene stealer karena celetukan spontannya di film ini.

Sudah nggak sabar kepengin nonton film ini? Tungguin ya, 14 November 2019 tayang serentak di seluruh bioskop kesayangan kalian.  
    
     

No comments:

Post a Comment